Part 58

208 10 2
                                    

Selamat membaca♡
.
.
.

Shenina menjatuhkan ponselnya ke lantai saat melihat Sigit ada didepan matanya, napasnya rasanya sesak, Ia berjalan mundur karna Sigit terus berjalan mendekat kearahnya.

"Kenapa? Kaget karna gue ada disini? Lo pikir semuanya selesai cuma karna lo jeblosin gue ke penjara? Lo salah bego!"

"Mundur! Jangan mendekat, mundur gue bilang mundur lo anjing!" Teriak Shenina ketakutan.

"Gara-gara lo semuanya jadi berantakan, karna lo ikut campur semua jadi kacau. Harusnya lo gak pernah muncul, mati aja lo bangsat!"

Sigit mencengkram leher Shenina hingga terjatuh keatas sofa. Kaki Shenina memberontak dibawah sana karna menahan sesak. Tapi Sigit tak memperdulikan itu sedikitpun.

"Harusnya gue bunuh aja lo waktu itu, dasar cewe jalang! Mati aja lo! mati!!"

Di waktu yang sama Angga tiba, dilihatnya Shenina sudah tak berdaya menahan sesak karna Sigit masih mencekik lehernya.

Jelas saja Angga terkejut, spontan Angga berlari lalu menendang Sigit dengan keras.

Bugh
Sigit tumbang dalam satu tendangan, tapi tak cukup sampai disitu, setelah melihat Sigit terjatuh, Angga berlari kearahnya lalu duduk diatas tubuh Sigit.

Bugh Bugh Bugh
Pukulan bertubi-tubi melayang kewajah Sigit. "Lo pikir.." Bugh "Siapa.." Bugh "Yang barusan.." Bugh "Lo sentuh bangsat!!!"
Bugh Bugh Bugh

Tanpa ampun Angga terus memukul wajah Sigit yang sudah sangat babak belur, Sigit bahkan tak berdaya untuk menyerang balik.

Dalam keadaan masih dipukul, Sigit berusaha merogoh kantong celananya, Ia mengeluarkan sebuah pisau lipat.

Sruk

Pisau itu menancap pada perut Angga.

Pukulan Angga perlahan memelan, tenaganya seketika hilang karna darah segar perlahan keluar dari tubuhnya.

Saat Angga sudah mulai tumbang karna kesakitan, Sigit memanfaatkan itu untuk kabur dari sana.

Shenina melihat kejadian barusan, tubuhnya bergetar, keringatnya bercucuran karna itu mengingatkannya pada traumanya dimasa lalu.

Shenina bergerak mendekati Angga yang sudah terbaring lemas.

"Angga.. Aaaahkh Anggaaa.." Tangis Shenina pecah melihat Angga terbaring lemas bersimbah darah.

Angga perlahan mengangkat tangannya, untuk menyeka air mata Shenina.
"Aku ga...Papa, jangan.. Na..ngis.. Gak sakit sama.. sekali.."

Shenina masih menangis, kedua tangannya menutup perut Angga yang terluka untuk menghentikan darahnya yang terus mengalir.

"Nggak.. Nggak... Nggak boleh.. Angga aku minta maaf.. Jangan kayak gini, Ngga.. Aaaa"  Shenina terus menggelengkan kepalanya seakan tak percaya dengan apa yang sedang Ia lihat.

"Hiks hiks hiks.. angaa... aku mohon.. maafin aku.. nggak boleh..." Tangisan Gadis itu semakin pecah diakhir kalimatnya.

Angga dilarikan ke Rumah Sakit dengan Ambulan, ditemani oleh Shenina yang masih belum berhenti menangis sedari tadi.

Setibanya di Rumah Sakit Angga langsung dibawa ke ruang operasi, saat ini Ia sudah tidak sadarkan diri. Sementara Shenina menunggu di luar, perasaanya tak bisa tenang, Gadis itu terus mondar mandir tidak karuan dan tak berhenti menangis ketakutan.

Selang beberapa waktu Amara Ibu Angga tiba bersama dengan Gea.

"Shena!"

Shenina menoleh, Ia melihat Amara dan Gea berlari kearahnya.

Calm Boy Friend Vs Hyper Girl Friend [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang