048

3.3K 155 3
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Hari hari pun berlalu hingga berganti bulan, baby Vano juga sudah beranjak semakin besar dengan usia 10 bulan. Baby Vano sudah semakin aktif hingga membuat Amira dan Fino kualahan menjaga anak super aktifnya itu.

Pagi ini Amira baru keluar dari kamar mandi di lantai bawah karena sedang memasak dan tadi sempat kebelet buang air kecil. Baru saja Amira keluar dari kamar mandi seketika Fino berjalan ke arah Amira dengan panik.

"Yang Vano mana?" tanya Fino kepada Amira.

"Lho bukan nya sama kamu mas tadi" ujar Amira.

"Iya tadi sama aku tapi pas di tinggal bentar ambil mainan nya udah gak ada, aku fikir lagi sama kamu"

"Mas serius. Kamu gimana sihh? pintu depan di tutup gak?"

"Di tutup, gak mungkin Vano keluar"

"Berarti di dalam rumah mas gak kemana mana, ayo cari cepetan. Duhh kamu gimana sihh mas" ujar Amira dan Fino mulai berpencar mencari dimana keberadaan Vano.

Amira mencari di ruang tamu dan ruang tengah sedangkan Fino mencari ke taman belakang rumah mereka dan hasilnya sama sama tidak ada keberadaan Vano.

"Mas gak ada" ujar Amira saat berpas pasan dengan Fino.

"Di belakang juga gak ada sayang" ujar Fino.

"Duhh kemana sihh mas? Masak Vano di culik mas?"

"Gak mungkin yang, pintu depan aku kunci gak mungkin ada orang lain masuk"

"Terus kemana dong mas"

Fino yang akan mengambil segelas air untuk istrinya supaya tidak panik seketika terkejut dengan anak kecil yang sedang berdiri di sebuah kursi dengan menghadap ke kulkas.

"Yang coba lihat sini cepetan" teriak Fino dan Amira pun melangkahkan kakinya ke arah Fino.

"Apa mas— Ya allah Vano" kejut Amira melihat anaknya sudah berdiri di atas kursi kecil entah bagaimana cara Vano naik ke kursi tersebut.

"Apa mas— Ya allah Vano" kejut Amira melihat anaknya sudah berdiri di atas kursi kecil entah bagaimana cara Vano naik ke kursi tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah tau bagaimana aktifnya anak kamu sekarang kan" ujar Fino sambil menggeleng geleng kepalanya tidak menyangka.

"Ini siapa yang taruh kursi di sini, adek kok bisa buka kulkas sihh" ujar Amira yang langsung mengambil alih anaknya itu dengan wajah gemoy nya sambil tertawa.

"Asya ma yang taruh kursi itu, tadi mau ambil cemilan di rak paling atas" jawab Asya yang datang dari arah tangga.

"Terus adek nya kok bisa naik?" tanya Amira lagi.

"Asya yang gendong adek, tadi adek mau minta jajan Asya yaudah Asya gendong adek naik ke kursi kan Asya gatau adek mau jajan yang mana" ujar Asya dengan santainya.

"Asya lain kali jangan di gendong gendong adiknya. Kamu belum cukup kuat buat gendong adiknya, kalau misal adiknya jatuh dari kursi bagaimana? kamu paham? jangan di ulangi lagi" ujar Amira sedikit meninggikan suaranya.

"Maaf ma, Asya kan cuma mau bantu adek ambil cemilan" ujar Asya yang menunduk merasa bersalah.

"Mama gak suka kalau Asya ngulangi seperti itu lagi"

"Yang udah jangan di marahin Asya nya niatnya baik kok bantuin Vano" ujar Fino.

"Iya tau mas tapi kalau misal tadi kita gak cepet temuin apa yang terjadi sama Vano, dia akan jatuh dan itu sangat bahaya buat Vano" ujar Amira lalu pergi dengan membawa Vano ke lantai dua.

"Sayang sini sama papa" ujar Fino memanggil Asya.

"Maafin Asya pa hikss, Asya cuma mau bantu baby hikss" ujar Asya menghampiri Fino dengan menangis.

"Iya sayang papa tau niat Asya baik, tapi tubuh Asya masih terlalu kecil untuk gendong baby Vano sayang. Bener kata mama kalau Asya tidak kuat bisa bisa adeknya jatuh"

"Asya minta maaf papa" ujar Asya memeluk leher Fino.

"Iya papa maafin, jangan di ulangi lagi ya sayang. Ayo sekarang Asya mandi dulu sama mama di atas ya"

Asya menggelengkan kepalanya menjawab ucapan Fino "Asya gak mau mandi sama mama, Asya takut mama marahin Asya lagi" ujar Asya.

"Yaudah Asya mandi sama papa gimana?" tanya Fino.

"Papa nanti gak bisa kuncirin rambut Asya, Asya mau mandi sendir"

"Papa minta bi Lastri bantu Asya ya" ujar Fino dan Asya pun menganggukan kepalanya.

Setelah itu Fino juga ikut naik ke lantai atas menghampiri Vano dan istrinya yang sedang berada di atas. Fino melihat wajah Amira yang masih tidak bersahabat walau dengan telaten memakaikan pakaian ke tubuh Vano setelah selesai mandi.

"Anak papa udah ganteng aja sihh hmm" ujar Fino melayangkan kecupan di pipi anaknya itu.

"Ihh mandi mas sana keburu telat kamu ke kantornya" ujar Amira kepada Fino.

"Kamu kenapa pagi ini sensi banget?" tanya Fino saat merasakan istrinya begitu beda pagi ini.

"Sensi apa sihh biasa aja" ujar Amira.

"Gak biasanya kamu marah marah sama Asya, dia nangis lho yang kamu marahin begitu" ujar Fino.

"Ya emang dia salah mas udah gendong Vano buat naik ke kursi, aku takut nanti Vano jatuh gimana"

"Ya kamu harusnya bisa bilangin baik baik ke Asya gak perlu marah marah kayak tadi. Kamu bikin dia takut yang"

"Kok kamu malah marahin aku sihh, nanti kalau terjadi apa apa sama Vano gimana? wajar aku khawatir"

"Khawatir boleh tapi jangan sekali pun meninggikan suara kamu ke Asya, kamu itu ibu nya kok masih gatau aja sifat anak kamu gimana" ujar Fino lalu melenggang pergi menuju ke kamar mandi.

Amira terdiam saat Fino memarahi nya dan melanjutkan kegiatan nya memakaikan baju kepada Vano. Amira berfikir kembali dengan ucapan suaminya barusan.

Setelah selesai mandi Fino mengambil pakaiannya sendiri tanpa menggunakan pakaian yang sudah disiapkan oleh Amira. Pagi ini juga Fino merasa kesal dengan Amira setelah perdebatan kecil antara dirinya dan Amira barusan sebelum dia masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi Amira menemani Fino dan Asya untuk sarapan. Asya juga sudah siap menuju ke sekolahnya yang akan di antar oleh Fino.

"Asya sudah selesai belum makan nya?" Tanya Fino kepada Asya.

"Sudah pa" jawab Asya yang juga sudah selesai sarapan.

"Ayo berangkat" ajak Fino langsung mengambil tas Asya dan menggendong anak perempuan nya untuk pergi sekarang juga.

"Kita berangkat. Assalamualaikum" salam Fino yang tidak membiarkan Asya pamit kepada Amira.

"Waalaikumsalam" jawab Amira dengan tatapan bingung karena suami dan anaknya itu tidak pamit secara baik baik kepadanya.

"Adek kayak nya papa sama kakak kamu marah sama mama dehh" ujar Amira kepada Baby Vano yang hanya mengabaikan Amira.

Amira hanya terdiam dan melanjutkan menyuapi Vano setelah itu dia membereskan meja makan sendiri sambil Vano berada di stroller milik baby Vano.

TBC

Rabu, 22 Februari 2023

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang