chapter 40

151 20 1
                                    

Ryu segera duduk dengan lega." Jika aku datang lebih lama lagi, bukannya aku akan melihat mayat mu?" Gumamnya tidak senang.

"Kau menyumpahi ku?" Gumam nona Zura lelah tapi masih mengandung nada jengkel.

Ryu benar- benar lega melihat, wanita ini baik- baik saja walaupun tubuhnya penuh luka berdarah. " Kita harus segera pergi, disini tidak aman." Ia menyarankan setelah memeriksa kondisi hutan yang terlihat cukup lebat.

Nona Zura tidak berkomentar banyak, Ryu segera membantunya berdiri dan berpindah ke tempat dia menemukan sensei Giwa dan Myori sebelumnya sebelum mendudukkan wanita itu di sisi pohon terdekat, goldano segera menyalak gembira dan mendekat nona Zura.

Wanita berpakaian ungu itu melihat Myori dan sensei Giwa dengan kening berkerut." Bagaimana mereka?" Tanyanya.

Ryu menggeleng menenangkan."Tidak lebih baik atau lebih buruk dari mu. Kita harus bergegas pergi dari tempat ini, dimana tuan Yama dan yang lainnya?"

"Mereka masih ada di hutan itu, aku mengalihkan ular- ular itu pergi karena mereka juga tidak dalam kondisi yang baik, sebaiknya kau segera mencari mereka segera sebelum hal buruk terjadi." Ujar wanita itu lagi dengan susah payah.

Ryu sesaat tampak ragu meninggalkan tiga orang terluka ini dihutan terbuka begitu saja, tapi nona Zura mengusirnya." Tenang saja, ada goldano. Dia cukup kuat untuk membunuh beberapa ekor ular besar sendiri."

Ryu akhirnya mengangguk dan segera menghilang

                            *****
Huna dengan susah payah memanjat tebing yang terakhir dan menyambut Amary yang menawarkan tangannya. Gadis itu segera mencapai tebing tinggi dengan nafas yang sengal- sengal." Sial, butuh waktu cukup lama untuk sampai ketempat ini, tidak ada Ryu dan Myori memang membuat kita kesulitan sekali." Gumam gadis itu.

"Kenapa begitu?" Tanya Haku bingung.

Huna menunjuk ular biru dilangit. "Jika ada Myori, kita bisa naik makhluk itu dengan sihir pengendali pikirannya. " Gadis itu kemudian melanjutkan." Dengan adanya Ryu, kita hanya perlu memintanya meneleportkan kita, bahkan hanya satu detik saja. Sekarang, hanya memanjat beberapa tebing saja rasanya seperti mau mati." Keluh Huna lagi.

Haku akhirnya mengangguk mengerti, Amary hanya bisa menggeleng dengan pernyataan Huna ini.

Sebelumnya:
Kenapa dia pergi lama sekali? Bukannya dia bilang hanya ingin memastikan. Apa terjadi apa- apa padanya?" Huna berjalan kesana kemari dengan gelisah.

Yomaru juga hanya bisa melihat tebing tinggi itu dengan pandangan rumit.

" mungkin dia benar- benar menemukan mereka disana." Amary ikut menambahkan kemungkinan .

"Kalau begitu, seharusnya dia sudah kembali atau setidaknya mengabari kita." Huna protes lagi.

"Bagaimana dengan kita menyusul kesana." Hachiro memandang satu persatu orang-orang yang seketika diam mendengar kata- katanya, ide nya memang tidak buruk, tapi bagaimana mereka bisa sampai disana, jika tempat ini terdapat jurang dimana- mana?

"Bagaimana caranya?" Tanya Haku bingung.Tempat dimana mereka berada memang tidak jauh dari tebing tinggi itu, tapi juga tidak terlalu dekat juga.

"Ayo pergi!" Seru Amary kemudian mulai meninggalkan teman- temannya.

Huna segera menatap Amary tidak percaya." Caranya? Kita jalan kaki?" Serunya tidak setuju.

Tapi Amary tidak juga berhenti, Yomaru segera mengejar disusul Haku dan Hachiro meninggalkan gadis itu dengan alis berkerut. Huna memandang tebing tinggi yang agak jauh itu." Yang benar saja" gumamnya penuh keluhan.

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang