Part 34

218 11 0
                                    

Selamat membaca♡
.
.
.

Dua minggu sudah berlalu, dan waktu yang telah ditetapkan oleh Sigit pun tiba. Shenina datang kembali ke gedung kosong itu untuk menemui Sigit. Tentu saja tidak sendirian, Angga dan Celine juga ikut serta hanya saja mereka cukup mengawasi dari dalam mobil.

Sigit sudah menunggu terlebih dulu, selagi mengisap sebatang rokok. Tak lama Shenina datang, dengan membawa koper ukuran besar berisikan uang tunai.

Melihat Shenina tiba Sigit langsung menjatuhkan rokoknya asal, mematikan apinya dengan menginjak putung rokok tersebut, lalu berjalan beberapa langkah mendekat pada Shenina.

"Wah, beneran datang lo?"

Tanpa menjawab, Shenina mendorong keras koper yang dibawanya kearah Sigit.
"Mana file lainnya?" Tanya Shenina balik.

Sigit tersenyum senang meraih koper tersebut. "Gak ada" jawabnya enteng sembari mengecek koper untuk memastikan apa Shenina sudah membawa sesuai dengan keinginannya.

"Jangan macam-macam ya lo! Gue udah turutin kemauan lo, sekarang seharin file yang tersisa" ucap Shenina semakin menggeram.

"Gak ada, gak ada file yang tersisa. Gue cuma punya 1 file dan itu ada di handphone yang lu curi dari gue" Jawab Sigit tersenyum bahagia menatap uang yang ada didepan matanya.

"Ha? Maksud lo? Lo cuma punya 1 file aja?" Tanya Shenina sedikit bingung.

"Gue gak punya salinannya. Itu Video sekali simpan, gak bisa di copast. Gue pikir anak orang kaya ngerti, ternyata bego juga ya kalian" Sigit kembali menutup koper tersebut.

Shenina hampir tak berkutik mendengar jawaban Sigit.
"J-jadi maksud lo simpen video itu buat apa? Kalau bukan untuk disebar luaskan?"

"Cuma untuk kepuasan gue, dari awal gue gak pernah kepikiran untuk sebarin video itu. Cuma temen lo tiba-tiba malah berulah minta putus, ya gue jadiin senjata lah"

"Eh bangsat! Temen gue gak bakal mutusin lo kalau lo gak sebajingan ini. Lo selalu porotin duit nya Celine, lo bahkan bohong soal pendidikan lo. Terus salah kalau Celine minta putus dari lo?"

"Siapa suruh temen lo percaya? Gue deketin dia cuma karna iseng, temen lo aja yang baper. Dan ternyata dia anak orang kaya. Jackpot lah, gak mungkin gue lepasin, ya gue karang-karang aja cerita, eh malah percaya. Siapa yang bego?"

Shenina semakin menggeram, Ia mengepal tangannya keras rasa ingin menghantam apapun yang ada dihapannya.

"Dasar brengsek!! Gue masih gak percaya sahabat gue harus ketemu sama sampah kayak lo, jijik gue liat muka lo"

Sigit membalasnya dengan senyuman lebar, tanpa penyesalan sedikitpun. Baginya terserah Shenina mau ngomong apa, yang penting uang 500 juta sudah ditangan.

"Serah lu, bye" Ucapnya lalu berjalan keluar meninggalkan Shenina yang masih berdiri ditempat yang sama.

Tak lama Angga dan Celine masuk menyusul.

"Shen? Kamu gapapa?" Tanya Angga yang tak bisa menyembunyikan raut cemasnya.

Shenina hanya menggelengkan kepalanya, lalu Ia melirik Celine yang berdiri tak jauh dari sana. Shenina mengambil beberapa langkah mendekat pada Sahabatnya.

"Celine" Ucapnya pelan, dan langsung memeluk tubuh Celine erat.
"Semua udah selesai Celine, lo gak perlu takut lagi, semuanya udah berakhir" Sambung Shenina dengan air mata yang sudah tidak bisa tertahankan.

Celine tak mengeluarkan sepatah katapun, Ia hanya membalas pelukan Shenina dengan tatapan yang kosong. Rasanya masih tidak percaya bahwa hubungannya dan Sigit benar-benar sudah berakhir.

Calm Boy Friend Vs Hyper Girl Friend [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang