HAPPY READING
.
.
.
.
.Hari semakin hari terus berlalu kandungan Amira semakin lama semakin membesar dan makin hari juga Amira semakin tidak mau lepas dari Fino.
Minggu minggu awal kehamilan Amira memang tidak merasakan apapun tetapi saat ini usia kandungan nya sudah masuk dua bulan Amira mulai sering mengidam dan semakin susah untuk jauh dari Fino.
Seperti pagi ini Fino sudah siap berangkat ke kantor tetapi Amira terus menahan Fino supaya tidak berangkat ke kantor sekarang juga.
"Sayang gimana aku mau kerja kalau kamu kayak gini, aku janji pulang cepet kok. Sekarang lepasin dulu ya soalnya aku ada meeting yang gak bisa di tunda sayang" ujar Fino kepada Amira.
"Gak mau mas, aku masih mau peluk kamu ngerti gak sihh?" ujar Amira semakin mengeratkan pelukan nya pada Fino.
"Terus meeting aku gimana yang?" ujar Fino.
"Kan ada Satria sama sekertaris kamu, yaudah sihh biarin mereka aja yang meeting" ujar Amira.
"Sayang gak bisa gitu, ini meeting bulanan perusahaan dan selalu di lakukan akhir bulan gini"
"Yaudah sana berangkat, gak usah pulang sekalian. Kamu emang gak pernah sayang sama aku mas hikss sana udah hikss"
"Sayang gak gitu tapi aku harus kerja"
"Gatau aku kesel sama kamu sana udah berangkat gak usah di sini hikss kamu jahat sama aku hiksss. Sayang nanti mama bisa kok besarin kamu sendiri gapapa ya sayang hikss papa kamu gak sayang sama kamu nak" ujar Amira sambil mengusap perutnya dengan lembut.
"Huftt oke aku gak akan ke kantor, tapi aku boleh kerja dari rumah ya?" ujar Fino sambil mengusap puncak kepala istrinya.
"Tapi di kamar aja ya" ujar Amira.
"Iya sayang iya, sebentar ya aku ambil laptop di ruang kerja" ujar Fino.
"Jangan lama lama"
"Iya sayang, mmuuaacchh manja banget istri ku ini" ujar Fino sambil mengecup sekilas bibir istrinya.
Fino senang senang saja istrinya begitu bergantung padanya tetapi terkadang juga Fino merasa pusing dengan tingkah Amira yang tidak menentu apalagi mood ibu hamil tidak stabil itulah yang di jelaskan oleh mama Jihan dan saat ini sedang Fino rasakan dari Amira.
Fino melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuju ke ruang kerjanya sambil menelfon Satria supaya nanti dia di sambungkan dengan meeting kantor.
"Sekalian lo hubungi papa buat wakilin gue yang hadir di sana" ujar Fino kepada Satria.
"Iyaudah santai aja, lo nikmati tu masa masa istri lo hamil kan lo sendiri yang pengen istri lo cepet hamil kan"
"Iya makanya ini gue lagi nikmati, yaudah jangan lupa lo hubungi papa"
"Oke aman bos"
"Thank you Sat"
Setelah itu Fino kembali ke kamar saat telah menghubungi Satria. Fino mengambil meja lipat kecil dan meletakan di depan nya.
"Barusan bicara sama siapa mas?" tanya Amira saat Fino sudah duduk di sampingnya.
"Sama Satria sayang, barusan aku minta Satria buat hubungi papa supaya hadir mewakili aku disana"
"Oke yaudah kamu kerja aja tapi jangan jauh jauh dari aku" ujar Amira.
"Iya sayang, jangan berisik ya soalnya nanti juga banyak para petinggi perusahaan disana"
"Iya mas sayang"
Cup
"Gemas sekali istri ku ini" ujar Fino sambil megusap kepala istrinya.
Amira duduk di samping Fino sambil menyandarkan kepalanya di lengan Fino. Amira baru pertama kali ini melihat Fino yang fokus dengan pekerjaan nya dan melihat wajah tampan suaminya itu saat menggunakan kaca mata yang bertengger di hidung mancung suaminya.
"Kenapa sayang?" tanya Fino saat menyadari istrinya memperhatikan nya.
"Gapapa mas" jawab Amira.
"Terus kenapa lihatin aku?" tanya Fino lagi.
"Kamu makin ganteng aja kalau pakai kaca mata pas kerja gini" ujar Amira.
"Bisa aja istri ku, mau apa bilang aja gak usah pakai muji muji begitu" ujar Fino.
"Gak pengen apa mas, emang aku muji kamu karena kamu ganteng"ujar Amira sambil tertawa kecil
"Keturunan papa memang tidak pernah gagal ya Mir" ujar seseorang membuat Amira terkejut mendengar suara papa mertuanya
"Kok ada papa mas?" tanya Amira berbisik.
"Kan aku udah bilang mau meeting juga ada papa wakili aku disana"
"Ohh, maaf ya Pa. Mas Fino gak bisa ke kantor. Amira gak mau jauh jauh dari Mas Fino" ujar Amira kepada papa mertuanya.
"Iya gapapa nak, papa paham kok. Kamu lagi hamil dan gak mau jauh jauh dari suami kamu"
"Pa di mulai aja meeting nya silahkan" ujar Fino dan barulah Fino mulai kembali fokus kepada pekerjaan nya.
Fino sepanjang meeting tidak pernah mengabaikan Amira sedikit pun, istrinya itu selalu minta di manja oleh Fino dan sesekali Fino melayangkan ciuman kepada Amira walau dengan drama menutupi kamera laptopnya supaya tidak ada yang tau jika Fino juga bermesraan dengan istrinya.
"Silahkan pak Fino kalau mau menambah kan saran dari masing masing divisi"
"Oke selamat pagi semua. Sebelumya saya mau minta maaf karena tidak bisa hadir langsung bersama kalian karena ada sesuatu yang tidak bisa saya beritahukan kepada kalian. Saya cuma mau beri masukan sedikit untuk divisi marketing, tolong kalau memasarkan produk lebih kreatif lagi untuk menawarkan produk kita dan lakukan trik marketing yang baik supaya konsumen bisa dengan mudah mengambil unit dari kita. Divisi keuangan tolong di saring lagi pengeluaran kantor dan saya mau laporan bulan ini berikan kepada papa saya dan saya akan mengeceknya nanti. Mungkin itu saja dari saya untuk divisi lain juga tolong kerja sama selalu di tingkatkan, kalian adalah tim bukan individual yang bekerja sendiri sendiri. Terimakasih" ujar Fino
"Hmm suami aku keren banget sihh" puji Amira saat Fino selesai berbicara.
"Suami siapa dulu dong" ujar Fino.
"Baik saya rasa meeting bulan ini sampai di sini saja, dan bagi saya setiap bulan kalian semakin bekerja dengan baik. Terimakasih juga atas kerja sama kalian tiap harinya dan sampaikan kepada setiap anggota kalian untuk semakin kompak kedepan nya seperti apa yang sudah Fino katakan barusan"
Setelah itu Fino sedikit menjauhkan laptopnya dari dirinya karena dia rasa meeting sudah selesai. Fino mendekati sang istri dan menelungkup kan ke perut Amira.
Fino memberikan kecupan kecupan di perut Amira dan mengusap usapkan tangan nya di atas perut Amira yang sedikit membuncit karena masih berusia dua bulan.
"Ahh mas geli" ujar Amira saat Fino menggesek gesekan hidungnya di perut Amira.
"Fino matikan dulu sambungan kamu" ucap seseorang membuat Fino terkejut dan ternyata kamera laptop nya tepat menghadap kepada Fino dan Amir.
Dengan secepat kilat Fino mematikan laptopnya dan merasa malu karena kemanjaan nya pada sang istri di jadikan tontonan oleh banyak orang di kantor nya.
"Ihh mas kok kamu bisa lupa sihh matiin laptop nya, kan jadi malu mereka jadi mikir kita melakukan hal yang tidak tidak"
"Namanya lupa sayang, lagian ngapain malu kita bukan sepasang kekasih yang melakukan zina"
"Iya tapi kan malu di lihatin mas"
"Udah gapapa, nanti malam ke rumah papa ya sekalian aku mau ambil berkas meeting barusan"
To Be Continued
Jum'at, 20 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine (END)
General FictionFOLLOW DULU KALAU MAU BACA Ada beberapa part berbau cerita dewasa⚠️ ⚠️ Squel KIKSK Kalau belum baca kakak ipar ku suami ku di baca dulu ya karena ini squel nya jadi saling berhubungan dengan cerita sebelumnya. Di cerita ini menceritakan Elfino Setya...