Part 10

905 17 0
                                    

Selamat membaca♡
.
.
.

Sandra memasuki ruangan kelas dan mendapati teman-temannya yang terlihat serius membicarakan suatu hal, dan benar saja itu adalah perihal Shenina.

"Ada apaan sih?" Tanya Sandra penasaran kepada teman sebangkunya.

"Tadi Kak Shena sama Kak Celine kesini, terus gatau kenapa tiba-tiba Kak Shena mukanya pucat banget kayak orang ketakutan"

"Ha? Kok bisa? Emang ada apa?"

"Gue juga gatau, tadi anak-anak lagi bercanda main piso-pisoan, terus gatau kenapa Kak Shena ngeliat itu ketakutan, terus Kak Celine langsung teriak nyuruh anak-anak berhenti main"

Sandra terdiam dengan rasa penasarannya yang belum terjawab, Ia menoleh kekursi Angga yang kosong dan hanya ada Reyhan disana. Sandra berjalan menghampiri Reyhan untuk mencari tau lebih jauh.

"Reyhan, Angga kemana?"

"Keluar tadi, dia ikut Kak Celine sama Kak Shena kayaknya" Jawab Reyhan santai.
"Nah tu dia, panjang umur tu anak" Sambungnya lagi saat melihat Angga masuk kedalam kelas.

Angga berjalan lalu duduk dikursinya, sementara Sandra masih berdiri didekat kursi Angga dengan wajah ingin taunya.

"Gimana? Kak Shena gapapa kan?" Tanya Reyhan penasaran.

Angga menggeleng.

"Ada apa sih Ngga? Emang Kak Shena kenapa?"

"Ha? bukan apa-apa kok San"

Sandra kembali ketempat duduknya tanpa mendapatkan jawaban yang pasti, dalam hatinya ia bergumam, nanti harus bertanya pada Celine yang pasti tau persis apa yang sudah terjadi.

Hari itu Shenina pulang bersama dengan Celine, sebenarnya kondisi Shenina sudah membaik, namun Celine tetap kekeh ingin mengantar sahabatnya itu pulang kerumah, rasanya ilIa tidak tenang jika belum melihat Shenina masuk kedalam rumah dengan matanya sendiri.

*Aparteman Shenina

"Celine gue udah gapapa kok, lo ga perlu kali anterin gue sampe kamar gini"

Celine memeluk Shenina, dan itu sedikit membuat Shenina terkejut.

"Apaan sih ni anak, mulai lagi deh kan lebaynya" Shenina berusaha melepas pelukan Celine, namun tidak bisa.

"Shenaa sahabat gue, lo jangan mikirin hal-hal yang bikin lo takut yaa. Lo boleh telfon gue kapanpun lo mau, oke?"

Jujur saja sebenarnya Shenina merasa terharu dengan sikap Celine yang begitu peduli padanya, mata Celine bahkan berlinang saat mengatakan itu.

"Yaudah gue balik dulu, lo tu masih untung gue ga nelfon Bang Danu. Makanya lo nurut aja sama gue, ngerti?"

"Iya baweel, udah sana balik Sandra nungguin ituu dibawah"

Setelah Celine pergi Shenina langsung mandi untuk lebih menenangkan dirinya, setelah mandi Ia mengambil segelas air lalu duduk disofa depan TV.

Shenina meneguk air dari gelas berukuran sedang tersebut hingga tak tersisa setetes pun, setelah selesai diletakkanya gelas itu diatas meja, perlahan air mata Shenina meluap sejadi-jadinya. Ia terisak sendirian diruangan yang hanya ada dirinya sendiri. Entah trauma apa yang telah Ia alami sampai membuatnya begitu tertekan.

Samar-samar teringat olehnya kejadian masa lalu yang membuatnya sangat takut ketika melihat pisau, semakin Ia mencoba untuk melupakan kejadian itu, semakin kencang pula terdengar teriakan Shenina bersama dengan air matanya yang terus bercucuran.

~~~~

Angga menatap ponsel yang terletak di atas meja komputernya, Ia berharap ada pesan dari Shenina untuknya. Beberapa kali dia juga berusaha untuk mengirim pesan namun selalu tidak jadi karna terlalu takut untuk menekan tombol kirim.

Calm Boy Friend Vs Hyper Girl Friend [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang