chapter 11

181 29 0
                                    

Ryu bahkan sama sekali tidak mencoba untuk menutupi dirinya dari teman sebangkunya itu ." Aku tidak mengatakan apa- apa."

Yomaru ingin melanjutkan, tapi mengingat mereka sedang dalam kelas, ia berhenti mengejar Ryu. Ia jelas-jelas melihat Myori dan Ryu di kota mati itu juga makhluk terbang itu dengan beberapa penyihir kegelapan yang mengejar mereka. Alasan kenapa mereka berdua bisa muncul disana masih menjadi sesuatu yang tidak ia temukan jawabannya, keduanya benar-benar menutup mulut untuk menjelaskan padanya. Semakin memikirkan semakin Yomaru merasa temannya yang satu ini benar- benar sangat misterius.

Melihat tidak ada yang berniat menjawab, wanita itu melanjutkan. " Yang harus kalian lakukan adalah menulikan telinga mereka, dengan suara nyaring seperti lonceng. "

"Bagaimana caranya?" Tanya Miyako bingung.

Nona sakura melihat gadis yang membawa seekor naga kecil di bahunya. "Bunyi lonceng adalah suara nyaring yang sangat mengganggu, semakin keras suara lonceng itu semakin besar kemampuannya untuk membingungkan. Mudah saja, ikat saja tubuh monster itu dengan lonceng besar. Dengan begitu ia hanya akan mendengar suara lonceng setiap kali tubuhnya bergerak. Ia tidak akan bisa fokus pada suara kedua."

Miyako akhirnya bisa mengangguk setuju, tapi ia melihat nona sakura lagi."bagaimana dengan mudah menempelkan lonceng pada makhluk itu, kita menginjak daun saja sudah memberitahukan posisi kita padanya."

Nona sakura mengeluarkan sebuah lonceng mungil berwarna emas dengan tali merah. "Ini adalah lonceng sihir. memang terlihat kecil tapi suaranya tidak kalah dari suara beberapa lonceng yang di bunyikan bersama"

Orang -orang menatap dalam keheningan ketika dunia mereka sekali lagi berubah menjadi hutan lebat, Zoru secara otomatis melihat orang-orang menatapnya dengan ngeri, rasa mematikan tiba- tiba menggelitik lehernya, ia segera berbalik untuk melihat burngoft besar itu menatapnya dengan tatapan lapar dengan jarak hanya beberapa meja saja. Karena ketakutan setengah mati, Zoru secara tidak sengaja jatuh dari kursinya. Burngoft itu tiba-tiba meraung keras dan segera menyerbu kearahnya dengan gigi-gigi taring yang menyeramkan.

Nona sakura terlihat memantrai lonceng kecil itu sebelum mengibaskannya pergi dengan sapuan jari yang tenang. Lonceng kecil itu segera melesat kilat seperti panah menuju leher makhluk besar itu, benang merah yang mengikat lonceng itu segera mengikat leher burngoft itu seperti benang cahaya dan menggantungkan lonceng kecil itu dengan baik dileher makhluk itu.

Zoru sudah memejamkan matanya erat-erat tapi rasa sakit karena cabikan itu tak kunjung datang hanya suara lonceng yang nyaring yang terdengar beberapa kali bergema ditelinganya. Ia membuka matanya untuk melihat makhluk itu berputar putar dengan bingung, sebuah lonceng emas yang tergantung di lehernya terus menerus berbunyi setiap makhluk itu menggerakkan badannya.

"Ketika makhluk itu dalam keadaan bingung seperti itu, waktu yang tepat untuk melarikan diri. Waktu yang kamu miliki juga hanya bertahan 5 menit sebelum mantra itu lenyap." Ujar nona sakura kemudian menjentikkan jarinya. Suasana hutan yang penuh kebisingan tadi segera lenyap menjadi suasa ruangan belajar seperti sebelumnya.

"Bagaimana? Tertarik untuk mempelajarinya?" Tanya wanita itu.

Huna yang terpana segera mengangguk menginginkannya dengan sungguh- sungguh. Diikuti oleh yang lainnya, Myori juga terpukau dengan sihir ajaib yang dilakukan nona sakura barusan, itu seperti sulap mata tingkat tinggi. Ia juga menantikannya.

Satu jam akhirnya berlalu, nona sakura sudah meninggalkan kelas tapi Huna masih sibuk mempraktekkan jurus itu sepanjang jalan.

Myori benar-benar hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Huna ini. Selanjutnya adalah kelas sensei Noki, mereka harus kembali kelapangan. Myori dan Huna berada di barisan paling belakang di antara murid lainnya karena ia benar-benar berjalan seperti kura-kura mengimbangi si Huna yang lelet, mereka berdua bahkan ketinggalan rombongan. Myori baru saja ingin protes, tapi sebuah angin tiba-tiba melewati wajahnya . Rasa familiar itu membuat Myori menegang, ia segera berbalik dengan wajah terkejut. Huna bahkan terlalu sibuk dengan tangannya dan melangkah lurus seolah-olah sesuatu tadi hanya ilusi Myori sendiri. Setelah tersadar dari lamunannya Myori segera mengejar Huna, tapi sesekali ia masih menoleh kebelakang dengan wajah serius. Ia agak bingung, angin itu adalah petunjuk dari cokkie atau sesuatu yang seperti waktu itu, sesuatu yang membuatnya hampir saja mati dihutan Sunyi.

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang