C44 - Aku akan selalu ada untuk kamu

2 1 0
                                    

Malam ini seperti biasa, Dre kembali bekerja, sepanjang perjalanan ia terus meneteskan air mata, meratapi hidup nya yang begitu malang.

Ia bukan tak bisa menerima Cihan sebagai orangtua kandung nya, hanya saja ini terlalu tiba-tiba dan Dre benar-benar kecewa pada Cihan. Apapun alasan nya, apa ia dan Sam harus di berikan pada oranglain? Apa Cihan tak memikirkan bagaimana nasib anak-anak nya?

Sekarang, Dre sudah hancur. Ia menyayangi Tio dan Lily, hanya saja mereka telah membuat dirinya seperti sekarang. Apa Cihan tau itu? Apa Cihan akan peduli pada keadaan diri nya dan Sam sekarang?

Jika iya, apa guna nya? Semua sudah terlambat. Mungkin untuk Sam tidak, karena Dre sayang pada adik-adik nya dan berusaha untuk membuat mereka tak kehilangan masa depan. Tapi diri nya? Lihat lah, bagaimana jalan hidup nya sekarang? Setiap hari, ia harus melangkahkan kaki nya menuju neraka dunia.

Ia tak ingin menyalahkan Tio dan Lily, juga tak ingin menyalahkan Cihan. Tapi, bisakah Tuhan sedikit adil atas hidup nya? Kenapa ia setuju menerima takdir yang Tuhan berikan? Kapan Tuhan memberikan kebahagiaan? Banyak orang yang kehilangan nyawa nya karena takdir yang mereka jalani begitu pahit.

Kemana? Bagaimana? dan pada siapa harus berpegangan?

Tak ada yang benar-benar peduli. Itulah yang dirasakan mereka, hingga memilih untuk mengakhiri hidup nya. Dre tak berniat melakukan itu, karena menghilang dari dunia bukan berarti masalah akan selesai.

"Dre ... " panggil seseorang di belakang Dre.

Ketika nama nya terpanggil, Dre hanya menghentikan langkah nya. Membuat orang itu menghampiri Dre ke hadapan nya.

"Vin?"

"Kamu yakin mau kerja dalam keadaan seperti ini?" tanya Vino sambil memegang kedua bahu Dre.

"Iya," jawab Dre singkat.

"Kita pulang aja, ya?" tawar Vino yang dibalas dengan gelengan pelan dari Dre.

"Please? Aku gak mau kamu kenapa-kenapa," lanjut Vino.

"Gue baik-baik aja, Vin," balas Dre sambil melepaskan tangan Vino yang memegang bahu nya.

"Dre ... jangan kayak gini, aku gak bisa liat kamu sedih terus," kali ini Vino yang meneteskan air mata nya.

"Tinggalin gue sendiri, Vin," pinta Dre dengan raut wajah yang datar.

"Gak bisa," jawab Vino dengan pelan.

"Gue capek," balas Dre, "gue capek sama semua nya," lanjut nya.

Vino menundukkan kepala nya dan mengambil kotak kecil di saku celana nya.

Mungkin ini bukan waktu yang tepat, tapi semoga saja dengan ini, Dre tidak merasa sendiri dan tidak merasa bahwa tak ada yang peduli pada nya.

Vino berlutut di hadapan Dre sembari membuka kotak cincin itu.

"Will you marry me?"

Lagi-lagi Vino meneteskan air matanya, "kamu mau menjalani kehidupan ini bareng aku, Dre? Aku janji ... aku akan selalu ada di sisi kamu, saat kamu butuh, saat kamu capek, saat kamu sedih dan dalam keadaan apapun kamu nanti nya, aku ... gaakan ninggalin kamu,"

Sesaat Dre tersentuh, namun ia belum mencintai Vino, meskipun ia mencoba, selalu gagal.

Dre membantu Vino untuk bangkit, kemudian ia menatap Vino dalam.

Sejujurnya, Dre sedih harus menolak Vino, lelaki di hadapan nya itu seperti malaikat yang nyata untuk Dre. Vino terlalu baik, terlalu sempurna dan hati nya sangat tulus, jika ia menerima Vino tanpa cinta, maka Dre akan terus melukai hati Vino yang telah rapuh sebelum nya, Dre tak ingin menambah luka nya, Vino cukup menderita karena masa lalu, bagaimana pun juga, ia harus tetap bahagia untuk Alvan.

CARAPHERNELIA ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang