Tetaplah seperti ini, tidak ada pertengkaran dan salah paham.
( ꈍᴗꈍ)
Malam ini Disa dan Rafail berencana untuk dinner, mereka nampak bahagia bisa merasakannya setelah sekian lama banyak halangan.
"Aku merasa senang hubby, bisa dinner ditempat terbuka seperti ini." Ucap Disa sambil menatap pepohonan yang begitu menyejukkan, ditambah lampu menghiasi pohonnya dan danau yang terletak di depan meja mereka.
Rafail mengangguk, menarik lengan Disa menciumnya sesaat lalu ia menatap sang istri. "Bersiaplah, setelah kita pulang dari sini kita akan menikah." Seketika Disa terdiam, degup jantungnya serasa berdetak cepat.
"Maksud hubby?"
Rafail menarik tengkuk Disa lantas menciumnya dengan lembut, selembut kapas membuat Disa tenang akan ciuman itu. "Ayo menikah." Disa membesarkan bola mata mendengar perkataan Rafail.
"Benar...aku..."
Disa nampak gugup, ini pertama kalinya ia mendengar seseorang mengajaknya menikah dalam suasana romantis ini. "Aku tau ini aneh karena statusmu adalah istriku, tapi aku menikahi Disa bukan Disya, mungkin namamu tetap Disa tapi di depan tuhan aku hanya menganggap mu Disya." Disa merona mendengarnya.
Ia menyelipkan sebelah rambutnya. "Aku...mau." Rafail tersenyum, memeluk tubuh itu menciptakan debaran jantung yang kian berdetak kencang, Disa tidak menyangka bahwa Rafail benar-benar serius akan perkataannya saat itu.
"Disa, aku benar-benar senang kamu masih mau bersamaku walau aku adalah pria yang arogan, keras dan posesif kamu masih mau menerimaku, aku tidak akan menolak jika kamu tidak setuju." Disa melirik Rafail.
"Kamu yakin? Baiklah jika bisa menolak aku akan..."
Rafail menutup mulut itu dengan kue. "Tidak bisa! Kamu sudah menerima mana bisa menolak lagi." Ucap Rafail melipat kedua tangannya, sedangkan Disa membulatkan mata, apakah Rafail gila memasukkan roti berukuran besar ke mulutnya, Disa langsung mengeluarkannya dengan perasaan jengkel.
"Hubby! Kau tidak romantis sekali, apakah aku terlihat seperti babi, makan seperti itu." Kesal Disa membuat Rafail sadar akan perbuatannya, dengan hati-hati Rafail menarik tangan Disa lalu menciumnya.
"Aku minta maaf, perkataan mu sungguh memancing kekesalan ku." Disa melipat kedua tangannya. "Ouh ya? Kamu sendiri yang memberikan pilihan lain."
Rafail mengangguk setuju. "Tidak jadi."
Akhirnya malam itu mereka makan saling suap-suapan. "Jika pulang nanti, aku ingin pergi ke negeri gajah putih, aku sudah berjanji pada Key jadi kamu tidak bisa menolak, jika tidak mau ikut nanti aku cari Papa baru untuk mereka!" Rafail melipat kakinya dengan sombong.
"Kamu yakin cari Papa baru untuk mereka, memang mereka mau?"
Beberapa menit kemudian...
"Hai sayang Mama, begini Mama bilang jika Papa tidak ikut ke negeri gajah putih Mama cari Papa baru Araz setuju tidak?"
"Jika Mama bahagia Araz pun bahagia keputusan ada pada Mama, Araz setuju saja."
Tutt
Disa tersenyum menang, sedangkan Rafail mulai merasa was-was lantas Disa menelpon putrinya. "Hai sayang Mama, begini Mama bilang jika Papa tidak ikut ke negeri gajah putih Mama cari Papa baru Key setuju tidak?"
"Apa!!" Teriak Keysha membuat Rafail menyeringai, pasti putrinya tidak setuju, mana mau putrinya kehilangan Papa yang baik.
"Iya, apa Key setuju?" Tanya Disa lagi memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Changed (S2) END
FantasyDisya kembali masuk ke dunia novel nya karena suatu hal, setelah melihat betapa bodohnya Disa antagonis memperlakukan anaknya dan suaminya, akhirnya ia memantapkan diri untuk berubah lagi dan akan selamanya menjadi Disa demi kebahagiaan, namun mampu...