67. Ketahuan

10.1K 896 37
                                    

Langit sore seringkali memberikan pemandangan yang menakjubkan lewat kehadiran warna jingga yang menyembur dari arah matahari terbenam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sore seringkali memberikan pemandangan yang menakjubkan lewat kehadiran warna jingga yang menyembur dari arah matahari terbenam.

Senja adalah salah satu hal dalam hidup yang tidak akan menunggu. Namun dari Senja kita belajar untuk selalu pulang, tak peduli betapa jauh kita terbang.

"Mau mampir dulu?" tanya Zerrin pada sahabatnya

"Next time deh, sekarang udah sore. Kanjeng mami pasti ngamok nanti" jawab Asena dari dalam mobil

"Kita duluan ya, bye" pamit Mereka sembari melambaikan tangan sebelum akhirnya mobil itu melesat pergi menjauhi mansion Zerrin

Zerrin berjalan gontai memasuki rumah, hari ini cukup melelahkan baginya. Setelah berbicara dengan Seffa mereka memutuskan pergi ke kafe yang tak jauh dari sekolah.

Bercerita banyak hal, saling melepas rindu  hingga tak terasa waktu sudah sore. Zerrin dan sahabatnya memutuskan pulang dengan menaiki mobil Seffa.

Begitu sampai di kamar tanpa melepaskan alas kaki, ia langsung melemparkan tubuhnya pada ranjang. Ketika akan memejamkan mata, sebuah suara memenuhi indera pendengarannya.

"Duluan aja ya, gue mau pulang sama abang" ujar seseorang dengan nada mengejek

Zerrin membuka matanya kemudian menoleh ke samping, seorang lelaki sedang duduk di sofa dengan tangan yang bersidekap dan memandangnya tajam.

Zerrin meneguk ludah kasar, kenapa kebohongannya harus terbongkar secepat ini!! Otaknya langsung berfikir keras, apa yang harus ia katakan pada lelaki yang menjadi kekasihnya itu.

"Loh.. Erhan, kenapa bisa disini sayang?" tanya Zerrin sembari tersenyum pongah

"Mandi lalu istirahat. Besok gue mau bicara" ujar Erhan datar, lalu bangkit melangkah keluar kamar Zerrin.

"Ehh mau kemana?Tunggu dulu dong, gue mau jelasin" ujar Zerrin sembari menahan lengan Erhan

"Besok, sekarang lo pasti cape habis main dengan orang yang lo sebut abang berwujud perempuan" sarkas Erhan membuat Zerrin mengatupkan bibirnya rapat

"Gue gak bermaksud bohongin lo, gue punya alasan.." ucap Zerrin membuat Erhan mendengus, dia melanjutkan langkahnya dengan tangan Zerrin yang masih menempel pada lengannya

"Ish.. Iya iya gue salah, maaf" lirih Zerrin sembari mengimbangi langkah Erhan

"Good girl, sudah seharusnya kalau salah itu minta maaf bukan malah mencari pembenaran" ujar Erhan sembari melepaskan tangan Zerrin

"Jangan marah"

"Siapa yang marah? udah sana mandi. Gue mau balik" titah Erhan

"Gak mau, mau jelasin sekarang" tolaknya

"Besok" 

"Sekarang" rengek Zerrin

"Emang gak cape?"

Important Figuran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang