Bertemu BESTie

1.2K 132 0
                                    

Kejujuran di awal lebih baik dari pada ditutupi sebelum terlambat dalam penyesalan.

( ꈍᴗꈍ)

Tidak ada yang tau apa yang telah terjadi kecuali Disa, Disa kini memantapkan diri untuk berbicara pada suaminya, semalam ia masih syok tapi kini ia sedikit lebih tenang.

Disa menatap suaminya yang mengenakan kemeja kantor. "Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu Hubby." Ucap Disa berjalan mendekat untuk memasang dasi.

"Katakan."

"Malam itu..."

Tok

Tok

"Nyonya Tuan mohon maaf di bawah Tuan muda dan Nona Key sudah menunggu." Ucap kepala pelayan. "Ya kami akan turun." Ucap Rafail.

"Apa?"

"Semalam Yulia tengah memandang foto mu." Ucap Disa. Seketika semua menjadi diam senyap. "Lalu?"

"Dia mengatakan ingin menghancurkan keluarga kita. Apa mungkin dia menyukaimu, aku tidak mau berfikir negatif tapi setelah semalam mendengar ia berbicara langsung aku yakin dia memiliki maksud lain." Ucap Disa.

Rafail terdiam sesaat. "Aku akan mencari tahunya." Disa mengangguk, Rafail mencium Disa karena istrinya selalu menggemaskan.

Cupp

"Sudah jangan terlalu banyak mencium ku atau aku tidak akan membiarkanmu pergi bekerja." Ucap Disa membuat Rafail terkekeh geli. "Itu kalimatku Wifey." Disa tertawa dan mengangguk setuju tapi biarlah memang apa salahnya kalimat itu.

Tanpa mereka sadari seseorang melihat keromantisan mereka dari jauh.

Disa dan Rafail akhirnya turun mendapatkan anak-anak mereka menunggu namun mata mereka menemukan persepsi kedua orang tuanya.

"Wahh sepertinya kalian sangat rindu cucu ya?" Goda Disa.

"Disa...astaga kamu makin cantik saja, iya Mama rindu dengan mereka apalagi si cantik." Sambil mencubit pipi Keysha.

"Iya dong memang Key yang cantik walau kembarannya Mama." Ucapnya dengan senang membuat suasana kian menjadi lebih hidup.

"Memang cucu-cucu Grandpa pandai dan cantik." Ucap Daddy Cryilo.

"Tampan Grandpa, kami ini pria bukan wanita cerewet seperti cucumu." Ucap Araz membuat Keysha melempar tomat dengan mata melotot.

Bltakk

"Hwaa..... Key benci Kakak!!" Tangisnya.

"Kenapa sih Mama malah kasih kami adik, lihatlah dia merepotkan." Ucap Araz sambil memakan tomat yang terlempar ke kepalanya.

"Tidak apa, justru datangnya Key membuat keluarga ramai, Kak." Ucap Yardan mengelus lembut rambut Keysha membuat anak gadis itu senang diperhatikan sedangkan Araz berdecih.

"Sudahlah kalian ini, siapa disini yang setelah pulang tidak ada kegiatan, Grandma ingin membawa kalian memancing ikan." Ucap Mama Disa.

"Benarkah? Key ingin!! Apakah besar-besar ikannya?" Tanya Keysha dengan antusias.

"Tentu saja Grandpa sudah biasa mendapatkan ikan sebesar kepalan tangan Grandpa." Mendengarnya Keysha bertepuk tangan. "Mau!!" Ucap Keysha.

"Yar, Ar?" Tanya Papa Disa.

"Sorry Grandpa, Ar akan ada les tambahan untuk hari ini dan sepertinya tidak sebentar." Ucap Araz.

"Yar bisa saja jika Mama dan Papa tidak keberatan." Ucapnya.

"Tentu saja, jika kalian ingin bermain ke rumah Grandpa dan Grandma Papa ataupun Mama tidak akan melarang kalian." Ucap Disa dengan senyum.

Yardan mengangguk Keysha sendiri memeluk Yardan karena senang dan menatap sinis Kakak pertamanya. "Jangan iri ya gak dibawa wleee." Ucap Keysha menjulurkan lidahnya.

Araz menggeleng kepala tidak habis fikir apakah otak adiknya tertinggal diperut Mama nya sehingga tidak ada hari tanpa tingkah kekanakannya. Hello memang kalian anak-anak mengapa harus dipertanyakan lagi astaga Araz sudah mencoba dewasa rupanya.

Disa mencium pipi anak-anak nya. "Belajar yang pinter, nanti pulang Mama masakin makanan kesukaan kalian." Mendengar itu mereka senang lalu memeluk Disa.

"Papa juga gak kalah dong, nanti Papa bawain oleh-oleh terutama buat Key Papa nanti bawakan aksesoris paling langka." Mendengarnya Keysha memeluk Rafail dengan senang. "Thanks you so much Papa."

Rafail mengangguk lalu mereka pun pergi dengan Rafail yang menyetir.

Disa menghela nafas setelah melihat kepergian keluarga kecilnya untuk memulai aktivitas nya, ia pun tak lupa masuk ke rumah setelah orang tuanya berpamitan pulang. "Mama pulang, biar anak-anak nanti dijemput sama Papa kamu." Ucap Mama Disa.

"Ya, Terimakasih Ma."

Mama memeluk Disa lalu disambung Papa Disa, mereka tau dengan cerita itu dan mereka menerima Disa dalam bentuk apapun selagi Disa baik pada mereka. "Mommy dan Daddy pulang ya nak, maaf tidak bisa lama." Ucap Mommy Cryilo.

"Ya Mom, terimakasih kalian sudah datang untuk sekedar sarapan bersama Disa senang." Mommy mengangguk.

"Nyonya." Disa menoleh mendapati Yulia membungkuk Disa sebenarnya ingin marah tapi ia masih diam biarkan suaminya yang mencari tau.

"Ada apa Yul?"

"Saya hanya ingin mengabari bahwa mungkin Minggu depan saya izin tinggal disini karena kepala pelayan mengatakan bahwa mungkin Nyonya akan sibuk untuk Minggu depan." Ucap Yulia.

Disa mengangguk. "Ya."

Disa pun masuk untuk bersiap, ia akan bertemu dengan kawan-kawan nya. Tak perlu lama supir pun mengantar Disa pergi ke sebuah Cafe.

"Guys!!" Teriak Disa dengan senang.

"OMG Ibu dari 3 anak datang." Pekik Jane memeluk Disa. "Bestaiku..." Ucap Rosa memeluk Disa. "Kartuku hadir." Ucap Jessy memeluk Disa.

"Astaga kalian ini!"

"Tidak perlu memesan kami sudah pesankan tinggal menunggu, ouh Dis benarkah anakmu 3 lihatlah tubuhmu masih saja seperti gadis." Ucap Jane.

"Kalian juga sama, bagaimana dengan kehidupan setelah memiliki anak, apalagi kamu Rosa katanya mau nambah 2?" Tanya Disa.

"Ah aku sudah lelah 2 terlalu banyak, Jerim memang keterlaluan berkata seperti itu." Ucap Rosa kesal membuat Disa hanya bisa terkekeh.

"Jessy? Yakin hanya 1 saja bukankah Kak Jimmy menginginkan pemain futsal?" Tanya Disa. "Ogah Dis satu aja repot aku." Ucap Jessy.

"Jane, mau nambah anak apa suami nih." Goda Disa.

"Amit-amit nanti si Toni murka sama aku Dis, apalagi si posesif tau kamu bilang gitu habis kamu dilabrak!"

"Tenang suami aku terlalu kuat dengan kekuasaannya." Jane Rosa maupun Jessy menatap jengkel namun memang mereka setuju akan fakta itu.

Mereka akhirnya berbincang sampai. "Disa bukankah kamu mau cerita masalah kamu?" Disa mengangguk.

"Semalam aku menemukan Yulia tengah memandangi foto besar suamiku mendengar dia mengatakan ingin menjadi nyonya dan ingin bersamanya, aku khawatir setelah tau Yulia adalah pelayan ku yang sudah lama." Ucap Disa.

"Itu gawat Disa, pelakor jaman sekarang mengerikan, kamu harus tegas." Ucap Jessy.

"Daun tetangga aja seger apalagi yang satu rumah, awas aja Dis kami tidak tau dan tidak bisa memastikan dengan pasti tapi kami harap kamu tidak gegabah." Ucap Rosa.

"Kamu harus bisa mencari taunya Disa, biasanya pelakor lebih sadis dari pada istri sah." Ucap Jane.

"Terimakasih atas saran kalian nanti akan aku laksanakan, memang benar ini akan berbahaya tapi bisakah aku egois jika suatu saat aku lelah menemukan kebenarannya." Seketika semua diam dan tidak mengatakan apapun lagi.

"Tetaplah pada pilihan hatimu Dis." Ucap mereka.

TBC.

My Wife Changed (S2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang