HAPPY ENDING...
H
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
GBijak yah dalam membaca setiap kalimat didalam cerita ini....
Ambil kebaikan didalamnya dan tinggalkan keburukannya di kolom komentar untuk memeberi tahu aku gimana untuk memperbaiki cerita aku.....
..
Seorang remaja laki-laki tengah duduk dengan jari tangan yang saling menyatu sebagai tumpuan dagunya.
Pikirannya mulai melayang kemana-mana, kenapa dokter itu tidak keluar juga. Sudah hampir 25 menit ia menunggu tapi. Tidak ada tanda-tanda dokter itu keluar. Semoga gadisnya tidak kenapa-kenapa, jika sesuatu telah terjadi dengan gadisnya ia pastikan bahwa orang yang telah melakukan itu, akan tiada hari ini."Gue harus ngomong apa sama mamah?"
Tanya Bara kepada dirinya sendiri, apa yang harus ia katakan jika ibu Bella tahu. Walaupun Ia sudah menelponnya, rasa khawatir jika ibu Bella menganggap bahwa ia tidak becus menjaga Bella. Setelah mendapat kabar dari Bara, Ros segera pergi ke rumah sakit Medika."Gimana kalo, mamah nggak ngijinin gua buat ketemu lagi sama Bella?"
Perkiraan yang negatif mulai membuatnya takut. Ia takut tidak akan ketemu lagi dengan gadis kecilnya."Bara!!"
Bara mengalikan pandangannya menatap orang yang telah memanggilnya."Mah"
Dengan tubuh yang gemetar, Bara berdiri, dari duduknya.
Ia mencium tangan Ros, setelah Ros sampai di depannya."Bella mana?"
Ros bertanya dengan nada khawatir.
Bella adalah harta dan keluarga satu-satunya yang ia punya."Bella lagi di tanganin, sama dokter"
Rasanya Bara ingin menangis saat ini juga, tapi ia mencoba untuk tetap menahan diri."Mah. Maafin Bara. Bara nggak bisa jagain Bella dengan baik"
Sungguh ia sangat menyesal kenapa ia bisa terpengaruh dengan candaan Alvin.
Sampai ia lupa dengan gadisnya sendiri.
Ia menunduk menyesali kesalahannya yang sudah teledor menjaga BellaRos tersenyum, lalu memegang bahu Bara. Bara yang merasakan ada yang memegang bahunya menatap orang itu.
"Kamu nggak salah kok, ini udah takdir dari yang diatas. Kamu jangan salahin diri kamu sendiri"Bara menatap wanita itu dalam, andai saja itu adalah ibunya, jika tidak bisa setidaknya sifat dan rasa sayangnya saja juga tidak apa-apa.
Tapi itu tidak mungkin, sekarang ibunya sedang bersenang-senang di luar negeri dengan ayahnya. Meninggalkan dia sendirian di rumah dengan asisten rumah tangga.Memikirkan itu Bara menunduk, harusnya ia lebih serius menjaga gadisnya. Tuhan sudah sama baik kepadanya dengan memberikan seorang yang sangat baik. Ia harus lebih baik dalam menjaga gadis kecil itu.
Tak berselang lama, seorang pria dengan jas putih keluar dari ruang UGD.
"Gimana keadaan anak saya?""Anak ibu tidak kenapa-kenapa, hanya mengalami benturan kecil di kepadanya. Tapi itu tidak terlalu berbahaya"
Penjelasan dari Dokter yang menangani Bella."Lalu anak saya, sudah sadar?"
Tanya Ros kembali."Belum. Tapi sebentar lagi akan sadar, itu hanya efek dari infus"
Ros mengangguk paham, Dokter itu memandang Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARA [END]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA 15+ MENGANDUNG KATA KASAR DAN AKSI KEKERASAN Ini cerita pertama aku mohon di maklumi jika ada kata yang salah. dan mohon dukungannya agar aku bisah menulis dengan lebih baik lagi _disaat kehadiranmu tidak aku sadari_ ALDEB...