Myori ingin membela diri tapi tidak dapat mengucapkan apapun, ia bahkan sempat linglung selama beberapa waktu, Huna segera menarik Myori yang terus berjalan cepat kedepan dengan pikiran yang berkeliaran dan tidak tahu mereka hampir berpapasan dengan beberapa penjaga, keempatnya segera bersembunyi dibagian dinding yang tertutup saat melihat beberapa penyihir hitam lewat. " Yang tadi itu nyaris saja." Gumam Huna lega.
Gadis berambut pink itu kemudian melihat kearah Myori, ia tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi matanya bergerak turun melihat baju Myori. Ia tiba- tiba menyentuh benda dingin yang ada di baju gadis bermata coklat itu, ia baru menyadari gadis itu pakai kalung, mungkin karena panik tadi ia tidak begitu sadar, lagian Myori mengenakan mantel hitam yang membuat ia lebih tidak menyadarinya. Myori mengikuti tatapan huna dan juga memiliki tatapan terkejut yang sama setelah memegang bandul kristal itu." Eh, sejak kapan kalung ini ada pada ku?" Gumamnya bingung.
"Sejak kapan kau memakai kalung, aku tidak pernah melihat benda itu dileher mu sebelumnya ?" Huna menatap Myori dengan heran.
Myori mengerutkan keningnya bingung, ia juga baru menyadari dirinya memakai kalung setelah Huna mengatakannya. Tapi kalung itu cukup familiar dimatanya, ia sepertinya pernah melihat seseorang memakainya.
"Bukannya itu kalungnya Ryu?" Tanya Yomaru tiba- tiba.
Huna dan Myori dengan segera saling melirik dengan wajah semakin bingung.
Myori berkedip bingung."Bagaimana kalung ini bisa ada pada ku?"
"Jika kau saja tidak tahu bagaimana dengan kami?"Tanya huna sama herannya.
Yomaru segera menengahi perdebatan yang tidak perlu diantara keduanya." Bisakah kalian tenang? Ryu pasti punya pemikiran sendiri. Sebaiknya jangan terlalu ribut atau kita akan ketahuan." Ujar Yomaru mengingatkan.
Myori tentu saja menolak, siapa yang tidak tahu betapa mengerikannya benda kecil yang menggantung di lehernya. Ryu mungkin biasa saja, tapi dirinya tidak. Membawa kalung itu sama seperti membawa harta karun yang di incar sekelompok bajak laut? Saat bajak laut mengetahui bahwa harta yang mereka cari ada padanya, ia akan segera mati dengan ganas. Myori menggeleng kepalanya ketakutan dengan pikirannya sendiri. Ia segera melihat Amary." Bagaimana dengan kau yang menyimpannya? Sepertinya kalung penting ini akan lebih aman bersama mu." Ujarnya seraya berusaha melepaskan kalung itu dari dirinya.
Amary dengan santai mengambil langkah mundur." Tidak perlu. Nyawa ku lebih berharga dari benda kutukan itu."
Myori."__" ia melihat Huna.
Huna menelan ludah dan segera mengambil jarak Aman." Aku yakin kita akan segera bertemu Ryu, kau berikan saja kembali padanya."
Myori melihat Yomaru yang tidak mundur sama sekali, tapi orang itu hanya menggeleng tidak menerima. Dasar Ryu sialan, kemana perginya Laki- laki itu?
"Myori, coba gunakan mata mu mencari keberadaan Ryu!" Perintah Amary menganti topik.
Myori hanya bisa menyerah dan menyimpan kalung itu di dalam bajunya baik- baik."akan ku coba" ujar gadis itu enggan sebelum memejamkan matanya dan dengan segera garis urat merah yang menyeramkan tumbuh seperti akar dari ujung matanya.
Huna segera terperanjat dan memanggil dengan ngeri." Myori mata mu_
Amary segera menghentikan Huna karena Myori sedang berkonsentrasi.
Myori sekali lagi agak tercengang menemukan kemampuan menembusnya berubah menjadi lebih mudah dan cepat dua kali lipat dari sebelumnya, dengan sangat mudah ia menjelajahi sebagian istana kegelapan hanya dalam beberapa detik sebelum melihat orang yang ia cari sedang berada di sebuah ruangan dengan kepala tertutup kain hitam dan seekor singa hitam tiga kepala tengah menatapnya dengan liur menetes yang di pisahkan jarak hanya 5 meter. Myori seketika membuka matanya ketakutan." Kita harus bergegas, Ryu akan dimakan oleh singa!" Seru gadis itu panik dan bergegas lari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYORI STORY (END)🍀
FantasíaMyori tersesat dihutan karena mengejar pencuri yang mengambil hpnya, secara tidak sengaja ia menemukan sebuah pohon tua yang sangat tinggi di tengah hutan, saat ia mendekat, terlihat cahaya ungu kebiruan muncul mengelilingi pohon itu. Myori meleta...