chapter 23

149 27 0
                                    

Kelimanya tiba didepan pintu batu. "Mereka masuk kesini?" Tanya tuan Yama tak yakin.

Nona zura meletakkan jarinya menyentuh dinding batu. Ketika tangannya menyentuh permukaan itu, ia bisa melihat anak-anak itu sebelumnya berusaha dengan keras membuka pintu dengan paksa tapi tidak berhasil, ketika mereka dilanda panik, Myori tiba-tiba mengganti warna bola matanya dan menggerakkan telapak tangannya, pintu batu secara tiba-tiba bergeser terbuka. Myori menatap telapak tangannya dengan takjub "wow" serunya terkejut sebelum keyna dengan keras berteriak. " Pintunya terbukaaa". Kelima orang itu bergegas masuk, Myori kemudian sekali lagi mengubah warna matanya dan membuat gerakan menutup, pintu batu di depannya segera bergeser cepat sebelum monster ular yang mengejar mereka berhasil mencapai mereka.

Nona Zura sedikit menyeringai, ternyata ada kejadian lucu seperti itu juga. Wanita itu sedikit mengerutkan keningnya tidak mengerti, kenapa cucu tampannya tidak membakar monster itu menjadi abu saja, dari pada bersusah payah berlari sejak awal? Cukup memberikan monster itu makan api saja, bukannya semuanya akan mudah? Ia juga tidak bisa menyalahkannya karena sejak awal ia berusaha menyembunyikan kemampuannya yang itu karena berbahaya, mungkin hingga saat ini orang-orang masih tidak mengetahui tentang kemampuannya yang satu ini, makanya ia tetap menggunakannya secara diam-diam. Nona Zura kemudian mengangguk setelah berdebat dengan pikirannya sendiri, matanya segera terganggu dengan sosok pria tua yang sedang memutar sebuah besi logam dengan ekspresi heran. "Apa yang sedang kau lakukan ?" Gerutu wanita itu heran.

Rokkie dan huna berkedip tidak berani berbicara, melihat cara nona Zura berbicara pada tuan Yama dengan nada kesal membuat mereka merasa wanita itu terlalu tidak sopan, tapi kenyataan umur mereka tidak jauh berbeda. Seperti seseorang yang memarahi temannya sendiri, tapi melihat rupa nona Zura yang terlihat seumuran sensei Giwa, jika orang lain yang tidak mengenal bahwa mereka sebenarnya berasal dari generasi yang sama pasti akan berfikir nona Zura adalah penyihir junior yang kurang ajar pada generasi tua.

Tuan Yama mengerutkan keningnya dan menarik logam 30 centimeter yang sebenarnya mengecil hingga seukuran jarum diujungnya. Ia melihat pintu batu didepannya yang tampaknya tidak bisa terbuka walaupun ia telah menggunakan kunci. "Sepertinya pintu ini macet karena terlalu lama tidak dibuka."

Nona Zura kembali melihat dinding batu didepannya yang tertutup rapat, wanita itu menggeleng kemudian sambil menghela nafas. "Seseorang sepertinya telah merusaknya secara tidak sengaja." Ia kemudian melihat tuan Yama dengan mata aneh." Siapa suruh kau membuat pintu tanpa cara membuka seperti ini? Kau menyembunyikan harta Karun?"

Tuan Yama menunjukkan logam dengan ujung runcing ditangannya."Ini jelas kuncinya."

Nona Zura mendengus." Cih, benar-benar menyembunyikan harta Karun rupanya."

"Apa Myori dan yang lainnya memang masuk kedalam ruangan disebalik pintu ini?" Tanya Huna penasaran, bagaimana teman-temannya bisa masuk jika kuncinya jelas berada ditangan tuan Yama.

"Mereka benar-benar masuk kedalam." Balas nona Zura yakin.

Tuan Yama tiba-tiba menjadi gelisah tanpa sebab." Ayo memutar!" Ujar pria itu sebelum bergegas pergi.

"Kau punya jalan rahasia lain lagi? " Tanya nona Zura terkejut, apa temannya ini telah berubah menjadi tikus? Kenapa ia perlu membuat terowongan dimana-mana.

*****

Bissssttttt...... Bissstttttt.....

Sebuah gemuruh hebat mengguncang ruangan itu setelah kepala besar itu menghantam dinding dengan keras, hanya satu pukulan tapi membuat reruntuhan yang menakutkan didalam ruangan itu, untungnya Yomaru reflek membuat perisai angin yang mengurungnya dan keyna yang kebetulan berada paling dekat dengannya, Amary juga telah membuat perisai es untuk mencegah dia, Ryu dan Myori tertimpa reruntuhan.

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang