chapter 15

220 27 3
                                    

Yomaru tampak berfikir sesaat, alasan Huna tidak ada cacat. Tapi ia tahu ia sedang berbohong. Jadi ia hanya mengangguk seadanya dan duduk di kursinya tanpa peduli.

Myori menatap Huna dengan wajah memelas, Huna juga tidak bisa apa-apa tentang hal ini. Pikiran Myori dipenuhi hal negatif setiap detiknya, ia tiba-tiba saja berfikir mungkinkah Ryu tiba-tiba curiga dirinya adalah kaki tangan iblis dan pergi untuk mengatakan tentang mata merah pada sensei Giwa? Kemudian sensei cantik itu segera menjadi ngeri dan mencari tuan Yama. Pria tua itu kemudian akan memanggilnya dan menginterogasinya Karena memiliki mata yang tampak seperti iblis, apa yang harus ia katakan? Haruskah ia mengatakan ia melihat bulan merah dan terkena kutukan? Apa pria tua itu akan percaya? Haruskah ia mengatakan bahwa ia adalah cucu temannya untuk membuat pria tua itu tidak terlalu galak padanya? Myori dengan putus asa mengetuk kepalanya ke meja dengan pelan.

                           *****
Lonceng istirahat segera berbunyi, setelah nona sakura pergi, Myori dengan cepat melesat keluar seperti roket dari kelas, Huna bahkan harus mengejarnya dengan susah payah, Yomaru adalah satu satunya yang menatap keduanya dengan alis berbeda dengan yang lainnya.

Sesampainya ia  di luar Myori segera menutup matanya  dengan serius, ia harus segera menemukan Ryu. Baru saja Huna mencapainya, Myori sudah membuka matanya lebar " Ketemu." Ujarnya sebelum melesat lagi dengan cepat membuat Huna kewalahan."hei, tunggu akuuuu!!"

Ryu baru saja keluar dari kantor tuan Yama, Myori tiba-tiba muncul dengan wajah yang agak mengerikan." Kita harus berbicara." Ujarnya serius.

Ryu baru saja ingin menolak, Huna tiba-tiba menyusul. " Bagaimana dengan halaman belakang, sepertinya disana lebih sunyi."

Myori menatap Ryu lagi seolah mengatakan Jika kau menolak aku akan menyeret mu mau atau tidak. Ryu menghela nafas menyerah dengan duo orang satu hati ini. "Bertemu di halaman." Ia memuntahkan 2 kata jengkel sebelum menghilang secara tiba-tiba.

Myori dan Huna dengan cepat berlari ketempat yang dimaksudkan. Sesampainya disana, Myori melihat orang yang membuatnya ketakutan semalaman berdiri dengan tenang, sebenarnya orang itu selalu terlihat sangat tenang dalam keadaan apapun, kapan ia bisa melihatnya panik? Atau punya wajah konyol juga tidak apa- apa, pemandangan yang  langka seperti itu ia juga ingin melihatnya sekali selagi ia berada di dunia ini.

Ryu melihat nya dengan wajah heran." Ada apa mencari ku?" Tanyanya langsung. Ia tidak menduga, gadis menyebalkan itu akan menemukan bahwa ia adalah orang yang melihatnya semalam secepat itu.

Myori memberi." Ehm..." Sekali menetralkan suaranya." Kau semalam berada dimana sore sebelum makan malam? Tanyannya mengintrogasi.

"Hutan sirus." Jawabnya singkat.

Huna mengerutkan keningnya. "Dimana itu?"

Myori ingat cokkie mengatakan selain dirinya dan Ryu tidak ada penyihir lain yang tahu tentang hutan itu, jadi segera menatap orang didepannya dengan wajah bertanya, apa yang coba kau katakan?? Kau Ingin mengungkapkan keberadaan hutan suci Atau membuat Huna bingung? " Kau sempat datang ke hutan belakang sekolah bukan?" Dengan cepat ia mengarahkan pembicaraan ke topik utama.

Ryu hanya berkedip tanpa keinginan untuk melarikan diri." Ya, sebentar." Jawabnya jujur.

"Kalau begitu kau melihat." Myori menunjuk dua matanya sendiri." Mata ku?" Tanyanya sedikit was-was.

Ryu dengan mengangguk.

"Kau sudah memberitahu orang lain?" Tanya huna cepat.

Ryu tampak tidak menyukai topik yang di angkat keduanya."Haruskah?" Tanyannya bingung yang dibuat-buat.

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang