42. Renungan Malam

13.7K 1.6K 209
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, Zerrin hanya melamun menatap kosong ke arah luar jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan pulang, Zerrin hanya melamun menatap kosong ke arah luar jendela.

Pikirannya kalut, setiap ucapan Adskhan terekam jelas dimemorinya.
Dia tidak sebodoh itu, Zerrin paham betul maksud dari ucapan kakaknya,
Zerrin ingin cepat masuk kamar dan menumpahkan segalanya disana.

Erhan yang melihat perubahan sikap Zerrin mengepalkan tangannya erat. Rahangnya mengeras, tatapannya menajam. Seandainya lelaki itu bukan saudaranya Zerrin, maka Erhan tak akan segan untuk menghabisinya saat itu juga.

" Udah jangan dipikirin ucapan sampah itu, gak guna. Mending lo pikirin gue aja " canda Erhan dengan senyum menggoda sembari menaik turunkan alisnya

Zerrin hanya melirik tak minat kemudian mengarahkan pandangannya lagi pada jalanan sembari menumpu dagunya, lihat bahkan gadis itu tak sadar kalo dia sudah sampai didepan mansion nya.

Erhan membawa gadis itu kedalam dekapannya, dia mengelus surai Zerrin dengan lembut sembari mengucapkan kata kata penenang.

" Abang lo mungkin lagi kecapean jadi omongannya gak ke kontrol "

" Lo harus kuat, tetep semangat. Jangan sampai omongan orang bikin lo down "

" Mana Zerrin si gadis ceria yang suka bikin ulah, yang gak peduli tanggapan orang lain. Ayo dong Ze kan masih ada gue, ada ortu lo juga. Kehilangan Si Adskhan doang mah gak penting "

Zerrin tetap diam tak bergeming, dia tak membalas ataupun menolak pelukan Erhan.

" Ze dengerin gue, lo itu cewek hebat lo cewek kuat. Lo bukan beban, lo gak nyusahin siapapun "

" Gue yakin ortu lo pasti bangga punya anak secantik ini " ujar Erhan sembari mencubit gemas kedua pipi Zerrin

" Suara lo bagus, lo jago ngelukis, jago masak. Apalagi coba yang kurang "

" Ah iya.. tinggal satu lagi jadi istri gue. nikmat mana lagi yang kau dustakan ze " celoteh Erhan panjang lebar namun Zerrin hanya diam tenggelam dalam lamunannya sendiri

" Lo mau gue bales dia? " tanya Erhan serius membuat gadis itu menggelengkan kepala pelan dengan senyum kecil namun air mata itu tak urung mengalir di pipinya

" Ajarin Zerrin jadi dewasa itu seperti apa " lirih Zerrin membuat Erhan kembali mendekap gadis itu dengan erat, menyalurkan kekuatannya.

***

Kaki Zerrin melangkah memasuki mansion, begitu masuk dia langsung dipeluk erat oleh kedua orang tuanya.

Important Figuran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang