chapter 13

187 28 4
                                    

Huna benar-benar merasa sangat bersalah, setelah pembicaraan mereka itu, Myori terus menerus termenung di dalam kelas, bahkan setelah berhari- hari . Setelah kelas sepi Ia baru saja akan memanggilnya, tapi seseorang tiba-tiba mendahuluinya.

Ryu tampak akan meninggalkan kelas mengikuti yang lain, tapi tiba-tiba ia berhenti disamping meja Myori. "Besok nona sakura tidak masuk. Jika kau mau pergi menemui nona Zura  temui aku besok sore." Ujarnya acuh sebelum berjalan pergi tanpa menunggu Myori setuju atau tidak. Seolah-olah ia hanya menyampaikan pesan seseorang.

Jika Ryu tidak mengatakan tentang hal ini, ia pasti akan lupa permintaan nona Zura, Myori buru-buru mengejar Ryu sebelum orang itu menghilang." Dimana aku mencari mu sore besok?" Ujar gadis itu sambil berlari cepat keluar kelas mengejar Ryu.

Huna masih duduk ditempatnya dengan wajah heran dan bingung. "Apa mereka berdua sedang membuat rencana kencan?" Gumam gadis itu tak habis pikir.

Besoknya, Myori dan Ryu bertemu di gerbang sekolah dan Ryu melakukan kemampuan berpindah Ryu lagi. Myori berdiri di atas papan jembatan susun diatas air, ia melihat sebuah rumah kayu diujung jembatan, ketika ia berbalik ia hanya menemukan dibelakangnya hutan lagi tapi diselimuti kabut  " Ini dimana?" Tanya Myori penasaran. Tidak mirip hutan sirus, hutan sunyi, ataupun hutan belakang sekolah, hutan ini terlihat mati dan dingin tapi tidak seseram hutan Sunyi.

"Hutan kabut" jawab Ryu pendek sebelum mengetuk pintu kayu itu dua kali.

Suasana di sekitar hutan ini benar- benar sunyi dan dingin. Myori bener-benar tak habis pikir kenapa wanita cantik seperti nona Zura bisa betah tinggal dilingkungan seperti ini.

Nona Zura tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan senyuman bahagia. "Akhirnya kalian datang juga." Gumamnya gembira sebelum membuka pintunya lebar dan menyuruh Myori dan Ryu masuk.

Setelah menutup pintu, nona Zura mempersilahkan Myori duduk. Wanita itu tiba-tiba melirik ke sseorang yang sedang berdiri dengan pose santai sambil melipat kedua tangannya menatap serigala kecilnya yang bermalas malasan disofanya, anehnya keduanya saling menatap dengan wajah agak tak senang satu sama lain.

" Bisakah kau tidak melihat goldano seperti itu, ia paling tidak suka dengan tatapan penilaian seperti itu. Berhenti mengusiknya." Gerutu nona Zura pada Ryu.

Ryu bahkan tidak menoleh." Kucing jelek dari mana nenek dapatkan ini. Sangat tidak enak dipandang." Cibirnya terus terang.

" Dia jelas sangat lucu dan manis, kenapa kau memanggilnya jelek? Lagi pula goldano adalah serigala, tolong tajamkan penglihatan mu." Jawab nona Zura lelah.

Ryu menggeleng dak setuju." Dilihat dari segi manapun bentuknya tidak terlihat seperti serigala sama sekali. Jika kau benar-benar suka serigala, apa perlu kucarikan satu dihutan sunyi, aku pernah melihat dan mereka cukup buas untuk membuat mu bahagia." Tawar Ryu serius.

Seolah dapat mendengar ucapan Ryu, goldano segera menyalak ganas, bulu-bulu dibadannya mulai berdiri. Untungnya nona Zura segera memeluk binatang itu sebelum ia mengamuk dan berubah menjadi sosok serigala besar yang dapat menghancurkan rumahnya dan mencabik-cabik orang. Nona Zura segera menatap Ryu tajam." Goldano bahkan berkali kali lipat lebih ganas dari dugaan mu. Dia bahkan bisa menelan mu hidup-hidup."

"Ryu sama sekali tampak tidak percaya. " Benarkah? Apa dia tahan dengan api?" Tanya Ryu kemudian.

Raut wajah nona Zura segera berubah menjadi hitam." Jangan macam macam ya. Lihat bagaimana aku akan memberi mu pelajaran jika berani menyentuh satu helaipun bulunya."  ujarnya penuh peringatan.

Ryu sedikit mendengus geli sebelum mengubah wajahnya kembali acuh." Apa dia disini lama? Jika ia aku akan kembali dulu. Kabari saja kalau sudah selesai."

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang