Atmosphere International School
Jigs menatap kagum gedung sekolah itu.
"Bagus sekali sekolah ini, berbeda dengan sekolahku dulu di Thailand," ucap Jigs.
"Kamu ini ... jelas berbeda dong! sekolahmu hanya swasta biasa jika dibanding dengan sekolah menengah atas yang ada di Indonesia ini," jawab Murat sambil melepaskan seatbelt nya.
"Benar juga kamu, Murat!"
"Ah sudahlah, jangan seperti orang norak begitu, ayo kita turun!" ajak Murat yang lebih dulu keluar dari mobil.
"Norak?" Jigs keluar dari mobil dan berteriak pada Murat, "maksudmu apa, Murat?"
Murat menoleh ke belakang dan menatap Jigs malas, "huh ... entah kenapa anak dari negeri gajah putih ini di pekerjakan oleh Pak Cihan,"
"Murat, norak itu apa?" tanya Jigs sekali lagi.
"Sikap kampungan,"
"Kampungan itu sebuah kampung? Maksudmu sikapku seperti sebuah kampung?! Apa-apaan kau ini, Murat! Sikapku bukan kampung, kampung adalah sebuah kampung," jelas Jigs, kemudian ia menutup mulutnya, "apa kau mengerti maksud ucapanku tadi, Murat?" tanya Jigs.
"Tidak. Lagipula, tidak penting mengerti semua ucapanmu. Sudahlah, jangan banyak bicara, ayo kita cari Samuel!" ajak Murat, kemudian ia berjalan lebih dulu.
"Susah sekali bahasa indonesia!" Jigs setengah berlari menyusul Murat, "hey, Murat! Bukankah lebih mudah bahasa Jerman?"
"Pikiranmu sangat berbeda denganku, Jigs. Menurutku semua bahasa tingkat kesulitan nya sama, aku lebih merasa mudah belajar bahasa Indonesia,"
"Ah, tidak. Lebih mudah bahasa Jerman," bantah Jigs.
"Sudah diam, tidak ada yang lebih mudah selain bahasa cinta,"
"Tap-"
Ketika Murat hendak masuk ke dalam, Satpam sekolah menghentikan nya.
"Selamat siang, Pak," ucap Murat pada satpam sekolah sambil tersenyum.
"Maaf, anda siapa ya?" tanya Satpam yang bernama Romi. Tentu saja Romi menahan Murat, karena ia tak pernah melihat Murat sebelumnya.
Murat menatap sekelilingnya sebelum kembali berbicara pada Romi.
"Saya alumni AIS, Pak, jadi saya mau bertemu para guru disini," jelas Murat.
"Ta-tapi, saya belum pernah melihat kamu sebelumnya,"
"Loh? Memangnya Bapak disini sudah sejak kapan?" tanya Murat.
"Sepuluh tahun," jawab Romi.
"Oh, kalau begitu wajar jika Bapak tidak mengenal saya. Karena, saya sudah lulus setahun sebelum Bapak bekerja disini," alibi Murat.
"Oalah, begitu toh? Yasudah, kalau begitu silahkan masuk,"
Murat tersenyum menang, untung saja wajah nya bule, jadi satpam itu percaya-percaya saja. Terlebih, siswa-siswi AIS ini rata-rata blasteran.
"Ayo, Jigs!" Murat menarik kerah kemeja Jigs untuk ke dalam.
"Ruang guru dimana, ya?" tanya Murat.
"Di televisi, Murat!" jawab Jigs sambil melepaskan lengan Murat dari kerah kemeja nya.
"Astaga, bukan Ruang Guru itu maksudku! Ah, sudahlah. Sekarang aku menyesal membawamu, seharusnya aku membawa Ken," balas Murat.
Saat seseorang lewat, Murat menghentikan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA ( On Going )
Narrativa generale"Saat aku menemukan diriku yang baru, dunia membawa luka lama yang kukira sudah berakhir, namun ternyata kembali terlahir. Jejak kenangan nya masih tertinggal, namun menyisakan rasa sakit yang takkan pernah terobati." - Edrea - *** Edrea atau lebih...