Amary bangkit walaupun masih terhuyung sedikit. Dari kedua telapak tangannya perlahan mengeluarkan uap dingin yang menciptakan lapisan es tipis semakin tebal merayap sampai ke lengannya. Suhu di sekitarnya turun dengan cepat, lantai disekitar Amary membeku perlahan menyebar sampai kearah wanita berambut ungu itu.Wanita itu reflek mundur, es itu menyebar semakin cepat mengejarnya.
Amary mengangkat tangannya, Wanita itu berbalik, ombak es yang sangat tinggi entah sejak kapan tercipta disana bersiap menelannya. Amary menurunkan tangannya, tapi reflek wanita itu lebih cepat melompat mundur sejauh mungkin. Ombak es itu hancur berkeping-keping, tapi pecahannya berhasil menggores wajah dan lengan wanita itu.
"Bagaimana dengan ini" Amary menangkupkan kedua telapak tangannya, dinding- dinding es tiba- tiba muncul di sekitar wanita itu mengurungnya dalam lingkaran es berbentuk persegi yang menghadap tembok.
"Kau pikir ini bisa menahan ku?" Wanita itu berteriak dari dalam sana.
"Kau pikir perisai ku itu selemah pemahaman mu?" Bela Amary.
Mendengar jawaban Amary membuat wanita itu semakin naik pitam. Wanita itu melayangkan tinjunya menghantam dinding dingin dihadapannya, tinjunya begitu kerasa sampai Amary melompat mundur. Awalnya sebuah lubang besar terbentuk karena hantaman itu, tapi Es itu dengan cepat menutup kembali.
Dengan kesal wanita itu menghantamkan tinjunya berkali-kali, semakin banyak lubang yang ia buat semakin tebal lapisan es yang muncul menutupinya. Wanita itu secara perlahan mulai menggigil, tinjunya pun tidak sekuat sebelumnya setelah berkali-kali melakukannya.
"Sudah lelah?" Amary menyeringai. "Semakin banyak lubang yang kau buat semakin tebal pula es berikutnya. Aku ingin tahu seberapa tahan diri mu didalam sana"tambahnya.
Terdengar suara batu hancur, Amary mengeryit tidak habis pikir, kenapa ia hanya menebalkan lapisan depan?
Tiba- tiba wanita berambut ungu itu muncul dengan wajah pucatnya yang penuh amarahnya. Untungnya amary sempat menyadarinya dan membuat perisai es untuk menghalangi tinju maut wanita itu.
Melihat kemurkaan wanita itu bukan hal yang aneh setelah bagaimana ia tadi mengurungnya, sekarang Amary bahkan melihat tekad dimata wanita itu untuk membunuhnya.
Sebuah suara retakkan membuat Amary menoleh dengan terbelalak pada perisai esnya yang mengalami retak yang tidak tipis bahkan membesar dan Amary terpental menghantam dinding dengan esnya yang hancur berkeping-keping.Gadis itu sedikit terbatuk darah.
"Bagaimana rasanya?" Wanita itu menyeringai pada Amary.
Amary meludahkan darahnya yang memenuhi mulutnya dan tersenyum menantang." Tidak terlalu buruk." Balasnya.
Wanita berambut ungu itu kehilangan senyumnya dan bergegas pergi kearah Amary dengan tinjunya yang ganas, sayangnya sebelum pukulan itu berhasil mengenai Amary, sebuah ledakan besar tiba- tiba muncul dari dinding disampingnya dan membuatnya terpental kesamping. Ia segera bangkit dengan amarah dan menatap pada lubang besar menganga yang mengeluarkan suara batu- batuan yang jatuh. Ia mendongak pada kedua cahaya emas menyala yang muncul dari kegelapan.
Tiba- tiba cahaya itu meraung keras membuat wanita itu bahkan Amary spontan menutup telinga masing-masing, si pria bermata kuning dan Ryu juga menoleh ke arah sumber suara menggelegar yang menggema menimbulkan runtuhan itu. Mereka menatap terkejut sosok monster raksasa yang menghancurkan dinding dari sisi lain ke arah mereka.
Makhluk itu melangkah keluar dengan tubuh raksasanya yang sekali lagi menghancurkan dinding-dinding disekitarnya.
Wanita berambut ungu itu bahkan harus mendongak keatas dengan alis berkerut.Tak terkecuali juga Amary yang cukup terkejut melihat kemunculan tiba- tiba raksasa batu itu. Makhluk itu menunduk melihat makhuk berambut ungu dihadapannya, tiba- tiba ia melayangkan tinjunya untuk mengeyahkan gadis itu, tapi wanita itu telah menarik tubuhnya sebelum hantaman itu benar- benar menghancurkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYORI STORY (END)🍀
FantasyMyori tersesat dihutan karena mengejar pencuri yang mengambil hpnya, secara tidak sengaja ia menemukan sebuah pohon tua yang sangat tinggi di tengah hutan, saat ia mendekat, terlihat cahaya ungu kebiruan muncul mengelilingi pohon itu. Myori meleta...