002

6.3K 263 4
                                    

HAPPY READING...

.
.
.
.
.

Saat ini Fino berada di rumah sakit dengan kepala nya yang sedang di obati oleh suster dalam keadaan sadar, karena hanya terluka kecil akibat benturan, lalu sikut nya yang juga terluka kecil entah terkena apa tetapi cukup sakit di rasakan oleh Fino.

Fino merasa gelisah saat ini bukan karena menahan pedih lukanya tetapi dia memikirkan seorang wanita yang tak sengaja tertabrak olehnya yang membuat Fino menerima luka luka ini.

"Fin" panggil Satria kepada Fino saat memasuki ruangan rawatnya.

"Gimana wanita itu?" Tanya Fino kepada Satria yang saat kecelakaan diminta oleh Fino untuk mengurus wanita itu.

"Dia gak kenapa kenapa lo tenang aja. Di luka luka di tangan dan kaki tadi sempat mimisan tapi sudah di tangani dokter. Dia pinsan kata dokter kerana kena benturan kepalanya, untunglah wanita itu tidak gagar otak gara gara lo" jelas Satria kepada Fino.

"Gue juga mana tau bakalan begini. Lo udah kabarin keluarganya?" Tanya Fino lagi.

"Sudah, tapi gue bingung gak ada yang bisa di hubungi keluarganya" jawab Satria.

"Bagaimana bisa?"

"Entahlah tapi nomor yang terakhir dia hubungi tidak ada yang menjawabnya"

"Lo gak cari nomor orangtuanya?" Tanya Fino lagi.

"Gue gak buka kontak hp nya"

"Bodoh sekali, anterin gue ke kamar nya" ujar Fino dan Satria pun membantu Fino berjalan ke kamar wanita itu karena kaki Fino juga sedikit sakit akibat keseleo saat pulang dari rumah orangtuanya tadi.

Sesampainya di kamar wanita itu Fino melihat seorang wanita yang terbaring lemas di atas berangkar dengan beberapa luka di wajah mulusnya.

Sekilas Fino menatap gadis itu dan terbesit sebuah rasa tertarik pada wanita itu, Fino merasa kagum dengan kecantikan wanita itu dengan bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir yang mungil jika di rasakan sudah tertebak kalau bibir wanita itu manis.

Secepat mungkin Fino mengalihkan pikiran nya yang tidak tidak, dia fokus untuk mengambil handphone wanita itu lalu duduk di kursi sebelah berangkar tempat tidur rumah sakit dan mengotak atik mencari nomor orang tua dari wanita ini.

"Tidak ada nama orang taunya di sini" ujar Fino setelah beberapa kali mencarinya.

"Coba lo cari kakak atau adiknya" ujar Satria tapi di cari cari pun sama tak ada nama kakak atau adik nya

Jika kalian bertanya bagaimana mereka berdua bisa membuka handphone wanita itu karena memang handphone wanita itu tak di beri lock screen jadi dengan mudah membuka handphone itu. Bukan karena lancang tapi ini urgent.

"Sama tidak ada" jawab Fino.

"Apa wanita ini hidup sebatang kara?" Tanya Satria menebak

"Bisa jadi, lalu jika dia hidup sebatang kara bagaimana setelah ini" ujar Fino bingung.

"Entah" jawab Satria yang membuat Fino kesal karena tak ikut berfikir mencari solusi.

"Ckk kau ini memang—" ucapan Fino tak ia lanjutkan karena handphone wanita itu berbunyi.

"Siapa itu?" Tanya Satria.

"Bu dhe? Aneh" ujar Fino yang tak paham dengan nama kontak tersebut.

"Angkat saja jika dalam bahasa jawa budhe itu artinya bibi atau tante, mungkin dia keluarga wanita ini" tak menunggu lama lagi Fino mengangkat telfon wanita itu.

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang