Bab 7 : Reuni

175 38 32
                                    

Acara reunian satu angkatan berlangsung di salah satu cafe ternama. Itu sebabnya kedatangan pelanggan seketika meludak tanpa diantisipasi terlebih dahulu.

"Nanti kita nyanyi yah, yah, yahh."

"Enggak mau!"

"Ihh kenapaa? Asik tau rame, nanti biar dilihat crush lo tuh pas lo ceritain kelas delapan anjayy!" Jessica terus menghasutnya, mempermalukan diri seperti tahun lalu. Suara Mel mana cocok untuk nyanyi lagu galau malah yang dipilihkan Jessica, dia lebih sering denger pop/rock lagi.

"NGGAK SUKA GUE LAGU KAYAK GITU!" Yang dihasut semakin misuh-misuh mirip bocah SD. Sebenarnya keduanya memang sebelas dua belas seperti siswa SMP yang sedang terjebak cinta monyet.

"DASAR STRESS LO! CUMA LO DOANG YANG NGGAK SUKA LAGU AMBYARNYA TIARA ANDINI, CUMA LO DOANG MEL! CATET!'

Apasi? Mel mengerutkan dahi. Mundur selangkah mendorong lengan Jessica. "MASA IYA LO NGGAK MAU DILIHAT SAMA CRUSH LO!"

"Lo aja kali."

"Hah?! Oh-oh Lo udah nggak suka sama si Bintang ya?? Anjayy udah oleng ke siapa lagi lo? Gue pukul sampe oleng ke Bintang Kejora si cowok brengsekk itu lagi."

"Sebenarnya gue-"

"Diem! Gue tau lo mau bilang lo sayang banget sama Bintang kan??" Sumpah, Mel muak kalau sudah bahas-bahas Bintang. Maksudnya, kaya nggak ada yang lain gitu.

Mel meninggalkan Jessica dengan mulut berbusa, keluar dari toilet pun masih bisa ia dengar ocehan tak jelasnya. Ia menghembuskan napas lelah menyaksikan keramaian di luar sana, kalau bisa ingin melarikan diri saja. Kebanyakan adalah orang-orang yang tidak ia kenal sama sekali.

Berpikir jika mengiyakan ajakan kepalanya jelas akan semakin penuh. Bukan hal yang mudah menyiapkan mental baja untuk sekedar tampil.

Mel juga berpikir Bintang hanya mendekatinya sebab tau dia anak orang kaya raya. Faktanya begitu, padahal kalau dilihat-lihat Mel juga tampil cantik meskipun penampilan di sekolah biasanya sangat berbeda dengan yang asli.

Kalau di sekolah cewek itu sangat berketergantungan dengan kacamata meskipun minusnya tidak terlalu tinggi. Papan tulis masih sulit dilihat jika berada di bangku paling belakang.

Malah sekarang menggunakan kacamata itu lagi dan kunciran kuda seperti hari-hari normal di sekolah. Apakah dia? Tampak sekutubuku itu? Masa iya. Ia meraih rambutnya yang terkuncir. Mungkin karena dia jarang memamerkan rambut panjangnya saat di sekolah seperti cewek populer kebanyakan.

Sementara Lisa? Dia digadang-gadang sebagai bunga sekolah. Walaupun wajah mereka benar-benar mirip penghuni sekolah tidak sadar keduanya kembar. Kecuali Jessica.

Hanya karena penampilan yang jauh berbeda. Jessica sering menyebut punya kepribadian ganda, ah yang ada-ada saja memang.

Lisa selalu tampil sebagai perempuan super feminim, dewasa, dan seksi. Ya tidak salah sih kembarannya itu jauh lebih populer dibanding dirinya selama ini.

Bruk!

"Upss! Sorry yaa, baju lo kena minuman gue ya?? Aduh, aduh maaf ya soalnya... sengaja, HAHAHAHA!!"

Lagi? Circle Tani sialan!

Musuh bebuyutan sejak SMP.
Tapi mari coba biarkan saja dulu. Kita lihat bagaimana cara mainnya, Mel jadi ikut penasaran. Tani dan Winda saling tatap-tatapan seolah merasa puas menganggu seorang cewek kutubuku kembali setelah sekian lama.

Tani mengerutkan dahi jadi heran, kalau biasanya cewek kutubuku itu akan langsung bergetar ketakutan ketika berhadapan langsung dengannya.

Atau bahkan bersimpuh di kakinya untuk meminta ampunan. Mengapa hari ini berbeda? Tidak ada tanda ketakutan, tatapan mata tikus percobaannya tenang menghayutkan. Tapi bagaimana bisa?

Nadi dan Tuan Putrinya [c𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang