26. inikah rasanya

1K 227 118
                                    

om, om beb, elahhh beneran bengong timbang di gombalin frau doang 🤭😅

Apri POV

"Mas Apri kenapa?" Suara Lilis terdengar heran tidak jauh dari tempat aku duduk.

"Om beb kesambet, ti Lis" Kali ini terdengar suara dari keponakanku.

Aku mengusap wajah pelan setelah mendengar perkataan Okta.
Biarlah keponakanku itu mengatakan apa yang dia mau, dari kemarin aku masih kaget karena perkataan Jihan.

"Kesambet? Kesambet apa? Setan?" Suara Lilis benar-benar terdengar heran.

"Bukan kesambet setan, tiii... tapi kesambet frau" Jawab Okta cepat.
Bisa aku bayangkan wajah Okta saat ini pasti berubah seperti ibu-ibu komplek yang sedang bergosip sambil belanja mengelilingi gerobak tukang sayur.

Okta itu dewasa sebelum waktunya, karena di rumah, Okta di kelilingi oleh empat orang dewasa.
Sebagian besar waktunya berinteraksi dengan orang yang tidak seumuran dengannya.

Tontonannya pun sekarang bukan lagi YouTu*e, tetapi TikT*k, lalu beralih ke Instagr*m setelah melihat penggalan-penggalan video lucu dari wanita bernama bunda Cor*a yang sering muncul di beranda TikT*k.
Setiap malam Okta tidak pernah absen menonton live wanita itu di Instagr*m sehingga membuatnya lebih sering bangun terlambat keesokan harinya.

"Ha? Kesambet bu Jihan? Ahh... Okta bisaan aja deh" Lilis terkekeh.

"Ihh... beneran tii... Okta gak boong, dari kemarin om beb begitu sejak di gombalin frau Jihan"

"Ha? Di gombalin bu Jihan?"

"Ti Lis dari dari ha, ha, terus. beneran ti Lis, masa ti Lis gak percaya?" Tanya Okta.

"Kemarin itu..."

Hembusan nafas pelan keluar dari mulutku seiring dengan cerita yang keluar dari mulut Okta.

Aku bergerak memposisikan tubuhku berbaring miring di sofa sempit membelakangi mereka berdua.

Biar saja Okta berbicara, tubuhku terlalu lemah untuk bangun dari posisiku sekarang ini.

"Gitu ceritanya ti" Setelah beberapa saat berlalu akhirnya Okta mengakhiri ceritanya.

"Kok ti Lis diem sih?" Tanya Okta.

"Kalau ti Lis cocok-cocokin, kayanya kejadiannya pas" Jawab Lilis.

Aku mempertajam pendengaranku.

"Pas gimana ti?" Pertanyaan Okta mewakilkanku.

"Bu Jihan dari kemarin sikapnya juga aneh" Kata Lilis tak lama kemudian.

"Eh, seharusnya ti Lis gak boleh ngobrol begini sama anak kecil, hehehe..." Lilis terkekeh.

"Okta udah sarapan?" Lanjut Lilis, aku tahu sekretaris Jihan itu sedang mengalihkan topik pembicaraan dengan Okta.

"Belum, om beb nya langsung berbaringan begitu sejak nyampe kantor" Suara Okta terdengar merengek.

"Ya udah Okta sarapan sama ti Lis aja yuk, makanannya Okta mana?" Tanya Lilis.

"Itu masih di dalam tas makanan"

"Kita makan di sini aja ti, kasian om beb kalau sendirian" Lanjut Okta.

"Gak enak makan di sini, nanti bu Jihan marah liat kita makan di ruang tunggu bukan di pantry"

"Frau gak bakalan marah deh, kan ada om beb juga di sini"

"Fungsinya pantry buat tempat makan Okta, jadi kita makan di sana ya, yuk cepetan, kamu jam sembilan ada pemotretan, kan?"

RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang