"Hari ini, melihat kembali ketulusan cintamu padanya, aku seperti hidup tapi mati. Edrea, apakah dihatimu sama sekali tak ada ruang untukku? Jika aku menyerah, apa kamu akan lebih bahagia?"
-Alvino Davinci-
___________________________________________
Malam yang sangat damai, Dre menatap bintang yang bertaburan di atas langit, ia tersenyum sepanjang melukis pemandangan indah itu."Putri kesayangan Papa kok belum tidur?" tanya Cihan yang tiba-tiba muncul di rooftop rumah.
Dre semakin menunjukkan senyum nya, kemudian ia menatap Cihan serius, "Pah... pernah gak tiba-tiba gak bisa tidur karna pengen cepet-cepet besok buat pergi, entah untuk liburan atau ada acara yang kita tunggu-tunggu?"
Cihan terkekeh pelan dan mengusap pipi Dre lembut, "pernah. Jadi, anak Papa sekarang lagi ngerasain itu karna lusa mau ke Frankfurt?"
"Iya!" balas Dre sambil tersenyum bahagia.
"Apalagi ditemenin sama Lio," goda Cihan.
Dre memudarkan senyum nya, "Papa tau gak? Aku masih gak nyangka hubungan aku sama Lio bisa secepat ini sampai di tahap serius,"
Terdengar helaan nafas yang panjang dari Dre, "waktu itu, aku tiba-tiba berani memutuskan untuk buka hati buat Lio," lanjut nya.
"Papa bahagia mendengar nya, karna kamu sudah menemukan seseorang yang akan menggantikan peran Papa dan Ayahmu. Keputusanmu tidak salah, Nak. Karna kamu juga harus bisa berdamai dengan masa lalu dan memaafkan semua nya. Tapi, terimakasih sudah bertindak bijak atas hidup kamu," jelas Cihan.
Tatapan Dre beralih pada bintang-bintang di langit, "itu semua karna Vino berhasil meyakinkan aku, kalau aku pantas dicintai, Pah. Vino gak pernah bosan bilang dan ngebuktiin kalau laki-laki gak semua nya brengsek, maka nya, aku memutuskan untuk menerima Lio, kedengerannya egois, tapi aku udah ngeyakinin perasaan aku ke Lio dan Vino, yang ternyata aku cinta nya sama Lio,"
"Aku emang suka sama dia dari pertama ketemu, tapi sejak aku kerja, aku berubah dan selalu memandang kalau cinta itu sesuatu yang bisa didapatkan jika kita punya hal yang menarik aja, aku ngerasa gak pantas buat siapapun, jadi aku berpikir kalau menghindari Lio adalah solusi yang tepat buat kebaikan bersama. Aku juga gamau sakit hati karna cinta kadang gak berpihak sama orang-orang seperti aku. Saat itu, aku sadar diri kalau aku dan Lio seperti bumi dan langit," lanjut Dre.
"Apa yang membuat kamu akhirnya memutuskan buat menerima Lio? Selain kamu udah merubah pandangan kamu terhadap cinta?" tanya Cihan.
"Aku butuh seseorang untuk diajak berjuang dalam hal apapun, jadi aku pilih dia buat berjuang bareng-bareng menjelajahi dunia ini," jawab Dre dengan yakin.
Tak ada balasan dari Cihan, pria paruh baya itu hanya menganggukan kepala nya.
Kring...
Dre menatap layar handphone nya.
Lion📖💙 is Calling..
"Halo?" ucap Dre ketika menjawab telepon dari Lio.
"Aku ada di depan gerbang, aku bawa sesuatu nih buat kamu, sini!"
Dre menatap Cihan sembari menganga, "oke, tungguin bentar, aku ke bawah sekarang!"
Setelah mematikan sambungan telepon nya sepihak, Dre mencium pipi Cihan terlebih dulu, "aku ke depan rumah dulu, Pah, ada Lio,"
"Hati-hati sayang, nanti jatuh!" teriak Cihan sembari tersenyum.
"IYA!" Dre masuk ke dalam lift.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA ( On Going )
Fiksi Umum"Saat aku menemukan diriku yang baru, dunia membawa luka lama yang kukira sudah berakhir, namun ternyata kembali terlahir. Jejak kenangan nya masih tertinggal, namun menyisakan rasa sakit yang takkan pernah terobati." - Edrea - *** Edrea atau lebih...