Cerita ini bakal banyak trigger warning, seperti, Homophobic, Daddy issue, Harsh word.
°°°
Di pekarangan rumah milik seseorang yang sudah menampungnya tiga hari belakangan, setelah pertengkaran dengan sang Ayah yang dimana membuat ia memutuskan untuk pergi dari rumah guna hilangkan stres.
"Malam ini gue nginep lagi, gak apa-apa Ren?" Hadsa bertanya hingga mendapatkan sebuah cubitan dari pemuda di sampingnya.
"Santai aja kali, kayak sama siapa aja lo." Ucap Renjana dibalas tawa kecil dari Hadsa, sembari bergurau ia ucap demikian. "Tapi gue mau pacaran dulu."
Renjana memutar bola mata malas, "Bodo amat anjing."
Tawa itu pun menggelegar di dalam kamar Renjana, "Jangan cemburu gitu dong, sayang." Canda Hadsa dibarengi tatapan menggoda.
"Najis! jauh-jauh lo dari gue." Ujar Renjana sedikit menjauhkan tubuhnya dari pemuda itu.
"Enggak kok Ren. Hari ini libur dulu pacarannya, soalnya pacar keren gue lagi kerja. Gue harus menjadi pacar yang pengertian." Renjana mendengar penuturan kata dari bilah bibir Hadsa pun seketika ingin memuntahkan isi perutnya.
Hadsa kembali melanjutkan ucapannya, "Sekarang giliran gue yang pacaran sama lo."
"Tai, gue laporin pacar lo ya!" Ancam Renjana.
"Dih gak asik ah mainnya lapor-laporan." Ujar Hadsa sedikit menekuk bibirnya ke bawah.
Renjana melihatnya pun sontak berbicara. "Alay banget sih lo."
Ucapan yang dilontarkan Renjana hanya mendapat sebuah senyum tipis dari temannya itu, lantas ia bertanya pada Hadsa. "Laper enggak, Sa?"
Dengan pelan Hadsa mengangguk, "Enggak terlalu, kenapa?"
"Cari makan yuk, keluar?" Ajak Renjana.
"Tumben?" Tanya Hadsa sedikit mengernyit, sebabnya Renjana itu selalu malas jika Hadsa ajak keluar. Jika tengah lapar pun Renjana lebih menyarankan untuk delivery saja.
"Lagi pengen aja, ayo!" Ajaknya kembali.
"Oke, gue yang traktir, ya?"
"Duit dari mana lu?" Tanya Renjana sembari sedikit memicingkan mata. Hadsa mendengus kala ucapan Renjana seperti meremehkannya, demikian ia berujar. "Punya pacar udah kerja buat apa?" Guraunya.
Sontak Renjana memukul pelan bahu sedikit lebih lebar darinya itu, "Gue aduin ya lu, Sa."
"Tai lu." Umpat Hadsa dibarengi tawa dari keduanya, setelahnya mereka beranjak dari tempat tidur memutuskan untuk membeli makanan abang-abang pinggir jalan.
Hadsa menduduki tubuhnya di boncengan membiarkan Renjana yang mengendarai motor hitam bercorak merah miliknya.
Dikarenakan tempat yang dituju tak jauh dari rumah Renjana itu kini telah sampai dalam waktu kurun dari 10 menit. "Gue mau beli gorengan dulu." Pamit Hadsa setelah usai memesan 2 porsi nasi goreng pada pedagang.
Sembari tunggu nasi goreng disajikan Renjana memainkan ponselnya dengan santai, Hadsa sudah kembali berjalan kearahnya. Setelah sampai pun pemuda itu langsung duduk di sebelah Renjana.
Tak lama 2 porsi nasi goreng kini sudah berada di depan keduanya. Hadsa membuka plastik berisi gorengan itu, mengambil 2 tempe goreng lalu meletakkannya ke atas piring nasi goreng tersebut.
Gorengan yang berada di dalam plastik itupun diambil oleh Renjana dan mulai memakannya dibarengi dengan sesuap nasi goreng.
Hadsa pun melakukan hal yang sama, sampai hanya beberapa suapan lagi nasi goreng di piring akan segera habis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [ MARKHYUCK ]
FanfictionBukan hanya sekadar perihal perjodohan saja, namun juga tentang bagaimana bahwa dirinya dijatuhkan ke dalam lingkungan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi di hidupnya. Garis takdir yang bahkan beberapa orang tidak menginginkannya, semua orang...