chapter 16

174 25 0
                                    

"Tidak kembali?"Keyna segera menatap Amary dengan wajah ngeri. " Mungkinkah ia tersesat di hutan?"

Amary menggeleng tak begitu mengerti. "Hutan itu tidak begitu luas, bagaimana ia bisa tersesat saat ia punya Ogi yang penglihatannya setajam pedang."

"Kapan terakhir kalian melihatnya?" Tanya Yomaru kemudian.

"E.. itu semalam sore, tiba-tiba saja ada burung hantu hitam di dekat asrama dan Miyako mengejarnya karena katanya makhluk itu terluka."  Ujar Keyna menjelaskan buru buru.

Ryu mengangkat matanya, ia melirik Yomaru yang melihatnya kembali. Entah kenapa mereka tiba-tiba sepemikiran mendengar soalnya makhluk aneh ini.

Zoru segera menyerbu. "Apa kita perlu mencari jejaknya? Aku ahli soal ini. Kita hanya harus memulai dari dimana ia terakhir berada." Jelasnya.

Keyna segera berdiri. "Aku bisa memberi petunjuk dimana tempat terakhir ia berada."

"Aku juga akan pergi. Jika ada sesuatu yang bahaya, paling tidak ada aku yang bisa bertarung." Ujar Amary serius.

Huna melihat Myori. "Kenapa tiba- tiba tiga orang ini mengubah suasana kelas yang tenang seketika menjadi tegang?"

" Mungkinkah ini ulah penyihir hitam yang masih bersembunyi itu ?" Myori tiba-tiba berbisik ngeri.

Huna spontan menepuk mulut Myori. " Kalimat Sial.. jangan membuat keadaan menjadi menyeramkan sampai ketahap itu. Apa yang akan terjadi jika Miyako bertemu penyihir hitam, aku bahkan tidak ingin membayangkannya."

"Apa aku perlu ikut, kemampuan cepat ku bisa membuat pencaharian lebih cepat." Rokkie mengajukan diri dengan suka rela.

"Jika semua orang pergi, sensei Haruka  akan menjadi curiga, sedangkan hilangnya Miyako ini belum pasti alasannya, bisa-bisa kita mendapat masalah karena menyebarkan informasi palsu yang membahayakan satu sekolah." Ujar Amary memperingatkan." Aku akan pergi bersama keyna dan Zoru untuk memastikan kemana gadis itu pergi." Putusnya.

Orang- orang yang ada hanya bisa setuju, ketiganya segera pergi secara diam- diam sebelum sensei Haruka memasuki kelas.

                           *****
Setelah berdiskusi, mereka bertiga memulai dengan asrama perempuan karena itu kosong disaat kelas, Zoru menjadi satu satunya orang yang mengendap-endap dengan jantung yang ketakutan. Bagaimana seorang pria bisa berlari ke asrama perempuan? Apa ia ingin menjadi bahan pembicaraan satu sekolah? Ia tiba-tiba ingin punya pembawaan istimewa seperti Ryu yang bisa berpindah dimensi, atau seperti Rokkie yang bisa lari seperti kilat atau bisa menghilang adalah yang terbaik untuk saat ini. Sayangnya ia tidak memiliki satupun dari itu, Amary bahkan ngotot untuk memulainya dari asrama untuk memastikan bahwa Miyako benar- benar tidak kembali sejak sore kemarin, ia benar -benar tidak berani meneriaki B saat Amary mengatakan A. Tidak ada satupun laki-laki di kelas 1z yang berani menyinggung Amary si singa betina ini, jangankan kelas 1z, kelas 1Q ampai 1Y juga belum tentu berani.
Sesampainya di lokasi Keyna menatap pintu kamar Miyako yang rusak dengan wajah horor." Seseorang menculiknya paksa?" Seru ngeri.

Amary melirik dengan wajah dingin. "Kau bercanda? Aku yang menghancurkannya tadi pagi karena tidak menjawab panggilan ku."

Keyna berkedip terdiam,  Apa Amary dan Berry sebenarnya adalah saudara? Kenapa pemikiran mereka sama persis, Berry juga menghancurkan pintunya dengan leser waktu itu. Keyna tersenyum canggung menahan rasa ngeri dihatinya.

Zoru segara mendekati pintu dan menyentuh dinding kamar, Keyna menatap wajah si pirang bermata biru itu  dengan serius. Keyna mengira awalnya mata Zoru dan Amary mirip, tapi ternyata keduanya sebenarnya berbeda Warna matanya adalah biru muda  yang kabur sedangkan Amary adalah biru cerah yang tajam. 

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang