chapter 10

208 32 2
                                    

"Mengawasi ku untuk apa?" Tanya Myori dengan horor. Kenapa ia tiba- tiba merasa menjadi target pembunuhan berantai.

Cokkie mengangkat bahu "Siapa yang tahu. Mungkin saja sudah waktunya kitab iblis muncul lagi " Terkanya .

Myori mengerutkan keningnya tanda bahwa loading nya macet.

" Makhluk terkutuk adalah tanda keberadaan kitab iblis. Jika kitab iblis ditemukan. Menurut mu penyihir kegelapan tidak akan bertindak? Kitab iblis ibarat pedang mereka, jika menginginkan kemenangan mutlak tentu saja membutuhkan senjata. Bangkitnya kitab iblis adalah awal dari peperangan. Penyihir hitam akan menguasai seluruh tanah sihir jika kitab iblis ada tangan mereka." Ujar cokkie sungguh- sungguh.

"Lalu, bagaimana dengan semua orang?" Myori bertanya dengan takut- takut.

"Mati" jawab cokkie singkat.

"Lantas apa hubungannya dengan ku ini semua?" Tanya Myori ketakutan.

Cokkie menghela nafas. " Itu adalah hal yang harus kau temukan. "

Sekembalinya Myori dari hutan sirus, ia benar- benar linglung seperti orang bodoh. Myori tiba-tiba menepuk kepalanya. "Aku lupa bertanya tentang bulan merah pada cokkie."

Gadis itu menghela nafas penuh beban dan duduk disamping kolam ikan besar  di belakang perpustakaan. Myori menatap ikan - ikan putih yang berenang kesana kemari dengan gesit. Myori menatap seekor ikan putih  yang memiliki corak hitam dipunggungnya, itu adalah ikan satu- satunya, ikan itu berenang ke arahnya. Myori dengan senang beranjak mendekati ikan itu, ia bahkan berharap dapat mengelusnya,  ketika ikan itu hampir mencapainya Myori segera menjulurkan jarinya untuk menyentuh  ikan itu sedikit, siapa yang sangka ikan itu akan mengibaskan ekornya dan berbalik pergi, Myori seketika merasa tidak rela. " He, aku belum memegang mu." Keluh gadis itu tak senang .

Ketika myori berusaha menggapai ikan itu,  Perlahan – lahan matanya berubah menjadi merah, air disekitar kolam mulai menciptakan gelombang yang tenang kemudian beriak, pergerakan beberapa ikan secara mendadak melambat. Ikan putih bercorak hitam yang sebelumnya memikat mata Myori tampak berusaha berenang menjauh, tapi entah kenapa tubuhnya seolah di tarik oleh magnet ke arah manusia yang mencoba menangkapnya itu. Myori seketika terkejut dengan kejadian janggal didepannya, ikan itu sekuat tenaga berenang kedepan tapi tubuhnya secara konstant terus menerus mundur kearah Myori perlahan- lahan hingga Ketika iris matanya berubah menjadi emas tiba – tiba Huna memanggilnya dari balik jendela perpustakaan, Mata merah Myori seketika menghilang saat ia berkedip dan menoleh kearah Huna yang sedang melambai. Myori reflek melihat ikannya lagi. Makhluk itu sudah kabur sangat cepat seolah - olah akan dimakan olehnya.

Myori menghela nafas menyayangnya, padahal ia hampir memegangnya, ia  berdiri dan menepuk jubahnya pelan. “ kenapa gadis ini suka sekali muncul tiba – tiba.” Ujarnya sedikit sebal.

Myori dan Huna menghabiskan hari libur dengan bermain dan berkeliaran sepanjang siang hingga sore kemudian kembali ke asrama saat malam.

Myori melempar tasnya sembarangan dan berbaring dengan nyaman ditempat tidurnya, ucapan cokkie terus menerus terngiang dikepala Myori hingga ia bahkan terus menerus waspada pada keadaan disekitarnya. Ngomong-ngomong soal penguntit, siapa yang terus menerus mengikutinya itu? Apa maunya? Gadis itu menghela nafas panjang.

Myori berguling beberapa kali dengan frustasi sebelum duduk bersila dengan wajah kusut, tiba- tiba pintunya diketuk beberapa kali. Myori segera mengeluarkan kepalanya dari balik pintu melihat Huna yang melambaikan sebuah buku.

"Bukannya kau ingin tahu soal bulan merah?" Ia menyerahkan buku Kono yang telah menguning dengan sampul hijau tua.

Myori benar-benar lupa sempat menanyakan hal ini pada Huna, ia mengambil bukunya. "Terimakasih, akan ku kembalikan setelah selesai."

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang