C33 - Dia anakku

3 0 0
                                    

"Ada apa? Kenapa menangis? Saya tau kamu pecundang, tapi apa kamu benar-benar masih mempertahankan sifat pecundang mu itu sampai tua seperti sekarang?!" ejek Cihan yang tak suka melihat Tio menangis.

❖❖❖❖❖❖

"Saya ... saya minta maaf, saya tidak bisa menjaga amanah Bapak,"

"Apa maksud kamu?" tanya Cihan. Raut wajahnya terlihat khawatir.

"Bapak akan tau nanti, lagipula dari kemarin-kemarin Bapak nyari tahu tentang saya terus, kan?" jawab Tio.

"Iya, tapi saya hanya ingin memastikan sesuatu,"

"Apa?" tanya Tio.

Cihan menepuk pelan bahu Tio, "kalau saya beritahu, apa kamu akan menghindari saya?"

Tio langsung mengerti jawaban dari Cihan, "Bapak udah ketemu mereka?"

"Hanya salah satunya, tapi belum tahu pasti, saya tidak punya petunjuk apapun. Saya juga tidak tahu wajah mereka," jelas Cihan, terlihat sekali dari sorot mata nya bahwa Cihan sangat terluka dan sedih.

"Terus kenapa Bapak memata-matai saya kalau Bapak belom tau dia yang Bapak cari?"

"Karna dia ... sangat mirip dengan istri saya. Awal kedatangan saya kesini juga tidak berniat untuk menemui kamu, Tio. Tapi setelah bertemu dia, saya ingin mencari tahu dan mau tidak mau saya harus berhubungan kembali dengan kamu, maka dari itu saya membawa kamu kesini untuk berbicara empat mata dan menunjukan foto seseorang yang saya temui waktu itu," jelas Cihan.

"Mana fotonya?" tanya Tio. Cihan segera mengambil handphone di saku celana nya dan menunjukkan nya pada Tio.

"Dia ... yang saya temui waktu itu,"

"Yaudah, sekarang kan udah bicara sama saya. Saya harus balik." balas Tio sambil melengos pergi.

"Tio ... saya belum selesai berbicara, dia anakmu, kan?"

Tio menghentikan langkahnya.

"Saya tidak akan mengambil mereka, saya hanya ingin tau keadaan mereka sekarang. Bagaimanapun juga, mereka anak saya, Tio!"

Mendengar hal itu, Tio menangis dalam diam.

"Saya rindu Edrea dan Samuel. Saya tidak akan mengganggu dan mengambil mereka, saya hanya ingin tahu wajah mereka, suara mereka dan keadaan mereka sekarang," jelas Cihan dengan nada yang bergetar, ia juga berusaha menahan tangis.

Tio kembali menghampiri Cihan dan berlutut dihadapannya, "siksa saya, Pak, kalau perlu bunuh saja saya!"

Cihan pun berjongkok dan menatap Tio curiga, "apa yang sudah kamu perbuat? apa ini ada hubungannya dengan anak-anak saya?"

Tio semakin menundukan kepala nya.

"Jawab, Tio! Ada apa dengan anak-anak saya?!"

Tak ada jawaban dari Tio, Cihan hanya mendengar isak tangis nya.

"MURAT!" teriak Cihan.

Murat yang setia menunggu Cihan di luar pintu pun langsung masuk ketika mendengar suara Cihan yang berteriak.

"Pak Cihan ... " panggil Murat.

"Panggil Freddie dan tahan dia!" perintah Cihan.

Murat memanggil Freddie lewat HT.

"Dengar, Tio. Kalau sampai ada apa-apa dengan mereka, saya tidak akan membiarkan kamu hidup!" ancam Cihan.

Tangis Tio semakin menjadi saja, ia benar-benar menyesal. Seharusnya, Tio tahu, Cihan pasti akan kembali.

CARAPHERNELIA ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang