Chapter 36

192 29 27
                                    

Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya! ⭐ Vote di pencet. Tuh, ada di bawah!
*
*
*
*
*

Seungri membuka mata dari tidur panjangnya. Dia menatap langit-langit kamarnya yang putih, kepalanya menoleh ke arah kanan di mana tirai putih halus melambai pelan tertiup angin AC. Dia tidak tahu sudah berapa lama tidur dan bagaimana dia bisa berada di kamarnya. Seungri hanya ingat dia sedang berada di dapur hanya untuk minum. Lalu semuanya terasa gelap.

"Sudah bangun?"

Suara itu ... Seungri segera menoleh ke arah suara yang sangat dia kenal bahkan ingin dia hindari, meski tidak dipungkiri dia juga merindukannya selama hampir tiga bulan terakhir. Raut wajahnya berubah khawatir dan takut. Seungri terduduk di kasur setelah tahu siapa yang datang.

"Bagaimana ... kenapa kau ada di sini? Pergi!" Seungri mengusirnya.

"Aku tidak akan pergi kali ini. Aku akan membawamu bersamaku," balasnya.

Seungri menggeleng keras. Jelas dia menolak dengan apa yang dikatakan orang tersebut. Seungri tak mau. Dia semakin beringsut saat tangan itu menggapainya. Seungri menapik untuk disentuh.

"Pergi! Jangan sentuh aku!" teriak Seungri.

"Sayang, tolong dengarkan aku!"

"Tidak! Sudah tidak ada lagi yang perlu aku dengarkan. Aku tidak mau berurusan dengan kalian lagi. Pergi dari kehidupanku!" Seungri memekik ketakutan.

"Tidak dengan kondisimu saat ini."

"Kondisiku seperti apa itu urusanku! Kau bahkan tidak berhak," tolak Seungri."

Seungri turun dari kasurnya dengan cepat. Dia berusaha meraih gagang pintu kamar dengan badan sempoyongan. Rasa pusingnya masih tersisa. Sayangnya, tindakan Seungri keburu tertahan. Dia justru terperangkap dalam dekapan pria di belakangnya.

"Aku berhak atas kondisimu. Aku akan bertanggung jawab," ucapnya dari belakang Seungri.

"Lepas!" Seungri berontak, "kau tidak perlu bertanggung jawab."

"Aku perlu dan sudah aku katakan aku berhak ... aku berhak atas anakku!"

Seungri membeku seketika. Badannya lemas seolah tak bertenaga. Matanya terbelalak mendengar pernyataan Jiyong, pria yang masih mendekapnya dari belakang.

"Dari mana ... dari mana kau tahu?" tanya Seungri penuh rasa was-was.

"Sayang, walau kau jauh dariku aku tetap bisa menemukan juga tahu apa yang sedang terjadi denganmu," ucap Jiyong.

Jiyong membalikan badan Seungri hingga mereka bertatapan. Seungri jelas panik dan ingin sekali menghindari pria Kwon ini.

"Tidak! Jauhi aku."

Seungri memanfaatkan keadaan di mana Jiyong yang melonggarkan pegangannya dengan melarikan diri ke ruang tengah apartemennya. Kondisinya membuat posisinya tidak menguntungkan bagi Seungri. Kakinya yang masih lemas untuk berlari pun kesulitan.

Seungri terjatuh.

Jiyong pun mengejar pria itu yang lari dari kamarnya. Dia kecolongan. Jiyong lengah. Melihat kekasihnya terjatuh, Jiyong jelas panik dan segera memeluknya. Namun, Seungri terus menepis tangan yang hendak memeluknya lagi. Seungri mundur menjauh dengan mengesot di lantai. Air matanya hampir saja jatuh karena dia ketakutan.

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang