007

4.5K 192 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Saat ini Amira sedang berada di sebuah taman yang terlihat sepi dengan memiliki suasana yang sejuk dan nyaman. Dia sedang menenangkan dirinya biasanya banyak cacian dan hinaan yang selalu di dapatkan, tetapi Amira selalu berhasil untuk tidak mengambil hati cacian dari mereka.

Amira selalu membuang jauh-jauh cacian tersebut dari orang lain tetapi entah kenapa saat Fino meremehkan Amira karena statusnya dia merasa seperti sangat direndahkan oleh Fino.

Amira menghapus air matanya ketika Fino tiba-tiba berada di sebelahnya dan duduk di sampingnya.

"Kalau bukan mama yang menyuruh mungkin saya tidak akan datang kemari" ucap Fino sambil menatap ke arah depan.

"Lalu kenapa Pak Fino ke sini?"

"Kamu kenapa menangis memangnya saya salah bicara? Yang saya katakan bukannya benar jika kamu memang janda anak satu?"

"Iya bener tapi nggak tahu kenapa saya terlalu baperan mungkin" ujar Amira

"Maaf. Saya bukan bermaksud untuk meremehkan kamu dengan status kamu"

"Saya sudah memaafkan Pak Fino"

"Semudah itu?"

"Saya tidak tahu kenapa orang-orang selalu menganggap status saya ini adalah kesalahan, padahal saya sendiri tidak merasa malu dengan status saya. Saya bangga dengan diri saya karena bisa bertahan hingga saat ini, mungkin di luaran sana mereka akan menelantarkan anaknya tetapi bagi saya, saya tidak bisa menelantarkan anak saya karena anak saya adalah titipan dari Tuhan. Saya bingung kenapa orang-orang selalu menggunjing dan mencaci saya padahal saya tidak pernah punya salah sama mereka" ucapan Amira membuat dirinya tidak bisa menahan air mata yang sudah ia pendam sejak tadi.

Fino merasa bersalah karena tadi sudah meremehkan Amira dengan statusnya itu. Dia merasa sudah menyakiti hatinya sehingga membuat Fino tak tega untuk tidak menghapus air mata Amira.

Fino menghadapkan Amira kepadanya lalu menghapus air mata Amira dengan ibu jari Fino.

"Saya tidak bermaksud menyakiti hati kamu, jangan menangis" ujar Fino.

"Maaf pak mungkin bapak pikir saya terlalu berlebihan sampai saya menangis" ujar Amira yang langsung menghapus air matanya sendiri.

"Apa kamu mau memaafkan saya? Kalau kamu tidak memaafkan saya mama tidak akan mengizinkan saya kembali ke rumah"

"Hahaha" bukan menjawab Amira tertawa mendengar ucapan Fino.

"Kenapa tertawa?" Tanya Fino bingung.

"Lucu aja"

"Lucu?"

"Pak Fino kelihatan nya saja galak tapi kalau sama mama Pak Fino lemah sekali" ujar Mira.

"Kamu tau mama saya lebih galak dari pada saya"

"Nanti saya bilangin ke Ibu Jihan"

"Jangan macem macem nanti suaminya marah sama saya, bagaimana kabar Asya?" Tanya Fino kepada Amira.

"Asya baik kok, Pak Fino makasih sudah menghibur saya"

"Saya nggak ada niat menghibur kamu, ngapain Saya menghibur kamu saya bukan pelawak"

"Tapi bapak lucu"

"Sudahlah cepat kembali mama butuh bantuan kamu"

"Ya sudah kalau begitu saya kembali dulu ya pak"

"Hmm"

Amira meninggalkan Fino di taman. Sedangkan Fino dia mengabarkan kepada Satria dan meminta bantuannya untuk mencari informasi tentang Amira.

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang