Menyelamatkan satu nyawa untuk nyawa lainnya

1.2K 139 5
                                    

Bukan salahku semua berlalu begitu cepat.

( ꈍᴗꈍ)

Rafail menatap pigura dirinya saat menikah dengan Disa, disana wajah itu tidak menampakkan kebahagiaan, itu hanya semu sedangkan pigura besar di dinding terlihat dirinya yang dipeluk Disa saat berada di pasar malam ah mereka berfoto disana berduaan duduk di kursi taman belakang.

Rafail tersenyum karena disitu Disa yang sebenarnya Disya datang, membawa senyum tulus membuatnya mencintai Disa bukan karena menghargai tapi karena menyayangi.

Rafail meneguk alkohol lalu membantingnya dengan kuat hingga pecah. "Sial, bodoh!" Makinya pada diri sendiri karena tidak mempercayai istrinya sendiri.

Inilah akibatnya jika semua digelapkan karena seseorang, apa yang seharunya mempercayai orang dicinta kini adalah rasa penyesalan yang ada, seharusnya ia pintar melihat semuanya harus dengan matang-matang karena manusia bisa saja salah.

"Tsk, Disa memang pantas membenciku."

Drttt

"Kami menemukan keberadaan mereka di ****." Rafail lantas mematikan ponselnya lalu mengambil kunci mobil, untung ia baru meneguk beberapa jadi masih sadar dan tidak mabuk.

"Tuan akan kemana?" Tanya kepala pelayan.

"Menemui keluarga kecilku, doakan semoga aku bisa menemukan mereka dalam keadaan sehat." Kepala pelayan mengangguk lalu mempersilahkan Tuannya untuk pergi.

Rafail dengan senangnya segera menekan gas ia sangat menantikan keluarganya, ia akan meminta maaf dan akan melakukan apapun demi mereka mau kembali hidup bersamanya.

"Wifey maafkan aku yang patut kau benci ini, dan untuk SKY Papa harap kalian juga mau memaafkan Papa." Gumam Rafail sambil terus melafalkan doa.

Sedangkan kini Yardan sedang mempersiapkan semuanya. "Yar, perasaan Mama tidak enak nak, bagaimana kita sewa seseorang untuk mengantarnya saja?" Tanya Disa.

"Mama terlalu khawatir, tenang saja Yar akan membawanya sampai tempat bersama Kak Ar." Ucap Yardan.

Araz mengangguk. "Kami tidak akan ceroboh Ma, lagian hanya mengantar ke 5 tempat bukan?" Disa menghela nafas lantas memeluk mereka.

"Maafkan Mama merepotkan kalian, Mama sedang tidak enak badan sayang kalau Mama bisa Mama akan pergi sendiri tapi kepala Mama sangat sakit." Ucap Disa.

"Iya tidak apa Ma, Key jaga Mama ya jika Mama butuh sesuatu Key langsung bergegas!" Ucap Yardan.

"Ay ay, Key mengerti." Ucapnya tersenyum senang karena entahlah ia sangat menyayangi Yardan.

"Awas kau malah bermain boneka!" Ucap Araz menatap tajam adiknya.

"Ishh selalu menuduh!" Ucap Keysha dengan mata melotot ke arah Araz dengan tangan terlipat di depan dada karena kesal.

"Kami berangkat Ma." Disa mengangguk mencium kepala Yardan. "Mama tidak mencium Kakak?" Tanya Keysha menatap Araz.

"Kakak mu sangat benci di cium ia masih menerima jika di peluk." Key menatap Araz yang menatapnya dengan datar. "Kakak Jelek!" Araz mengangkat bahu lantas pergi keluar disusul Yardan. "Kak, jangan lupa nanti malam harus membacakan Key satu cerita lagi!" Yardan tersenyum menanggapi. "Nanti Keysha request." Keysha mengangguk antusias.

"Dahh." Ucap Yardan melambai tangan dibalas Disa dan Keysha, Disa pun tersenyum tapi entahlah senyum putranya ini sangat tampan menurut Disa.

Sedangkan di tempat lain seseorang sedang berdiri di ujung tempat tersembunyi. "Bagaimana?"

My Wife Changed (S2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang