Siapa dia mengapa datang disaat semua telah baik-baik saja
Rafail nampak kesal karena Araz terus bermanja pada istrinya, lihatlah putranya itu ingin di elus ingin di pakaikan pakaian juga ingin disuapi saat makan, bagaimana Rafail tidak cemburu seharusnya yang ada di posisi itu adalah dirinya.
Seharusnya Rafail membiarkan Keysha saja yang di sini sehingga istrinya tidak direbut secara berlebihan.
"Wifey..."
"Tunggu sebentar lagi hubby, Araz sedang mencari sepatunya." Ucap Disa sambil membantu putranya mencari sepatu.
Lihat, Rafail kesal karena Araz melempar wajah penuh kemenangan, lihat saja ia akan kirim putranya pada Hardian, ia rasa putranya akan pusing menghadapi paman yang cerewet.
"Nah, ini dia sekarang Araz harus baik-baik dengan Uncle ya saat Papa dan Mama bekerja, ingat jangan berkata kasar!" Araz mengangguk.
Disa pun pergi bersama Rafail karena sudah terlalu siang mereka berangkat. "Sean sudah menunggu lama wifey, kau tidak kasihan?" Tanya Rafail, lantas Disa menarik tangan suaminya.
"Kamu selalu mengeluh mengapa? Biasanya jika sedang bersamaku selalu beralasan tidak apa terlambat karena kamu bosnya, lalu sekarang apa?" Rafail tidak mengelak, tapi ini beda lagi yang diurus istrinya adalah putranya.
"Iya aku salah."
Saat menunggu Araz pun melihat Hardian yang sudah menunggunya. "Padahal Araz tidak akan mati kebosanan disini, uncle bisa bekerja tidak perlu menjadi tour guide Araz." Hardian tersenyum tipis.
"Uncle sudah berjanji pada Mama mu jadi uncle akan berusaha agar kamu nyaman." Araz nampak tidak keberatan lantas berjalan mengikuti pamannya.
Setelah di mobil nampak Araz mengamati semua tempat.
"Rupanya yang dikatakan adikmu benar ya, kamu pandai dalam mencari informasi bahkan adikmu saja tidak mengenalku sedangkan kau sudah bisa menebak semuanya." Araz menoleh. "Itu memang keahlian ku." Hardian menyeringai, tidak ada salahnya bukan jika memanfaatkan keponakan pintarnya.
"Kalau begitu bolehkan uncle meminta bantuan mu, tolong cari data mengenai gadis bernama Jesica Nesya Dasmon!" Ucap Hardian.
"CK, itu tidak murah mendengar marga nya saja akan sedikit sulit, jadi apa imbalannya?" Hardian tidak mengerti padahal selama ini ia selalu tulus pada keponakannya, tapi balasannya selalu ia yang harus menanggung rugi.
"Apa mau mu?"
"Komputer dengan alat canggih lainnya, jika uncle bisa kirim besok maka Araz akan mengabulkan semua yang uncle minta." Hardian tidak habis fikir meminta informasi sedikit saja sudah diperas apa lagi jika informasi sulit, ia yakin besok ia sudah jadi gelandangan.
"Apakah kau tidak bisa meminta yang lain, seperti sepatu sekolah atau apa yang bermanfaat."
"Itu keperluan anak kecil, aku tidak membutuhkan sampah itu jadi mau tidak?" Hardian besok harus ke rumah sakit jiwa, mentalnya sudah down detik ini juga.
"Baiklah, apapun yang kau butuhkan asal kau tidak mengecewakan!" Araz menyeringai.
"Hantarkan ke kamar Kepala pelayan, jika sampai Papa dan Mama tau maka yang harus bertanggungjawab menjelaskan adalah uncle!"
"Oh jadi kau juga punya rasa takut ya? Memang sih kelihatan kau masih anak perlu perlindungan." Araz melipat kedua tangan, menatap datar pada Hardian.
"Semua anak memang memerlukan perlindungan, dan Araz yakin selama ini uncle kekurangan perlindungan kan makannya iri?"
Sial, ternyata Rafail bisa menciptakan anak yang lebih menyebalkan, Keysha masih di maklum karena masih sedikit polos tapi ini, sudah seperti Hakim saja, tidak!! lebih tepatnya paranormal.
"Sudahlah, berbicara denganmu selalu membuatku kesal, jadi katakan informasi mengenai wanita itu?"
"Jesica Nesya Dasmon, biasa dipanggil Jina anak kedua dari keluarga Dasmon Usia 22 tahun, dia berkuliah di AAT Universitas dan baru menginjak semester 6, kesukaannya adalah film bergenre romantis menyukai anak kecil dan memiliki keponakan yang selalu di bawa. Dia tidak menyukai pria yang banyak bicara menuntut dan juga selalu curiga kepadanya, menyukai pria tampan..."
Hardian seketika tersenyum bangga.
"Tidak menyukai seseorang yang narsis dan suka menyombongkan dirinya." Seketika senyum itu luntur membuat Araz nampak puas dengan keterdiaman Uncle nya.
Sedangkan di lain tempat Disa nampak sibuk dengan tugasnya yang terus masuk ke meja nya membuat Rafail menatap gemas bagaimana Disa nampak kesusahan menangani tugasnya.
"Wifey, apakah aku bisa membantumu?" Disa yang serius lantas menggeleng.
"Kamu pun banyak tugasnya Hubby, aku tidak mau kamu kerepotan." Lihatlah hanya perhatian itu saja membuat Rafail makin mencintai istrinya.
"Aku sedang luang."
Disa menoleh mendapati meja suaminya sudah kosong padahal pekerjaannya tadi sama dengannya tapi kenapa sekarang suaminya sudah selesai saja. "Aku nyerah deh, yasudah bantu aku ya Hubby." Rafail terkekeh melihat istrinya merengek.
Lantas Rafail membawa kursinya duduk di sebelah istrinya lalu membantu melihat laporan yang ada. "Sebenarnya ini sudah banyak yang benar sih, apa yang kamu cari?" Tanya Rafail.
"Bukan kesalahan dari laporan saja, tapi aku harus memastikan semuanya sesuai dengan apa yang aku harapkan, lihatlah beberapa laporan tidak aku Acc karena tidak sesuai dengan harapanku sejak awal, apa mereka tidak bisa mendengarkan ku sampai berulang kali salah?" Rafail menghela nafas lantas mengambil laporan istrinya.
"Baiklah aku akan memperbaikinya, sekarang katakan kekurangannya, sebenarnya kamu hanya perlu menulis beberapa kekurangan hingga mereka tidak melupakan itu." Disa mengangguk mengerti. "Baiklah lain kali aku akan menulisnya."
"Hari ini Sean akan memantau langsung Mall disana, jadi sepertinya kamu akan di antar oleh supir saja, aku sebenarnya nanti akan ada meeting dan mungkin lama jadi kamu pulang lebih dulu saja, kasihan Araz sendiri." Disa mengangguk faham.
"Iya kamu benar, walau ada kepala pelayan tapi tetap saja Araz tidak memiliki teman di kamarnya, nanti aku akan pulang." Rafail mengangguk senang.
Tidak berlangsung lama jam pulang pun akhirnya terlihat disana.
"Ah aku harus pulang sekarang, apakah kamu yakin akan meeting jam segini tunda saja besok."
"Sayangnya orangnya akan kembali besok maka meeting dadakan ini sangat di wajibkan Wifey." Disa tidak bisa menolak dan percaya saja.
Disa lantas turun untuk menunggu supirnya yang masih dalam perjalanan hingga seseorang nampak mendekat ke arahnya. "Hai, kita bertemu lagi Nona." Disa menoleh mendapati seorang pria tinggi gagah sedang menyapa nya.
"Sorry, Who are you Sir?" Tanya Disa penasaran.
Pria itu tersenyum. "Kamu melupakanku? Pria di bar, namaku Selden Dasmon, dan pria yang kau tarik satu kamar dan menikmati malam bersama?" Hal itu mengejutkan bagi Disa, apa mungkin pria ini ada saat dirinya masuk ke tubuh antagonis Disa saat dia menjalang itu.
Disa menggeleng keras. "Anda salah orang mungkin." Jawab Disa.
"Tidak, karena marga Disa Michalina Cyrilo hanya dimiliki oleh mu yang bersuami dengan tiga anak dan kau tidak menyukai mereka dan membenci mereka." Sontak hal itu membuat Disa bungkam apa ini salah satu hal yang akan menjadi rintangan selanjutnya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Changed (S2) END
FantasyDisya kembali masuk ke dunia novel nya karena suatu hal, setelah melihat betapa bodohnya Disa antagonis memperlakukan anaknya dan suaminya, akhirnya ia memantapkan diri untuk berubah lagi dan akan selamanya menjadi Disa demi kebahagiaan, namun mampu...