Jangan lupa vote dan komen
Terima kasih
____________________________________
Rinai hujan membasahi bumi dengan cukup deras, semilir angin berhembus memasuki setiap celah jendela membuat seorang gadis yang tengah bersandar pada ranjang mengeratkan selimutnya.
" Hujan nya masih gak berhenti, langit lagi sedih banget yah? Kenapa hujan hari ini terlihat berbeda dari biasanya " gumam gadis itu, Anindita Manda Darmani sembari melihat tetesan air hujan dibalik jendela kamarnya.
Anindita atau kerap disapa anin, merupakan seorang gadis yang memiliki paras cantik alami dia juga memiliki karakter yang baik dan ceria sehingga dijuluki 'Kembang desa' di kampungnya.
Anin merupakan anak semata wayang dari pasangan Manda dan Darman. Anin saat ini tengah duduk dibangku kelas XI, dia bersekolah di salahsatu SMA favorit didesanya. Anin juga termasuk siswi yang pintar dan memiliki bakat di bidang musik dan beladiri.
Anin memiliki sahabat yang berasal dari ibukota dan berpindah ke desanya sejak 1 tahun yang lalu. Entah apa alasan keluarga itu pindah namun mereka memiliki karakter yang sopan dan ramah sehingga dapat berbaur dengan kehidupan pedesaan.
Miselya, sahabat anin yang berasal dari kota. Selain cantik gadis itu juga baik dia tidak memilih dalam pertemanan misel mau berteman dengan siapa saja.
Anin merupakan teman pertama misel, dia begitu baik padanya. Bahkan misel tak senggan untuk berbagi apapun yang dia punya dengan anin. Seperti ponsel, anin sering kali meminjam benda itu untuk bermain game atau mencari materi pelajaran sekolah. Misel tidak keberatan dengan itu bahkan dia berniat memberikan ponsel itu pada anin namun anin enggan menerimanya.
Dari misel, anin belajar banyak hal mengenai kehidupan diperkotaan. Misel kerap menceritakan pengalamannya sewaktu dia masih tinggal di ibu kota.
Anin membayangkan betapa enaknya hidup diperkotaan, teknologi sudah canggih tidak seperti didesanya. Pusat pembelanjaan dan transportasi yang lengkap dan mudah dijangkau.
Anin bertekad jika sudah lulus sekolah nanti ia akan pergi merantau ke kota, supaya ia bisa merasakan kehidupan yang mewah.
Anin.. anin... kau hanya tahu sepenggal bagian ceritanya, jangan cepat menyimpulkan suatu hal. Seandainya kau tahu betapa kerasnya kehidupan di ibu kota yang sesungguhnya.
Hujan masih mengguyur bumi dengan tenang, sembari menunggu hujan reda anin berniat akan membaca sebuah novel yang ia pinjam dari misel.
Ini merupakan novel fiksi remaja yang pertama kali ia baca, biasanya anin lebih suka membaca novel bergenre fantasi atau horror. Anin membenarkan posisi duduknya, dia membuka novel yang berjudul
' Gypsophila '.
***
Anin bergegas keluar dari rumahnya dengan menenteng seember baju yang akan ia cuci disungai, hujan telah reda dan hari masih siang ia akan memanfaatkan waktu untuk mencuci bajunya.
" Anin mau kemana nak? " tanya manda ibu anin
" Anin mau nyuci baju bu, emak mau nitip? " tanya anin. Anin memang random dia memanggil ibunya dengan berbagai macam panggilan.
" Jangan dulu nin, sore juga bisa nyuci mah. Kalo abis ujan jalan jadi licin air sungai juga deres banget " peringat manda
" Gak papa bu anin bakal hati hati kok, soalnya nanti sore anin mau nonton film dibalai desa "
" Yaudah simpen saja nanti biar ibu yang nyuciin, kamu bantuin bapak aja gih didalem " ucap manda
" Udah ibu tenang aja yah, lagipula anin kan udah biasa suka nyuci pas abis ujan "
" Ini jam 11 siang anin pamali " ucap manda
" Pamali lagi maen aer sama bumali, jadi ibu gak usah khawatir " sahut anin bercanda kemudian dia beranjak pergi sebelum ibunya mengomeli.
" DAH IBU, ANIN PERGI DULU. JANGAN KANGEN. ANIN PERGI SEBENTAR " teriak anin karena ia mulai melangkah jauh dari ibunya.
Manda hanya menghela nafas pasrah melihat kelakuan putrinya. Anin memang terbiasa mencuci baju setelah hujan, karena air sungai naik hal itu akan mempermudah untuk mengambil air jadi tidak perlu sampai turun kedalam sungai, namun entah kenapa saat ini firasat nya tidak enak. Dia hanya bisa berdo'a semoga putri semata wayangnya bisa kembali dengan selamat.
***
Anin menenteng ember dengan tangan kanan, dan tangan kirinya ia gunakan untuk berpegang pada akar pepohonan. Anin harus turun melewati jalan setapak karena sungai itu berada lumayan jauh dari rumahnya. Benar kata ibu, jalanan licin ia harus lebih hati hati.
Genggaman demi genggaman pada akar pohon berpindah seiring dengan langkahnya yang terus menuruni jalan curam. Tepat dibawah nya saat ini adalah sungai dengan volume air yang bertambah setelah hujan mengguyur tadi.
Kalo seandainya jatuh, apakah ia akan selamat? Mengingat aliran air itu begitu deras siap menghanyutkan apapun yang dilewatinya.
Ketika beralih pada akar berikutnya, gadis itu melamun sibuk dengan pikirannya dan tidak sadar malah menggenggam akar pohon yang tidak mampu menopang berat badannya, mengakibatkan akar itu patah tubuh mungilnya terseok.
Ember yang berisi baju itu terlepas dari genggamannya, kedua tangan itu sibuk menggapai akar pohon namun ketika ia akan berhasil meraih akar itu, kakinya lebih dulu terpeleset menyebabkan tubuhnya oleng dan jatuh tepat kedalam sungai.
Byurrr
Anin.. gadis malang itu hanyut bukan dalam kenangan bersama mantan melainkan hanyut terbawa aliran arus, meninggalkan ember dengan baju yang berserakan.
____________________________________
~TBC~
Jangan lupa vote dan komen
Terima kasih sudah mampir 🌚
18 Agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Important Figuran (END)
Teen Fiction[END] [LENGKAP] Support author dengan tidak mengcopy cerita!!! [ Follow dulu sebelum membaca ] Apakah kau percaya dengan adanya kehidupan kedua? Apakah kau percaya dengan adanya terlahir kembali? Anindita Manda Darmani. Seorang gadis remaja yang ti...
