Delapan

99 13 27
                                    

Yeorin.

Seseorang berjalan melewati pintu restoran tempat kami nongkrong dan semua indraku menjadi waspada.

Siapa pun itu entah bagaimana telah mengirim sistem ku ke dalam kekacauan.

Dia bukan manusia!

Pikiran itu membuat ku melihat ke atas dengan tergesa-gesa ketika saudara perempuan ku menoleh ke pintu dan seolah mereka juga merasakan kehadiran yang mengganggu.

Pada pandangan pertama, aku mendapat kejutan hidup ku dan hampir jatuh dari kursi. Itu dia, aku akan tahu wajah itu di mana saja dan perasaan ini, perasaan yang sama, yang kurasakan pagi ini di hutan hanya jauh lebih intens.

Apakah dia di luar sana yang menonton, menungguku?

Untuk sepersekian detik perisainya bergeser atau dia menjatuhkannya dengan sengaja, aku harus memaksa diriku untuk tetap duduk dan tidak melompat, berlari mengejarnya.

Aku menyadari saudara perempuan ku melakukan hal yang sama ketika kami berempat melacak setiap gerakannya. Seperti mangsa di hadapan predator yang dikenal.

Dan kehadirannya lebih mendominasi dari kebanyakan orang. Bukan hanya ketampanannya yang penuh teka-teki, surai liar dari rambut hitam dan mata yang tampak berubah dari pirus menjadi hijau. Atau tubuhnya yang seolah menari saat dia bergerak. Juga bukan tingginya yang sekitar satu tujuh puluh lima, yang membuat setiap mata di ruangan tertuju padanya, baik pria maupun wanita. Itu adalah esensinya yang menarik mata dan membuatnya sulit untuk berpaling.

Saat dia berjalan melintasi ruangan, jelas mengapa dia melindungi dirinya sendiri di hutan, mengapa dia pergi sejauh itu, dia punya alasan yang bagus.

Dia tidak melakukan banyak hal untuk disembunyikan sekarang, dan begitu juga orang lain yang bergabung dengannya. Itu hanya mengambil slip kecil saat dia berjalan masuk untuk memberi ku pandangan sekilas tentang siapa dia.

Jantungku berdegup kencang ketika aku merasakan matanya menatapku, kulitku terasa geli aneh, seolah darah menjadi hidup di pembuluh darahku dan tubuh kewanitaanku terbangun.

Aku merasakan tarikan dan melawannya bahkan saat sisi Nymph-ku mengangkat kepalanya. Aku mengalami campuran aneh antara ketakutan dan intrik saat aku menolak godaan pesonanya.

Aku ingin berpura-pura bahwa ini entah bagaimana lelucon, kesalahpahaman yang akan segera diselesaikan. Sesuatu yang bisa ku abaikan, kemudian aku dan saudara perempuan ku akan tertawa ketika kami duduk di sekitar meja dapur kami. Tapi jauh di lubuk hati aku takut aku sudah tahu yang sebenarnya.

Semuanya mulai masuk akal, sensasi aneh yang dimulai sekitar sebulan yang lalu, reaksi aneh tubuhku ketika aku lari dari hutan pagi ini, semua itu karena dia. Aku tidak pernah begitu takut dalam hidup dan klan ku tidak kenal takut pada banyak apa pun.

Kecuali klan pria itu!

Saudara perempuan ku membungkuk untuk berbisik kepada ku dan aku bisa melihat kegugupan juga kegelisahan di dalamnya. Semua hal menganggap kami memang agak muda dan ini adalah pertama kalinya kami yang ku ingat menjadi sedekat ini dengan pemangsa, setidaknya tanpa tetua atau seseorang yang lebih siap di sana untuk melindungi kami.

"Tetap tenang, mungkin mereka tidak di sini untuk mengganggu kita." aku tidak bisa menahan kebohongan dan hanya kemudian berharap aku mengatakan yang sebenarnya kepada mereka dari awal.

Aku tidak mengharapkan kebohongan itu berhasil untuk waktu yang lama. Kenapa lagi mereka ada di sini?

Tidak ada apa-apa selain manusia untuk bermil-mil jauhnya kecuali kita tentu saja.

Mate EnemieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang