Orang tua tiri

331 44 0
                                    

Dekati jika memang jatuh hati, jika tidak orang lain akan menang lebih dulu.

Jina masih mengobrol dengan Keysha, nampaknya gadis itu sangat menyukainya dilihat betapa dia sangat antusias saat berbicara.

"Kau tau, uncle sangat payah dalam hal cinta, jika saja Kakak idol mungkin Kakak akan mengerti bagaimana cara jatuh cinta pada Idol lain." Ucap Keysha.

"Memang dia bukan seorang Artis?" Tanya Hardian.

"Uncle bodoh, memang sedari tadi kami berbicara uncle tidak mendengarkan? Nasib punya uncle payah." Hardian mengepalkan tangan, jika saja bukan keponakannya sudah ia tinju ke laut.

"Ouh astaga Key melupakannya, Ah Kakak Idol perkenalkan ini adalah uncle Key namanya Hardian Steven panggil apapun asal jangan menyinggung perasaannya, bagaimanapun dia tetap uncle terbaik." Ucap Keysha dengan wajah penuh perasaan senang.

Hardian tiba-tiba mual di tempat.

"Ouh Hai Kak, panggil aku Jina saja." Hardian berdehem lantas mengangguk, merasa suasana kian menjadi panas, Keysha yang melihat respon itu menyeringai.

"Kak Jina, bagaimana kita berkeliling biarkan saja uncle diam disini menunggu." Ucap Keysha.

"Anak menyebalkan, bisa-bisanya kamu mengatakan hal itu, kamu pikir aku supir saja antar jemput, emang semprul! Anak itik." Ucap Hardian dengan kesal.

"Lihat kan Kak, uncle memang baperan ditinggal sedikit sama Key pasti jadi marah Kakak suka tipe seperti dia tidak?" Bisik Keysha malah membuat Jina merona seketika.

Hardian yang tidak mengerti mereka berbisik apa akhirnya berdiri dari duduknya. "Tidak baik berlama-lama disini, jadi apakah kita akan diam saja hmm?" Keysha nampak mengetuk dagunya.

"Kita ke wahana bermain saja boleh ya??"

"Uncle tidak menolak."

Kini Keysha menatap ke arah Jina membuat Gadis itu nampak sedikit berpikir. "Sampai jam 5 oke, sepertinya seseorang sedang menungguku di rumah." Mendengar hal itu Keysha merasa senang.

"Deal!"

Akhirnya mereka pergi ke wahana bermain hanya sekedar untuk bersenang-senang selagi Keysha memiliki mood baik Hardian tidak akan repot membawanya pergi emm mungkin karena ditemani gadis cantik juga kan ya.

Sedangkan Disa masih merona karena semalam Rafail rela bergadang untuknya memastikan dia tidak pergi, memang suaminya terkadang berlebihan. "Hoamm...aku mengantuk sekali Wifey." Ucap Rafail sambil merebahkan tubuhnya di samping sang istri.

"Ini di kantor jika kamu lupa!" Mereka tengah berada di kamar khusus Rafail melepas penatnya, Disa yang melihat lingkar hitam di mata suaminya akhirnya mengelus kepala itu dengan lembut membuat Rafail menjadi lebih mengantuk.

"Tidurlah, ada 1 jam lagi sebelum meeting." Rafail mengangguk, menarik pinggang sang istri dan tertidur setelahnya, Disa bersyukur Rafail sekarang mulai berubah tidak sekejam dulu bahkan sekarang lebih mengerti dirinya walau sifatnya tetap ada yang melekat.

Ia melihat pahatan sempurna itu, bibir tipis hidung mancung mata yang selalu memberi tatapan tajam bak elang, Disa menyukai semuanya, Disa sangat senang bisa mengamati wajah ini setiap harinya dan tentu semua itu selalu ada ujiannya.

Orang melihat suaminya adalah sosok sempurna tidak ada kekurangan baginya mereka saling melengkapi, Rafail memiliki kekurangannya sendiri begitupun dirinya, Disa bersyukur meneruskan novel ini menjadi tokoh utama di dalamnya, ia tidak tau bagaimana nasib Disa asli yang tidak di pakai untuk melanjutkan alurnya, apa mungkin karena alurnya akan happy ending dengan tokoh wanita lain sehingga author membuatnya?

My Wife Changed (S2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang