chapter 34

117 20 0
                                    

Ryu dan Yomaru melirik dengan kening berkerut, mereka juga tidak paham sama sekali.

Haku sedikit tersenyum geli." Aku sudah tahu sejak sangat lama." Ujarnya memulai sebelum melihat mata tuan Mozie yang dingin." Tujuh tahun lalu,  sebelum diri mu bangkit. Pangeran Mozie yang asli adalah seseorang yang berpenyakitan dan sangat penakut, dia mendambakan keabadian dan termakan bisikan iblis yang membohonginya dengan mengumpulkan seribu nyawa penyihir putih untuk persembahkan kepada cermin perak agar anda  dapat bangkit kembali. Setelah anda bangkit, tidak hanya membunuh ratu dan raja, anda juga mengubah tempat ini menjadi tempat paling menakutkan di seluruh dunia sihir, tidak ada kebebasan berbicara dan ketenangan. Hanya ada ketakutan dari seluruh rakyat mu, bahkan beberapa penyihir hitam yang mencoba kabur dari wilayah ini, tidak hanya tidak kau beri kesempatan, bahkan seluruh keluarga mereka dibantai dengan sadis. Kau bahkan membunuh ayah dan ibu ku dalam hal ini, kau membiarkan ku hidup karena Kemampuan ku yang bisa mengetahui segala masa lalu orang hanya dengan memegangnya, kau menganggap ku berguna dan membiarkan aku hidup saat aku berusia 10 tahun lalu. "

Semakin banyak haku berbicara semakin tercengang   seluruh orang yang berada di istana kegelapan, cerita Haku bagaikan sebuah kenyataan yang tertutup rapat dari perubahan yang terjadi diwilayah penyihir kegelapan sejak 7 tahun lalu. Tapi tidak satupun yang berani menantang pria yang mendengarkan dengan sangat tertarik segala hal yang Haku ceritakan.

Haku menghela nafas kesal dan melanjutkan dengan mata berani. "Kau hanya tidak tahu saat pertama kali kau bangkit, aku yang masih kecil itu secara tidak sengaja tersandung dan menyentuh tangan mu. Aku kemudian mengetahui segala masa lalu mu bahkan sejak ratusan lalu. Aku semakin membenci mu setelahnya. Sekarang kau bahkan tidak menganggap kematian bawahan mu sebagai sesuatu yang perlu di hormati, kau membuang mereka begitu saja seperti sampah, apa yang sebenarnya kau inginkan? Kematian seluruh penyihir di dunia ini?"  Haku menyudahi penjelasannya dengan pertanyaan yang telah mengganggu pikirannya selama ini.

Terjadi keheningan sesaat sebelum tuan Mozie tertawa kecil sesaat sebelum berbicara dengan santai. "Sebagai pangeran yang telah menduduki tahta yang sebenarnya didunia sihir kegelapan ini, bukan aku tidak memikirkan masa depan kerajaan ku. Hanya saja Aku akan mewujudkan dunia damai itu setelah semua pemandangan rusak telah tersapu bersih. Termasuk makhluk- makhluk lemah dari penyihir putih  yang pernah menentang ku."  Tuan Mozie tampak membuat sebuah pertimbangan sebelum berkata "kau benar- benar orang yang bisa mengetahui identitas ku dengan sangat baik. Akan sangat disayangkan jika aku harus menyingkirkan mu juga, bagaimana dengan penawaran ku untuk menjadi abdi ku lagi yang patuh setelah semua ini berakhir. Kau bahkan bisa_

"tidak dibutuhkan." Haku memotong dengan tegas. Ia bahkan lebih senang mati bersama para penyihir putih ini.

Tuan Mozie tersenyum menyerah kemudian beralih melihat Myori. "Nah, gadis kecil. Aku tahu kalung itu ada bersama mu. Kau ingin kematian yang mudah atau kematian yang sulit?" Tanyanya dengan nada yang dingin. Myori segera mengigil hingga kepalanya.

Myori mau tak mau segera melirik Ryu di belakang sisi kanan Amary  dengan tatapan panik.

"Untuk apa kau melihatnya? Dia juga tidak bisa menolong mu. Dia juga akan segera mati." Tuan mozie melirik Ryu dengan mata tidak senang." Bocah yang luarbiasa, bagaimana mau mewarisi kekuatan api biru itu?" Tanyanya sedikit tidak senang sebelum melanjutkan."Apa kau tahu aku sangat membenci sihir itu?"  Tanyanya dengan dingin. "Benar- benar mengingatkan aku pada seseorang yang menyebalkan, untung saja ia sudah kubunuh dulu. Jika tidak, mungkin saja aku yang akan mati ditangannya" gumamnya tertawa ironis sesaat sebelum melihat Ryu lagi. " Kau benar- benar bernasib sial" ia menggeleng dengan dingin.

Ryu sejak awal tidak mengucapkan apapun walaupun ia sedikit ngeri dengan nada seolah ingin mencabik- cabiknya itu.

Tuan Mozie melihat Myori lagi. "Sudah mempertimbangkannya?" Tanya santai.

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang