Tersenyumlah saat itu adalah hal yang patut di lakukan, karena tidak tau kapan lagi rasa bahagia akan hadir.
1 bulan kemudian....
Seorang wanita mengenakan gaun pengantin nampak bahagia setelah mengucap janji suci bersama suaminya ia bahagia akhirnya di akui, dicintai walau dulu banyak sekali kesulitan yang telah ia lalui.
"Kau cantik sekali Disa." Ucap Mommy dengan tangis haru, rasanya pernikahan ini berbeda saat Disa antagonis yang menikahi putranya.
"Tentu saja istriku cantik Mom, suaminya saja tampan." Ucap Rafail dibalas cubitan gemas oleh Mommy nya.
"Suami kamu narsis sekali sayang." Ucap Mommy.
"Putra Mom kan?" Goda Disa.
"Nakal!" Ucap Mommy.
Brughh
"Mama, besar nanti Key pokoknya akan mengenakan pakaian seperti ini!" Disa mengangguk setuju.
"Harusnya yang diposisi Papa adalah Araz." Rafail menatap tajam pada putranya yang berkata seenaknya apakah dia mau merebut istrinya.
"Hebat sekali kau mengundang artis Terkenal seperti Selena Gomez, suaranya memang lembut dan aku sangat terbuai." Ucap Jane.
"Tentu saja aku penggemarnya." Ucap Rafail.
"Ya, aku juga penggemarnya." Tambah Rosa.
"Mau nambah momongan gak Dis?" Tanya Jessy. "Gak, aku sudah ingat usia aku akan mati saat bayinya baru keluar setengah." Lantas mereka pun tertawa mendengarnya.
"Kakak!!" Teriak Hardian dengan lantang lantas memeluk Disa dengan erat. "Selamat ya atas pernikahan kedua mu, aku tidak masalah kamu bukan Kakak ku yang pertama tapi aku lebih menyukai yang sekarang karena kamu lebih menerima kekurangan siapapun, tak terkecuali suamimu yang menjengkelkan." Lirik Hardian sinis pada Rafail.
"Sudahi, bukankah saat itu kau menangisi suamiku juga?"
"Mana ada??"
Flashback.
Hari ketiga Disa dan Rafail pulang ke hotel karena mereka ternyata selamat, Rafail berhasil menemukan Disa membawanya ke sisi sungai untung kemejanya menyangkut jadi Rafail bisa membawa mereka ke daratan.
Saat itu kondisi tubuh Rafail dan Disa tidak memungkinkan untuk pulang, apalagi tubuh mereka banyak meninggalkan luka karena bebatuan yang tajam mengenai tubuh mereka saat arus membawa mereka dengan kuat. Rafail pun mencoba mengeluarkan air ditubuh istrinya hingga Disa sadar dengan air yang keluar dari mulut.
"Uhukk...uhukk...."
Lantas Rafail meminta pertolongan orang-orang disana dan mereka berhasil mendapat bantuan oleh beberapa orang, mereka tinggal disana 3 hari untuk memulihkan tubuh mereka hingga akhirnya Rafail dan Disa pulang.
Mereka pulang dengan pakaian yang mereka pinjam hal itu membuat Hardian yang berada di hotel bersama Araz sangat bahagia. Apalagi Hardian sangat senang mereka kembali.
"Hiks...Kak kau selamat?" Ucap Hardian memeluk Disa erat.
"Kakak ipar kau tidak terluka, astaga aku sangat berterimakasih karena berkatmu Kakak tidak masuk jurang." Ucap Hardian dengan tangis penuh haru lantas Hardian memeluk Rafail.
"Aku akui, kau adalah suami hebat, tidak selamanya aku akan seperti dirimu, kau hebat." Setelah itu Rafail mengangguk menepuk kepala Hardian.
"Jadilah sedikit peka, selama ini kau terlalu memandang diriku buruk." Hardian berdecih baru sadar dirinya terlalu memuji kakak iparnya.
Flashback off
Disa terkekeh melihat Hardian nampak tidak senang. "Menyesal aku memujinya, setidaknya cukup berterimakasih karena menolong mu." Ucap Hardian menatap sinis Rafail.
"Tidak apa bukti sebenarnya kalian itu saling menyayangi, kenapa harus menyesal kalian cocok kok sebagai adik kakak." Ucap Disa.
"TIDAK!!" Jawab Rafail dan Hardian.
"Benar kok kalian adik Kakak, Mama setuju." Ucap Mama Steven.
"Iya, apalagi Hardian itu menyukai seseorang yang melindungi Kakak nya jadi tidak salah kalian adik Kakak." Tambah Papa Steven.
Disa mengangguk setuju. "Lalu, kemana Jina?"
"Mama tidak tau kalau Kak Jina adalah saudara dari pria yang melukai Mama, jadi mana mungkin dia berani datang." Sahut Araz.
"Apa maksud Kakak, Kak Jina tidak bersalah yang salah adalah Kakak nya karena menyakiti Mama!" Balas Keysha karena ia sudah mendengar semuanya ia tidak menyalahkan Jina karena yang salah adalah Selden.
"Tetap saja dia keluarganya yang harus menerima hal yang sama." Lantas Keysha menyenggol lengan kakak nya yang berlebihan.
"Jina sedang mengunjungi Kakak nya, dia tidak bisa ikut dan meminta maaf karena tidak bisa hadir di acara pernikahan Kakak." Ucap Hardian membuat Disa mendesah kecewa, Disa mengenal Jina saat pertama kali Hardian membawanya ia tidak pernah menyalahkan Jina, karena Disa tau ini semua karena Selden terlalu mencintai istrinya.
"Hmm, Kakak tidak memaksa jika Jina belum bisa bertemu, Kakak memaklumi tapi jika dia menikah dengan mu, awas saja dia menghindar lagi." Seketika suasana menjadi sedikit ceria karena gurauan Disa.
Rafail lantas membawa Disa ke lantai dansa, dimana semua orang nampak bahagia mengikuti alunan tarian yang sudah di request oleh si pengantin.
Rafail melingkarkan tangannya di pinggang istrinya menggenggam sebelah tangannya begitupun Disa meletakkan sebelah tangannya di pundak sang suami mereka berjalan ke kiri ke kanan dan maju mundur sesuai musik yang di putar.
"Aku tidak pernah menyangka bahwa kita akan berakhir bahagia, saat kamu pergi sungguh duniaku hancur Disa." Disa terkekeh geli, ia mengerti kebahagiaan dan kegundahan suaminya.
"Maafkan aku, sejak awal aku hanya ingin mengobati rasa yang suamiku harapkan, dan sekarang aku datang walau pernah pergi karena aku fikir tugasku telah selesai." Rafail setuju.
"Bagi orang pasti itu aneh tiba-tiba kamu berubah tapi tidak, aku tidak pernah menganggap mu aneh saat kamu berubah aku sungguh seperti pria paling bahagia di dunia, aku senang akan perubahan itu karena aku mengharapkan istri yang mau bermanja dan bahkan tegas secara bersamaan, terimakasih jiwa Disya." Disa tersenyum hangat.
"Aku menerima semua itu, aku memang terlalu bersemangat untuk merubah karakter ku tapi aku sudah tau jalan cerita ini jadi aku tidak akan tanggung merubah itu, merubah karakter Disa antagonis dan merubah semua alur yang awalnya berantakan yang membuatku muak menjadi lebih baik." Rafail terkekeh.
"Aku tau karena akhirnya aku tidak bersamamu." Disa mengangguk setuju, lantas ia melepas genggamannya dan melingkarkan tangannya ke leher Rafail.
"Kamu tidak menyesal aku berada di tubuh istri mu?"
"Aku tidak pernah menyesal sekali pun karena My Wife Changed telah merubah semua cerita ini menjadi manis, dan aku bahagia memiliki akhir ini kau istriku Disa." Bisik Rafail membuat Disa bahagia, karena suaminya tidak menyesal sama sekali.
"Aku senang kamu menerimaku dan tidak mengusirku saat aku berubah."
"Mana tahan aku mengusir istri imut ku yang cantik dan baik, jika kamu adalah Disa yang dulu entah sampai kapan aku bisa bertahan, karena saat kamu berubah disaat itu sebenarnya aku sudah mulai lelah." Disa mengangguk mengerti.
Menarik tengkuk suaminya dan mereka berciuman di aula dansa. "Aku mencintaimu Rafail Xavier Crylio."
Rafail mengusap pipi chubby istrinya. "Aku lebih mencintaimu Disa Michalina Crylio, lebih dari diriku sendiri. Dan aku akan selalu membahagiakanmu di manapun aku berada terimakasih..."
"Terimakasih.."
Dan hari itu adalah hari bahagia bagi mereka, membuang semua pahitnya perjalanan kisah mereka dalam sebuah novel yang kini ditutup sebagai akhir dari kisah novel sesungguhnya.
MY WIFE CHANGED.
.
.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Changed (S2) END
FantasyDisya kembali masuk ke dunia novel nya karena suatu hal, setelah melihat betapa bodohnya Disa antagonis memperlakukan anaknya dan suaminya, akhirnya ia memantapkan diri untuk berubah lagi dan akan selamanya menjadi Disa demi kebahagiaan, namun mampu...