Jujur pada semuanya

3.3K 253 1
                                    

Kembali menjadi lebih baik itu tujuanku

( ꈍᴗꈍ)

Setelah beberapa waktu dengan kehadiran Disa kini semua berjalan seperti sebelumnya, penuh kasih dan cinta.

Seorang pria tengah memeluk wanita yang ia cintai, malam itu mereka telah melepas rindu rasanya begitu lama sehingga mereka meluapkan dengan malam penuh kerinduan.

Disa menatap wajah suaminya yang masih segar diingatan, biasanya inilah momen paling ia suka karena dekat dengan suaminya, Rafail sendiri sama halnya memiliki rasa itu, rindu dengan pagi diawal mereka akan memulai aktivitas.

"Morning." Mendengar itu Disa tersenyum.

"Morning too hubby." Ucap Disa sambil mengecup sekilas bibir tipis itu, lantas ia kembali masuk ke dekapan suaminya.

"Semoga kita memiliki bayi lagi, saat kamu pergi dia telah membunuhnya." Ucap Rafail dengan sedih. "Aku tau, tuhan akan memberikan kita yang terbaik, jika memang aku diberi kesempatan lagi untuk memiliki bayi maka aku akan menerimanya sepenuh hati." Ucap Disa.

"Ya."

Tok

Tok

"Ah sepertinya itu Bibi." Disa lantas turun lalu mengikat rambutnya, sedangkan Rafail segera mengenakan boxer nya.

Cklek

"Pagi Nyonya, saya hanya ingin menyampaikan jika Tuan muda Araz dan Ardan sudah berangkat bersama supir sedangkan Nona Key sedang menunggu untuk sarapan." Disa lantas menatap jam dinding dan ia lupa.

"Baiklah beritahu Key bahwa aku akan menyusul sebentar lagi." Kepala pelayan mengangguk dan izin pergi.

"Ada apa?" Tanya Rafail.

"Key menunggu di bawah, kamu ini seharusnya membangunkan aku lebih awal, dia pasti menunggu aku mempersiapkan makannya!" Oceh Disa.

"Tentu saja, maka kita harus cepat!" Segera Rafail menggendong Disa ala karung beras membuat ibu dari 3 anak itu berteriak karena terkejut.

Selesai dengan itu Disa segera turun dengan wajah masam. "Selamat pagi Mama, Papa...eh Mama kok wajahnya kesal gitu, Papa nakal ya?" Tanya Key sambil menggerakkan kakinya yang belum sampai ke lantai saat duduk.

"Iya, Papa kamu nakal nya kebangetan pengen Mama remukin tapi nanti kalian malah ketakutan." Keysha terkekeh. "Key setuju sih, harusnya bukan di remukin aja, sekalian di bakar pakai minyak tanah biar item." Ucap Keysha.

"Ehh bilang apa, Mau kamu Papa asrama kan?" Keysha menggeleng cepat, siapa yang mau sekolah asrama, itu sangat membuatnya benci dengan sekolah, karena ia masih ingin dekat dengan keluarga.

"Papa gak boleh gitu, kalau Key sampai sekolah asrama Papa nanti rindu loh, nyesel!" Rafail mengacak rambut putrinya lantas mencium pipi chubby itu.

Cupp.

"Papa udah punya Mama, kamu mau pergi lama juga Papa gak akan rindu." Key melipat kedua tangan kesal. "Oke fiks Key gak sayang Papa, Mama paling best ya kalau Papa gak mau ada Key nanti Key bisa lari Ke Mama dong." Ucap Keysha.

"Enak aja, Mama cuman punya Papa." Key mengangkat bahu lalu duduk di pangkuan Disa.

"Mama, Key pingin sarapan disuapi ya? Udah lama Mama gak suapin Key." Disa yang mendengar itu terkekeh dengan kemanjaan putrinya. "Tentu saja."

"Loh kok gitu, aku gimana Wifey?" Tanya Rafail tidak terima.

"Tentu saja sarapan sendiri, memang kamu fikir tangan aku ada banyak sampai bisa nyuapin kalian secara bersamaan?" Rafail menghela nafas, inilah yang ia tidak suka saat punya anak, cinta istrinya pasti akan terbagi, dan yang sialnya pasti anaknya yang akan menang.

Disa kini sudah ada berada di rumah Mommy karena merasa bersalah akan perlakuannya dulu, ia datang semata ingin meminta maaf.

"Hallo Mom, Dad." Ucap Disa dengan lembut membuat dua pasangan parubaya itu menoleh.

"Disa??" Disa segera memeluk Mommy karena rasanya ia sangat merindukan mertuanya.

"Mommy Disa kangen, Daddy... bagaimana keadaan Dad? Jangan terlalu lelah itu sangat merepotkan." Canda Disa membuat suasana kian berubah.

"Kenapa kamu seakan orang berbeda Disa?" Tanya Mommy.

Mimik wajah Disa pun berubah, ia segera meminta kedua mertuanya untuk duduk bersama, ia akan jujur mengenai hal itu.

"Ada yang ingin Disa bicarakan, tapi semoga Mom dan Dad mau percaya dengan Disa." Mendengar itu Mommy dan Daddy mengangguk.

Disa pun menatap mereka bergantian. "Jiwa yang sekarang bukan milik Disa asli, ah maksudnya aku adalah Disya Esmeralda jiwa dari dimensi lain, sesuatu menarik ku ke dunia novel, memang aneh dan sangat tidak dipercaya tapi memang itu nyatanya."

"Di duniaku aku telah meninggal karena ditembak seseorang saat aku membaca cerita ini yang berjudul My Antagonis Wife dimana pemeran Antagonis yakni Disa selalu menyakiti suaminya, aku sangat kesal saat itu lalu aku diberikan kesempatan merubah alur ini agar orang yang membaca tidak kecewa."

"Namun saat cerita akan berakhir aku dituntut untuk bisa membahagiakan tokoh utama yakni putra kalian Rafail Xavier Cyrilo, saat itu kami telah memiliki 3 anak dan Rafail mengatakan telah bahagia."

"Saat itu juga aku kembali menjadi Disya yang telah mati, karena aku telah jujur pada Rafail mengenai siapa aku, sayangnya saat itu jiwa Disa dikembalikan namun kisahnya menjadi berantakan, sosok itu mengatakan kehidupan putra kalian terancam dalam bahaya apalagi putra putrinya."

"Saat itu pula Disa diberi kepercayaan untuk kembali dalam lingkaran kehidupan novel ini, maaf belum menceritakan ini sejak awal karena Disa takut akan ditarik paksa akan sosok itu dan membuat Rafail tidak bahagia." Mendengar penjelasan panjang lebar dari sang menantu akhirnya Mommy menangis sedih sekaligus senang.

"Mau kamu Disa asli atau bukan, jujur Mom lebih menyukaimu, hiks...jangan tinggalkan Anak Mommy dia sangat membutuhkan mu." Ucap Mommy.

"Iya Disa, mau kamu Disya atau Disa kami hanya ingin tetaplah menjadi seperti sekarang karena itu kunci kebahagiaan anak kami dan cucu kami." Ucap Daddy.

Disa mengangguk. "Terimakasih atas perhatian kalian Mom, Dad dan setelah ini Disa akan ke rumah untuk menjelaskannya pada Papa dan Mama, semoga mereka mau menerima Disa yang bukan jiwa dari anak mereka." Ucap Disa sedih.

Mommy mengelus wajah Disa. "Kami yakin mereka akan menerima, kamu tetap menjadi anak mereka, tidak tau seperti apa saat mereka mengetahui sifat anak asli mereka, Mommy yakin mereka akan menyayangimu juga." Ucap Mommy penuh pengertian.

"Ya, Disa berharap mereka bisa menerima Disa karena yang pasti Disa akan tetap tinggal disini, membuat semua orang bahagia, Disa sangat menyesal dengan kepergian Disa 2 tahun yang lalu, dan Disa akan merubah semuanya membuat mereka yang mengatakan Disa salah menjadi sadar." Ucap Disa dengan yakin.

"Bagus nak, kami akan mendukungmu, Mommy sangat senang kamu akhirnya berubah lagi, semua hal yang kamu lewatkan akan menjadi pelajaran kedepannya, mommy akan mendoakan kebahagiaanmu nak." Disa mengangguk senang, akhirnya ia lega setelah menjelaskan semuanya.

TBC.

My Wife Changed (S2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang