Dre turun dari mobil bersama Vino dan Alvan, kemudian ia tersenyum bahagia ketika melangkahkan kaki nya ke arah halaman belakang rumah.
"Mama, Alvan belum beli kado buat Mama," ucap Alvan.
Dre terkekeh pelan, "Mama minta kado dari Alvan nya peluk Mama aja selama lima menit,"
Alvan tertawa pelan.
Tak lama, mereka bertiga sampai di halaman belakang rumah.
Anita dan Julia sudah berada disana ternyata.
"Nenek buyut!" teriak Alvan sembari berlari ke arah Julia.
Dre yang menggandeng Vino sedari tadi pun ia lepaskan, kemudian Dre memeluk Anita dan Julia setelah itu menghampiri Lio.
"Sayang, aku berhasil bawa Vino!" ucap Dre sambil tersenyum bahagia.
Lio pun ikut bahagia ketika melihat senyuman lebar dari sang kekasih. Kemudian, ia menghampiri Vino dan memeluknya.
"Thank you udah dateng, Bang," ucap Lio.
Ekspresi Vino masih datar, ia benar-benar kesal dengan lelaki di hadapan nya ini. Jika bukan karena Dre, ia tak akan mau bertemu dengan Lio.
"Gausah seneng dulu deh lo," kata Vino.
Lio menggelengkan kepalanya sembari tertawa, "ayolah, jangan nganggap gue musuh terus,"
Terdengar helaan nafas yang berat dari Vino, "sayang nya gabisa, lo udah terlanjur cocok jadi musuh gue,"
Setelah mengatakan itu, Vino menghampiri Cihan yang sedang santai mengobrol bersama Murat.
"Pak Cihan," panggil nya.
"Hey, Vino! Finally, you came here," kata Cihan, "silahkan duduk,"
"Saya kira kamu tidak akan datang," lanjut Cihan.
"Dre maksa saya buat dateng, saya juga sebenernya gamau ngelewatin hari spesial Dre," jawab Vino sambil tersenyum kecil.
"Selamat siang, Pak Cihan," ucap seseorang dari belakang Vino.
Murat, Cihan dan Vino pun sontak menoleh ke asal suara.
"Selamat siang juga," balas Cihan sambil berdiri dan mempersilahkan orang itu untuk duduk.
"Kenalkan, saya Hudson, Papa dari Lio," ucap Hudson.
Cihan mengangguk pelan dan tersenyum, "Pak Hudson, selamat datang di kediaman Eltekin, terimakasih sudah hadir di acara putri saya,"
Hudson tersenyum licik, pandangan nya beralih pada Vino, "tentu saja saya datang, ini acara spesial kekasih putra saya,"
Cihan menatap Vino yang berusaha menahan amarah.
Hudson dan Cihan memang baru pertama kali bertemu, meskipun Lio dan Dre sudah berpacaran dari bulan lalu, tetapi mereka berdua sama-sama sibuk, sehingga baru sempat hari ini berkenalan secara langsung.
"Pak Hudson, bagaimana kabarnya?" tanya Cihan.
"Sangat baik, seperti yang anda lihat, Pak Cihan," jawab Hudson sembari tersenyum.
"Ah, ternyata ada Alvino Davinci hadir juga disini, ya?" lanjut Hudson.
"Vino adalah teman baik Dre dan dia sudah saya anggap putra saya sendiri," jawab Cihan, membuat rasa kesal Vino sedikit berkurang.
"Vino, saya dengar kamu kalah tender ya? Siapa yang sudah berhasil mengalahkan kamu?" ledek Hudson.
Vino tersenyum sinis, "Vinci Group jarang mengalami kekalahan, soal kalah tender bulan lalu, saya hanya memberi kesempatan pada perusahaan anda yang sangat malang karena tidak pernah menang, Bapak Hudson yang terhormat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA ( On Going )
Ficción General"Saat aku menemukan diriku yang baru, dunia membawa luka lama yang kukira sudah berakhir, namun ternyata kembali terlahir. Jejak kenangan nya masih tertinggal, namun menyisakan rasa sakit yang takkan pernah terobati." - Edrea - *** Edrea atau lebih...