"halo, Can? Kalian sudah dimana?" tanya Vino yang hampir sampai.
"Lapor, Pak, kami sedang menuju kesana,"
"Jangan terlalu lama." Vino memutuskan sambungannya sepihak.
"Kamu tunggu dua puluh menit disini, kabari saya kalau mereka sudah datang,"
"Handphone saya ketinggalan, Mas,"
Vino mengambil HT cadangan di jok mobil belakang, "kabari saya lewat HT,"
"Baik, Mas, tapi Mas Vino mau kemana?"
"Saya mau melihat situasi didalam,"
Raut wajah Anton sudah sangat panik, keringatnya bercucuran, baru pertama kalinya ia menghadapi situasi sulit begini.
Sejujurnya, Anton itu pengecut, masih untung saat Dre diculik, ia berani memukul penculik itu.
"Kalau ada apa-apa disini, kabarin saya,"
"I-iya."
Vino keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah kosong itu dengan mengendap-endap.
Perlahan ia melewati lorong-lorong dan memeriksa beberapa ruangan.
"Gimana Edrea cantik? Rumah ini dalamnya bagus, kan?"
"Emskhdjkd,"
"Uhh sayang, pengen dibuka iketan dimulutnya?"
"Ck, sayang banget, kalo mau dibuka, ada syaratnya, cantik!"
Semua yang ada didalam sana tertawa kencang.
"Syaratnya bisa nguntungin lo juga kok, gimana? Kalo mau, gue suruh bodyguard gue ini keluar dan ninggalin kita berdua dikamar yang harum ini." ucapnya sembari menyeringai.
Dre yang melihatnya pun ketakutan, hingga perlahan, air matanya menetes.
Vino sudah benar-benar tak tahan melihat itu semua, ia tak akan membiarkan siapapun menyentuh Dre.
Drrrrrtttt...
Handphone Vino bergetar, ia langsung merogohnya disaku celana.
Ia berjalan sedikit menjauh, selagi mereka masih menakut-nakuti Dre, ini kesempatannya untuk memanfaatkan situasi.
"Halo, Can? Kepung semua rumah ini dan suruh enam anggota masuk, setelah lewat lorong, belok kiri, saya ada disini," ucap Vino dengan pelan.
"Oke, Pak!"
Vino memutuskan sambungan telpon nya dan mulai mendekati ruangan tadi.
"Ayolah gausah malu-malu sama gue, lo jual gue beli!"
Semua orang didalam kembali menertawakan Dre dengan puas.
"Gas, Bos!"
"Gimana, Dre? Mau? Setelah itu, berapapun bayaran yang lo minta, gue akan kasih,"
Dre menggelengkan kepalanya sembari menatap tajam pria dihadapannya itu.
"Ayo, cantik, jawab dengan anggukan kepala aja, biar gue cepet nyuruh mereka buat pergi dari sini,"
Dre masih menggelengkan kepalanya, ia menatap lelaki itu dengan tatapan yang lebih tajam, jika saja tangan dan kakinya tidak diikat, mungkin Dre masih bisa melawan, tapi sekarang ia benar-benar tidak berdaya.
Karena kesal, pria itu menyuruh semua bodyguardnya keluar.
Vino buru-buru bersembunyi di ruangan sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA ( On Going )
Fiksi Umum"Saat aku menemukan diriku yang baru, dunia membawa luka lama yang kukira sudah berakhir, namun ternyata kembali terlahir. Jejak kenangan nya masih tertinggal, namun menyisakan rasa sakit yang takkan pernah terobati." - Edrea - *** Edrea atau lebih...