ALDEBARA [END]

08 Lo Dimana

HAPPY ENDING
❤❤❤

H
A
P
P
Y

R
I
D
I
N
G

BIJAK DALAM MEMBACA SETIAP KALIMAT NYA.

.

"Buah, buah apa yang suka ketawa?"

"Ape tuhh?"

"Buahahahaha"

"Anjing lu"

"Gue, gue. Buah,buah apa yang pucet?"

"Ape?"

"Buah Al pucet"

"Hahahhaha"

"Lagi-lagi"

"Daun,daun apa yang gak pernah gugur?"

"Kagak tahu gue"

"Daun telinga"

"Kamperet lu"

Prakkk

Semua orang yang ada di dalam markas kaget saat,Seorang membuka pintu dengan sangat kerasa.

"Anjing"

"Copot ehhh copot"

Kenzo yang melihat Rio dengan mimik panik menghampiri Rio.
"Kenape lo"

"Tauhh bikin kaget aja"
Sambar Riski dari arah belakang.

Rio melihat sekelilingnya semua anggota black king menatapnya dengan tatapan penasaran.
"Ke ruangan rapat utama"
Ucap Rio meninggalkan tempat itu.

Ruang rapat utama hanya bisa di masuki oleh anggota inti saja.
Dan ada juga ruang rapat besar. Ruang rapat untuk semua anggota black king ruangan itu biasanya untuk membicarakan tentang Setertengi untuk tawuran.

"Kenapa?"
Kenzo memulai pembicaraan stelah mereka sampai di ruangan rapat.
Dan duduk di tempat masing-masing.

"Bara nggak ada di sini?"
Tanya Rio yang mebuat mereka mengerutkan dahi.

"Lah gimana sih. Tadi kan si Bara bilang kalian dateng bareng"
Riski heran karena tadi Bara bilang ia akan datang dengan Rio. Sekarang Rio datang nyari Bara gimana ini.

Mereka mengangguk setuju
"Iya bener tuh kata si Riski"

Rio yang mendapat ucapan dari teman-temannya itu pusing sendiri ia bingung bagaimana cara menjelaskan kajadian tadi.
"Iya tadi Bara pulang ke rumah gue tapi dia pamit pulang"

Elvan bingung dengan penjelasan Rio
"Gimana sih maksudnya?"
Sungguh ia tidak mengerti sama sekali.

Rio menarik nafas panjang lalu menghembuskan pelan
"Jadi tadi Bara pamit pulang. Dan mukanya kayak udah nggak kuat lagi."

"Yah mungkin dia emang lagi ada di rumahnya"
Ujar Riski yang memakan cemilan kacang yang tadi ia bawah.

"Tadi gue udah ke rumahnya tapi Baranya nggak ada"
Tadi saat selesai dengan urusannya ia langsung pergi ke rumah Bara tapi Bi Ina mengatakan bahwa Bara tidak ada di rumah.

"Masih di jalan kali"
Sambar Riski tidak mau kalah.

Plakk

"Sakit anjirr"
Riski mengusap tangannya yang dipukul Kenzo.