45. Asing

17.9K 1.5K 72
                                        

" A-abang " lirih Zerrin terbata, Adskhan yang mendengar suara lembut itu segera melepaskan pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" A-abang " lirih Zerrin terbata, Adskhan yang mendengar suara lembut itu segera melepaskan pelukannya.

"Maaf abang ganggu tidur kamu yah?" ucap Adskhan, tangannya terulur merapikan rambut Zerrin namun gadis itu segera beringsut mundur.

Zerrin tak bisa mengelak bahwa ia juga merindukan Adskhan namun disisi lain dia juga merasa takut dengan lelaki itu. Zerrin hanya menunduk takut sembari memegang erat selimutnya.

Adskhan tersenyum getir, hatinya berdenyut sakit ketika mendapat penolakan dari adiknya. Apalagi saat mata itu tak mau menatapnya bahkan tubuhnya bergetar ketakutan.

" Dek.. M-maafin abang. Kamu boleh hukum abang apa aja, tapi jangan kayak gini " Pinta Adskhan dengan suara paraunya menahan tangis

Zerrin semakin menundukan kepalanya, seketika dia merasa menyesal karena menolak penawaran kedua orangtuanya untuk tidur bersama mereka. Zerrin tak menyangka akan bertemu Adskhan secepat ini, Zerrin belum siap.

Adskhan menghela nafas melihat keterdiaman Zerrin.

" Dek.. maaf abang tau abang salah. Maafin abang Ze hiks " seketika tangis pria itu pecah

" Abang brengsek, abang pecundang, abang udah nyakitin Ze. Abang minta maaf abang mohon "

" Waktu itu abang khilaf, abang lagi cape banyak masalah dikampus. Kamu jangan dengerin omongan abang " jelas Adskhan sembari terisak

Zerrin mengangkat kepalanya perlahan, matanya terpaku melihat penampilan Adskhan yang sangat kacau. Tubuhnya tak terawat, pipinya menirus.

Dia ingin sekali membawa lelaki itu kedalam dekapannya, namun disisi lain seperti ada sesuatu yang menahannya.

Zerrin tahu Adskhan tidak berniat berbicara begitu, apalagi sampai memarahinya didepan umum. Namun nasi sudah menjadi bubur, sengaja atau tidak ucapan itu tetap menorehkan luka.

" A-Abang jangan nangis, lagian Ze juga sadar diri kok apa yang ucapin abang emang bener " lirih Zerrin sembari tersenyum getir membuat Adskhan semakin terisak

" Enggak Ze semua perlakuan abang waktu itu salah, setelah abang marahi kamu dengan tak tahu dirinya abang malah kasih kamu black card. Padahal yang kamu butuhkan bukan itu " ucap Adskhan kali ini dia yang menundukkan kepalanya

" Udah gak papa, lagian itu udah seminggu yang lalu. Bukan masalah bagi Zerrin "

" Zerrin udah maafin abang, lain kali jangan gitu lagi. Mau ke siapapun itu " ucap Zerrin tanpa diketahui Adskhan sesekali dia menyeka air matanya

Ucapan Zerrin semakin membuat Adskhan diliputi rasa bersalah. Untuk pertama kalinya dia hilang control, biasanya justru ketika melihat Zerrin rasa lelahnya lenyap seketika. Namun entah apa yang terjadi pada dirinya kala itu, semuanya terasa berbeda.

" Iya dek, abang janji. Makasih dek kamu udah mau maafin abang. Kamu gak benci kan sama abang? " tanya Adskhan, matanya menatap Zerrin sendu

" E-enggak, satu kesalahan gak bakal bikin Zerrin lupa sama 100 kebaikan abang " ucap Zerrin membuat Adskhan berani memeluk erat gadis itu meskipun tidak mendapat balasan

Important Figuran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang