35. bikin gila

906 217 61
                                    

baru kali ini (eh ga deng udah 2 lapak) yg ga munculin perut kotak2 tapi ttp puas liatin muka manisnya om beb 😍😍
mukanya gemesinnnn 🤏🏼😘

Jihan POV

"Kamu gak apa-apa?" Tanyaku pada Apri yang berdiri tegak di depan meja ruanganku.

Apri mendongak setelah mendengar pertanyaanku.

Dari tadi sejak lelaki ini masuk ke dalam ruangan, Apri tidak menatapku.

Sekarang pun walaupun Apri mendongak, tatapan kami tidak bertemu.

"Maksudnya gak apa-apa, kenapa? Saya baik-baik aja kok dari pagi, gak sakit" Jawabnya sambil mengusap tengkuknya.

Aku menopang dagu mengamati gerak-geriknya.

"Mas Apri, saya yakin kamu ngerti arti dari pertanyaan saya barusan" Kataku pelan tetapi jelas di setiap katanya.

Apri meringis.

"Pemotretan Okta bentar lagi selesai, saya harus cepat kembali ke ruang pemotretan karena Okta pasti..."

"Kamu kayanya gak baik-baik aja" Aku memotong perkataannya.

Apri terlihat menelan ludah lalu menunduk.

Aku perlahan berdiri ku lihat tubuh Apri menegak dan posisinya seperti berjaga-jaga.

"Kamu tegang ya?" Tanyaku setelah berdiri di samping dan berbisik di telinganya.

"Ha? Nggak, saya gak tegang, itu saya juga gak tegang" Jawab Apri cepat dengan mata mengarah ke bawah.

"Itu?" Tanyaku mengulang perkataannya lalu tersenyum melihatnya semakin bergerak canggung.

"Wah too much info, mas, saya bukan nanya yang bawah tegang apa nggak, tapi jadi penasaran juga kalau yang bawah tegang kaya gimana"
Aku berkata demikian karena Apri yang memulai ya.
Sekalian saja menggoda Apri seperti ini.
Melihatnya gugup dan canggung sangat menggemaskan.

"Ha?" Kali ini Apri menatapku walaupun sekilas.

"Mau saya bikin tegang?" Tawaranku menggila.

"Bikin tegang apanya?" Tanya Apri semakin terlihat gugup, jakunnya bergerak naik turun seperti orang yang sedang meneguk air.

"Ya terserah mas Apri maunya apa yang..."

"Okta pasti nyariin saya, bu Jihan" Potong Apri cepat.

"Kamu takut sama saya ya mas Apri?" Tanyaku sambil menyentuh dadanya, lalu jari telunjukku bergerak turun sampai ke perutnya.

Apri memundurkan tubuhnya ke belakang lalu memutar kepalanya ke arah pintu.

"Nggak, saya gak takut sama bu Jihan" Jawab Apri lalu kembali mundur selangkah.

Jarak kami semakin jauh, aku bergerak maju dan Apri kembali berjalan mundur.

"Hehehe... kamu lucu banget sih, di sini aman, gak bakalan ada orang datang, walaupun ada yang datang, mereka pasti mengetuk pintu dulu"

"Jadi kita kalau lagi ngapa-ngapain masih aman" Lanjutku.

Apri bergerak dengan canggung.

"Memangnya kita mau ngapain?" Tanyanya dengan wajah menunduk tidak mau menatapku.

"Mas Apri, dongak deh, saya kan mau liat muka pacar saya yang manis" Aku membungkukkan tubuh agar dapat melihat wajahnya yang menunduk.

"Kemarin mas Apri gak di marahin sama ibu nya, kan?" Tanyaku, tanganku meraih telapak tangannya.

RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang