Yardan yang telah pergi

1.2K 139 2
                                    

Maaf aku membencimu

( ꈍᴗꈍ)

Rafail pun meminta dokter untuk mengurus jenazah putranya karena ia akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.

Rafail pun menatap tempat kecil itu lalu ia segera menekan bel pintu, namun sebelum pemilik rumah keluar seseorang memanggilnya. "Papa??" Rafail menatap ke arah belakang.

"Araz?"

Rafail pun lantas sedikit menunduk memeluk putranya dan menangis haru. "Papa?? Kenapa menangis dan darah itu milik siapa." Rafail menghapus air matanya lalu menoleh setelah mendapati pintu terbuka.

"Papa???" Keysha pun memeluk Rafail dengan erat, membuat Rafail menangis mendapati anaknya tidak kenapa-napa lalu ia menggendong Keysha dan menciumnya. "Papa darah apa itu?" Tanya Keysha.

Disa pun berjalan dengan langkah lemas nya karena mendengar keributan di luar sana.

"Ada apa ini??"

Melihat siapa yang datang Rafail pun menurunkan putrinya menatap keadaan istrinya yang nampak kelelahan, Rafail menangkup pipi itu dan tersenyum. "Bagaimana keadaanmu Wifey?"

Disa menatap Rafail dari atas sampai bawah. "Darah apa yang melekat di pakaianmu?" Tanya Disa.

Rafail pun menundukkan pandangan.

Disa masih menunggu jawaban suaminya tapi Rafail seakan enggan menjawab lantas Disa menoleh ke arah Araz. "Dimana Yar? Bukankah tadi berangkat bersamamu?" Araz menaikkan sebelah alis.

"Memang dia belum kembali Ma? Araz pikir dia pulang lebih awal karena tidak menemukannya di jalan padahal tadi kami akan kembali bersama, Araz pikir Ardan sudah pulang. Kami berpisah Yar bilang ingin cepat sampai rumah." Ucap Araz.

Disa sekarang merasa cemas. "Kita harus mencarinya." Ucap Disa.

"Aku tau dimana Yar, ayo ikut denganku!" Ucap Rafail, lantas mereka pun pergi bersama menggunakan mobil. "Hubby, kau belum mengatakan darah siapa itu?"

Rafail nampak tidak menoleh pada istrinya ia hanya fokus menjalankan mobil. "Ma, biarkan saja Papa fokus menyetir." Ucap Keysha diangguki Disa.

Setelah sampai di rumah sakit mereka saling pandang. "Papa mengajak kami kesini, memang Kakak sakit?" Tanya Keysha polos.

Rafail menatap mereka lalu menuntun ke ruang mayat. Disa seketika diam di depan pintu. "Hubby, katakan maksudmu apa membawa kami kesini?" Tanya Disa dengan datar.

Rafail menghela nafas lantas menatap istri dan anaknya. "Yar....meninggal dunia setelah menyelamatkanku." Ucap Rafail menahan rasa penyesalan dan kesedihan.

Disa yang mendengar itu seketika pingsang ditempat membuat mereka khawatir dan Rafail pun menggendong Disa. "Kak maksud Papa apa??"

Araz menghapus air matanya. "Yar...sudah pergi mendahului kita Key, hiks...Yar sudah tiada." Mendengar itu Keysha pun terjatuh untung saja Araz segera menangkapnya lalu menggendongnya menyusul Rafail.

Setelah dokter memeriksa Disa dan Keysha akhirnya dokter hanya memberikan mereka istirahat, pingsan mendadak terkadang terjadi jika orang itu kelelahan atau syok berat.

"Bagaimana keadaan mereka dok?"

"Istri dan anak tuan baik-baik saja, mungkin beberapa menit lagi akan siuman." Ucap dokter.

Disa pun memegang kepalanya yang pusing lantas mengedarkan pandangannya ini di rumah sakit segera ia menyimbak selimut dan berlari keluar melihat Disa berlari dengan sedikit tidak seimbang membuat Rafail segera menyusul. "Jaga Key ya Ar, Papa akan menyusul Mama!" Araz mengangguk ia lantas masuk kedalam melihat adiknya masih memejamkan mata. "Sadarlah dan kita akan menemui Yar hiks..." Ucap Araz menggenggam tangan adiknya inilah kali pertama seorang Araz menangis dan itu karena kepergian kembarannya.

My Wife Changed (S2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang