Part 41

201 8 0
                                    

Selamat membaca♡
.
.
.

Sangat sulit bagi Gea untuk menjelaskan keadaannya pada Angga. Tak pernah sedikitpun terbayangkan olehnya bahwa Angga akan mengetahui hal tersebut, jadi mau di sembunyikan bagaimana lagi jika sudah seperti ini?

"Jelasin kak, apa yang udah terjadi? Dia atasan kakak? Ngapain kalian berduaan selarut ini? terus kenapa dia juga berlaku gak sopan sama kakak! Jawab kak Gea?!" Angga terus melontarkan pertanyaan.

Gea menghela napas keras dengan air mata yang mulai berlinang, tapi berusaha untuk ditahan.
"Seperti yang lo liat dan seperti yang lo denger, orang tadi atasan gue dan perlakuan dia yang gak sopan tadi, udah biasa buat gue"

"Apa? M-maksud kakak dia selalu berlaku gak sopan tapi kakak diem aja?" Tanya Angga lagi.

"Kurang jelas yang gue bilang barusan?"

"Lo udah gila ya?!?" Pekik Angga cukup keras.

"Terus gue harus gimana? Setelah kepergian Ayah semua beban dipikul sama mama. Terus gue harus diem aja gitu?

"Tapi tetap aja gak ada satupun yang membenarkan apa yang kakak lakukan barusan, cuma karna butuh uang kakak sampai rela diperlakukan dengan tidak sopan kayak tadi?"

Gea tersenyum simpul.
"Menurut lo? Ada gitu perusahaan besar yang mau nerima gue yang cuma lulusan SMA? Lo pikir dengan uang yang dihasilkan sama mama itu cukup buat kita? Biaya hidup setiap hari, hutang mama yang belum lunas sampai sekarang, terus biaya sekolah lo! Lo pikir cukup ha?!"

"Emang ada yang mau ini terjadi? Dan apa lo gak mikir gimana jadinya kalau mama tau anaknya bekerja seperti ini? Terus juga lo pikir gue akan berterima kasih sama uang yang lo kasi dengan cara jual diri kayak gini!!?"

Plaak
Tamparan Gea mendarat di pipi Angga.
"Cantik banget kata-kata lo Ngga, brengsek"
Gea yang sudah tak bisa menahan air matanya pergi begitu saja meninggalkan Angga yang juga hampir menangis.

~~~~~

Shenina berjalan masuk kedalam rumah dengan mengendap-endap, tanpa menyalakan lampu gadis itu sebisa mungkin tidak menimbulkan suara yang dapat membangunkan Danu.

Ting
Lampu menyala, dan terlihat Danu berdiri dihadapannya.

"AAAKH!! astaga jantung gue, huuh" Shenina mengelus dadanya dengan napas yang sesak karna terkejut.

"Dari mana aja kamu?" tanya Danu sinis.

"Ha? D-dari rumah Celine"

"Gak usah bohong Abang udah telfon Celine"

"Ha?"

"Pergi sama siapa kamu? Dan kenapa pulang selarut ini?"

"Bang aku capek banget ni, mau langsung istirahat aja, kita lanjutin besok aja ya" Shenina perlahan mengambil langkah untuk menghindar dari Danu.

"Stop!!"

Langkah Shenina berhenti.

"Jawab Dek, dari mana dan sama siapa?" Tanya Danu lagi.

Shenina masih diam, gadis itu menundukkan kepalanya tak berani menatap Danu.

"Bahkan sampai akhir pun kamu masih gamau cerita ya. Abang tau kok kamu pergi sama siapa?"

Shenina spontan mendongakkan kepalanya melihat Danu. "Ha?"

"Kamu pergi sama Angga kan?"

Wajah Shenina berubah panik.
'Kok bang Danu bisa tau' Batin Gadis itu.

"Jujur aja kenapa sih? Abang juga gak bakal marah kok"

Mendengar itu Shenina sedikit mendapatkan keberanian untuk berterus terang.

Calm Boy Friend Vs Hyper Girl Friend [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang