chapter 24

160 26 0
                                    

Pria ahli ilusi itu melihat ke sekelilingnya yang sunyi, mungkinkah sekelompok temannya semua di bantai oleh monster itu? Monster besar ini terlalu ganas, tapi kenapa ia malah melindungi bocah penyihir putih tersebut? Si ahli ilusi menghilangkan cahaya putih redup ditangannya. seluruh orang yang datang bersamanya sudah mati, ia harus sedikit berhati- hati. sekarang tinggal dirinya sendiri, ia berniat mengunci monster itu dalam ilusi sementara menunggu kedatangan para penyegel, yang harus ia lakukan sekarang adalah membuat keduanya terkena ilusi.

Ryu tiba-tiba muncul di belakang pria ahli ilusi itu dan hendak memegang pundaknya dengan cahaya biru yang berkobar dari tangannya, tapi pria itu duluan menangkap pergelangan tangannya dan menariknya kedepan, ai hendak melayangkan pukulan kewajahnya tapi teralihkan sedetik oleh cahaya biru terang itu, Ryu melihat sebuah kesempatan dan segera menendang perut pria itu dengan keras dan keduanya segera terpisah.

Ular besar itu segera meraung ganas dan menerjang kearah si ahli ilusi, pria itu tidak sempat melarikan diri dan terlempar dengan keras karena sundulan keras dari kepala monster itu, ia berguling beberapa langkah setelah terlempar hampir 3 meter, monster tampaknya tidak ingin melepasnya, ia dengan ganas datang lagi menerjang, kali ini ia membuka mulutnya dengan lebar bermaksud untuk menelannya, saat ia hampir mencapai orang itu, sebuah cahaya terang tiba-tiba muncul membuat monster itu segera berputar pergi, Ryu juga tidak bisa menahan cahaya yang sangat menyilaukan itu.

Seorang pria keluar dari portal hitam di ikuti 6 orang lainnya yang tampak seperti pengikutnya, cahaya terang yang membuat ular besar itu lari ternyata adalah sebuah cermin mungil yang kemudian segera meredup menjadi cermin biasa, ia menurunkan tangannya dan berbalik melihat si ahli ilusi yang telah bangkit dari tanah, ia tampak sedikit buruk dan menyedihkan. Pria itu menggeleng pelan. " Kau baik- baik saja?" Tanya menyindir.

Si ahli ilusi itu menepuk bajunya sedikit dengan wajah kesal. "Tentu saja. Berhubung kau sudah datang, segera bawa kembali monster jelek itu. Dia sangat mengganggu." Perintahnya jengkel.

Pria yang baru saja datang itu terkekeh pelan sebelum melihat Ryu dengan wajah Heran." Siapa bocah ini?"

Ryu mengerutkan keningnya dengan wajah waspada, tampaknya Orang yang memiliki tanda unik didahinya bersama 6 orang lainnya ini jauh lebih kuat dari si ahli ilusi. Mereka punya aura yang kuat. Jika kelompok ini juga datang untuk membunuhnya, sepertinya kali ini ia benar-benar akan tamat, ia hanya bisa memilih kabur saat keduanya lengah.

"Hanya salah satu penyihir kecil yang akan segera ku binasakan. bukannya tuan mozie menyuruh mu mengambil benda itu secepatnya, kenapa kau masih disini? " Tanya si ahli ilusi heran.

Pria itu mengerutkan kening setelah melihat Ryu selama beberapa waktu. setelah mendengar pertanyaan si ahli ilusi, ia akhirnya melihat ketempat lain dengan wajah malas." Tentu saja, aku pikir kau butuh bantuan untuk membunuh penyihir amatir seperti ini? Sepertinya aku berfikir terlalu berlebihan. Ia melihat salah satu anak buahnya, kau bantu dia!" Ujarnya sebelum berbalik pergi kearah dimana ular besar itu pergi di ikuti 6 orang lainnya meninggalkan satu bawahannya, si ahli ilusi dan Ryu yang saling menatap.

Ryu sudah berdiri dengan baik, walaupun salah satu kakinya berdenyut. Ia menatap keduanya dengan mata serius.

"Kemampuan apa yang dimiliki bocah laki- laki itu sampai anak buah mu tidak bersisa?" Tanya pria dengan tanda hitam didahinya itu.

Si ahli ilusi membuang nafasnya tidak senang. " Hanya seseorang yang cepat belaka." Balasnya meremehkan. " Jika bukan karena makhluk buruan kalian itu begitu ganas, bagaimana mungkin semua bawahan ku habis tak bersisa"

"Sebaiknya kau berdiri menonton saja disana. Aku akan segera menyelesaikannya dalam lima menit." Ujar pria dengan tanda hitam didahi itu dengan sombong sebelum berlari menyerang Ryu dengan sebuah cambuk merah yang ia hentakkan ketanah, tanah itu segera terbelah dengan cepat, Ryu cukup terkejut dengan efek dari cambukan itu, untungnya ia segera menghilang sebelum cabuk itu membelah dirinya menjadi dua bagian. Pria yang baru melempar cambuk itu mengeryit." bukan seorang yang cepat, aku tidak bisa membaca gerakannya sama sekali.

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang