Gerbang tinggi nan megah itu terbuka lebar ketika Vino mengklakson mobilnya.
Dre sedikit terkejut melihat rumah Vino yang mewah bak Istana, halaman nya saja seluas ini.
Setelah sampai di parkiran, Vino membuka seatbelt nya.
"Ini rumah lo?" tanya Dre, Vino hanya merespon dengan senyumnya.
"Ayo!" ajak Vino.
Dre pun membuka seatbelt nya dan keluar dari mobil, lalu mengikuti Vino yang sudah jalan lebih dulu.
"Jalan disamping aku," suruh Vino.
"Gue jalan dibelakang aja," jawab Dre yang cukup segan.
Melihat rumah Vino yang semewah ini, bukankah ia terlihat seperti orang jalanan jika berjalan disamping Vino?
Vino tersenyum tipis, kemudian ia merangkul Dre agar mau berjalan disampingnya.
"Lepasin!" ucap Dre dengan pelan, ia melihat ke belakang, wajah bodyguard Vino sungguh sangat menyebalkan.
"Aku lepasin kalo kamu tetep jalan disamping aku,"
"Pemaksaan!" cibir Dre sambil melepaskan rangkulan Vino.
Setelah sampai di pintu utama, Vino dan Dre langsung berjalan menuju sebuah kamar.
"I-ini ruangan apa?" tanya Dre yang sedikit takut. Ia takut Vino macam-macam padanya atau mungkin akan membunuh karena dirinya tak mau lagi kenal dengan Vino?
"Dre, kamu gausah takut," kemudian Vino menatap dua bodyguard nya dan menyuruh untuk meninggalkan ia dan Dre berdua.
"Ini ruangan apa, Vino?!"
"Ini kamar,"
"Kamar? Lo mau macem-macem sama gue?!"
Vino menggeleng pelan sembari tersenyum tipis, "ayo masuk, aku jelasin didalem,"
"Kenapa harus dikamar?" tanya Dre.
"Kamu akan tau nanti,"
Dre menatap Vino dengan tatapan mengintimidasi, "lo boongin gue, Vin?"
"Engga, Dre, aku emang butuh bantuan kamu,"
"Bantuan apa sih yang lo mau dari gue? Gue gapunya apa-apa, gue cuma punya nyawa!"
Vino pun membuka pintu kamarnya agar Dre melihat sesuatu.
Pandangan Dre beralih pada seseorang yang berada dikamar itu.
"ayo, Dre!" ajak Vino.
Dengan ragu, Dre melangkahkan kakinya mengikuti Vino.
"Sayang ..." ucap Vino pada anak lelaki yang sedang melukis.
"Sayang?" gumam Dre.
Anak lelaki itu menoleh ke belakang dan menatap Vino datar.
"Sini Alvan, liat Papa bawa siapa?"
"Papa?" Dre sontak melototkan matanya karena terkejut.
Apakah Vino sudah mempunyai seorang anak? Kalau begitu kemana istrinya?
"Papa nepatin janji?" tanya anak lelaki yang bernama Alvan itu.
"Ya, as you see ... Tapi Alvan juga bakal nepatin janji, kan?" tanya Vino.
Alvan menatap Dre sambil tersenyum, kemudian pandangannya beralih pada Vino.
"Iya, Alvan bakal nepatin janji juga, Pah!"
"Tunggu, ini maksudnya apa ya? Bisa jelasin semuanya ke gue?" tanya Dre.
Vino membawa Dre sedikit menjauh dari Alvan, "dia Alvano ... Anak aku, usianya masih 5 tahun," jawab Vino, "waktu ada berita kita di koran, Alvan ga sengaja liat dan baca, disitu dia ga paham sama kata kekasih, jadi dia nanya ke salah satu bodyguard aku, terus dijawab kalau maksud dari kekasih itu, antara aku sama kamu ada hubungan spesial, jadi Alvan mengira kalau kamu itu Mamanya," jelas Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA ( On Going )
Ficción General"Saat aku menemukan diriku yang baru, dunia membawa luka lama yang kukira sudah berakhir, namun ternyata kembali terlahir. Jejak kenangan nya masih tertinggal, namun menyisakan rasa sakit yang takkan pernah terobati." - Edrea - *** Edrea atau lebih...