Terkadang datang diwaktu tidak tepat akan membuat seseorang tersesat dijalan.
( ꈍᴗꈍ)
Setelah berbicara dengan sahabatnya Disa mulai terbuka, ia akan menindak walau suaminya juga akan melakukan hal yang sama.
Disa berjalan menuju supermarket lalu tidak lama seseorang menghampirinya. "Mama...Mama..." Disa yang mendengar suara seorang anak perempuan menengok ke arah belakang melihat siapa yang menghampirinya, Disa tertegun.
"Yola?" Ucap Disa, ia ingat wajah ini sangat mirip dengan saudaranya Yolanda, Disa pun berjongkok. "Kenapa sendiri?" Tanya Disa.
"Ah maaf Yola pikir Mama hiks..." Disa tersenyum dan mengangguk tak lama seseorang datang dan memanggil nama Yola, seketika Disa menoleh mendapati William yang datang.
"William?" Gumamnya.
William pun memeluk Yola karena sulit menemukan putri kecilnya. "Jangan kemanapun mengerti! Kamu sangat nakal." Ucap William membuat Yola cemberut.
"Yola tidak sekolah?" Tanya Disa.
"Bagaimana sekolah Yola kan baru saja dikeluarkan karena tidak betah dan akhirnya membully teman agar dapat alasan." Ucapnya membuat Disa menganga.
William nampak canggung. "Hai Disa." Disa tersenyum dan mengangguk, ia juga menjadi canggung. "Bagaimana kita berbicara sebentar?" William mengangguk.
Disa pun duduk ditemani Yola yang duduk disebelahnya, anak itu memang mengenal Disa dan ia suka bagaimana sikap Aunty nya itu, begitu penyayang ia jadi ingin Disa menjadi Ibunya saja.
"Wil maafkan aku yang saat itu hendak menghancurkan keluargamu, aku tidak tau harus mengatakannya atau tidak, tapi aku ingin jujur aku bukan Disa." William mengangkat sebelah alisnya.
"Maksudmu?" Disa akhirnya menjelaskan siapa dirinya membuat William terkejut, pantas sepertinya ia melihat orang yang berbeda dalam satu tubuh.
"Iya tidak apa Disa, aku tidak akan menyalahkan mu Tuhan yang tau apa yang terbaik." Disa mengangguk, ia menatap sorot mata William mengapa mata itu sangat menyiratkan kesedihan, ada apa ini sebenarnya.
"Wil kenapa wajahmu seperti itu? Bukankah aku sudah minta maaf?" William mengangguk ia mengelus putrinya dengan lembut. "Yola begitu mirip dengan Yolanda bukan? Aku sangat merasa bersyukur saat itu kamu memberikan aku kesadaran dan lebih memilih jalan takdir."
"Jika aku memaksa untuk kamu kembali entah apa yang akan terjadi, dari kita tidak ada yang bahagia, aku sungguh egois sebagai seorang pria, dan aku mengakuinya." Disa tersenyum.
"Tentu saja, kita sudah tau masing-masing dan dulu adalah sesuatu pelajaran berharga yang bisa kita ambil." William mengangguk. "Kapan kita pergi menemui Mama, Yola sudah bilang ingin bermain dengan Mama!" William terkekeh.
"Iya Mama kamu memang sungguh sulit di temui." Ucap William.
"Bukan Mama tapi Ayah yang sulit meluangkan waktu, lihatlah bahkan si kembar saja terkadang bercerita pada Yola bahwa Uncle Rafail mengajaknya ke Mall." William mengangguk. "Nanti kita kesana." Yola mengangguk senang.
"Kenapa Yolanda tidak sekalian saja ikut?" Tanya Disa.
"Apa kamu tidak tau, ah maaf aku lupa jika kamu bukan Disa dulu, Yolanda sudah meninggal." Ucap William dengan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Changed (S2) END
FantasyDisya kembali masuk ke dunia novel nya karena suatu hal, setelah melihat betapa bodohnya Disa antagonis memperlakukan anaknya dan suaminya, akhirnya ia memantapkan diri untuk berubah lagi dan akan selamanya menjadi Disa demi kebahagiaan, namun mampu...