[END] [LENGKAP]
Support author dengan tidak mengcopy cerita!!!
[ Follow dulu sebelum membaca ]
Apakah kau percaya dengan adanya kehidupan kedua?
Apakah kau percaya dengan adanya terlahir kembali?
Anindita Manda Darmani. Seorang gadis remaja yang ti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedua saudara itu berjalan beriringan memasuki sebuah mall mewah di kawasan Jakarta.
Rencananya Zerrin akan membeli baju dulu, tidak mungkin kan ia pergi jalan jalan dengan memakai seragam sekolah.
Siapa disini yang suka main tapi masih pake seragam sekolah?
" Ze pilih pilih dulu, abang tunggu disini aja ya " ujar Adskhan
" Tapi nanti abang kan yang bayarin? " tanya Zerrin
" Emang kapan kamu belanja atau jajan gak abang bayarin? " tanya balik Adskhan
" Tapi kan itu kemauan abang bukan Ze yang minta " elak Zerrin
" Tanpa bilang aja gestur kamu udah mewakili Ze " dengus Adskhan
" Hehe.. jadi malu ternyata abang peka juga yah " ucapnya sembari tersipu
" Udah sana keburu sore entar " ujar Adskhan yang diangguki penuh semangat oleh Zerrin
Adskhan hanya menggelengkan kepala melihat adiknya yang memasuki toko baju sembari melompat lompat kecil, setelah memastikan adiknya masuk kedalam toko ia pun duduk di kursi yang telah disediakan.
Beberapa menit berlalu...
Zerrin menjatuhkan pilihannya pada sebuah sweater berwarna putih yang dipenuhi gambar strawberry sedangkan untuk celananya dia memilih jeans kulot.
Sebelum berganti baju dia menyempatkan untuk melihat Adskhan. Rupanya laki laki itu tengah sibuk dengan ponselnya. Dia pun memutuskan untuk pergi ke Fitting room.
Zerrin keluar dengan menjinjing sebuah paper bag yang berisi baju seragamnya. Ketika akan menghampiri Adskhan, langkahnya terhenti begitu melihat abangnya sedang berbicara dengan seseorang yang sangat ingin Zerrin singkirkan.
Kenapa cewek itu ada disini? Apakah Adskhan sengaja mengajak cewek itu untuk makan siang bersama mereka?
Sepertinya Zerrin kalah cepat, dia memundurkan langkahnya. Zerrin tidak mau jika harus duduk bertiga bersama cewek itu, cacing yang sedari tadi tawuran minta asupan mendadak berdamai digantikan dengan rasa penuh kekesalan.
Ingin rasanya Zerrin menghampiri mereka kemudian menghajar habis cewek itu, namun keinginan itu harus ia kubur karena Zerrin belum yakin dengan perubahan abangnya.
Bagaimana jika Adskhan masih berada dipihak cewek itu? Zerrin tidak mau jika sampai dirinya dipermalukan lagi. Apalagi saat ini ia benar benar sendiri, tidak akan ada yang membelanya seperti waktu itu.
Mengingatnya seketika terbesit dalam pikiran Zerrin, kemana perginya cowok itu? Sudah tiga hari dia tidak masuk sekolah. Apakah dia baik baik saja?
Zerrin menepis jauh pikirannya, dia tidak peduli pada cowok itu. Saat ini yang harus ia pedulikan adalah nasibnya, bagaimana caranya dia harus menghadapi kedua sejoli itu? Atau lebih baik dia pergi saja?