034

3.2K 164 4
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Saat ini Amira sedang menunggu Asya pulang sekolah, Amira menjemput Asya bersama sopir karena dia tidak di perbolehkan membawa mobil oleh Fino.

Amira menunggu di depan pintu gerbang sambil menunggu Asya keluar dari sekolahnya. Amira terkejut dan tidak begitu menghiraukan pria yang melangkah mendekati Amira.

"Ehhm boleh saya duduk?" tanya pria itu kepada Amira.

"Duduk saja, tidak perlu izin saya ini tempat umum" ujar Amira ketus.

"Siapa tau suami kamu akan marah jika saya duduk di dekat kamu" ujar pria itu.

"Suami saya tidak akan mudah emosi dengan hal sepele" ujar Amira.

"Asya sekolah di sini juga?" tanya Angga. Pria itu adalah Angga yang membuat Amira sangat malas berbincang atau bertemu dengan pria itu.

"Iya"

"Kalau begitu sama seperti Nara anak saya" ujar Angga tetapi Amira hanya diam tidak menimpali ucapan Angga lagi.

"Kamu hamil?" tanya nya membuat Amira sedikit menoleh kepada Angga.

"Iya" jawab Amira lagi.

"Berapa bulan?" tanya Angga.

"Dua bulan satu minggu" jawab Amira.

"Selamat ya, semoga anak itu memang anak Fino"

"Kamu pikir di dalam rahim saya anak siapa lagi? Saya tidak pernah melakukan hubungan selain dengan suami saya, suami saya juga hampir tiap hari melakukan nya dengan saya jadi tidak perlu di ragukan lagi kalau ini anak suami saya" ujar Amira lalu pergi begitu saja meninggalkan Angga.

Amira melangkahkan kakinya untuk menuju ke mobil dan dia lebih memilih menunggu Asya yang tak kunjung keluar dari dalam mobil saja karena dia malas dengan Angga.

Angga sendiri merasa ada yang aneh pada dirinya, entah kenapa saat tau Amira hamil dan mendengar ucapan Amira tadi Angga merasa ada sesuatu menusuk pada hatinya.

Angga jadi teringat saat dulu dia melakukan hubungan suami istri dengan Amira dan dia terbayang kembali jika suatu saat dirinya bisa mengulang waktu.

Angga langsung membuang jauh jauh pikiran kotornya itu dan menghampiri anaknya yang sudah berjalan ke arahnya. Angga membawa anaknya untuk pulang ke rumah dan buru buru supaya cepat sampai ke rumah.

Hari ini memang sengaja Angga yang menjemput Nara anak nya karena istrinya masih berada di luar kota sejak kemarin. Entahlah Angga bingung harus mengatakan bagaimana lagi saat istrinya tidak mau berhenti bekerja dan diam di rumah untuk menjadi ibu rumah tangga.

"Nara ganti baju sama Bibi ya, papa mau ke kamar dulu" ujar Angga lalu pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban anaknya.

Angga buru buru masuk ke dalam kamar dan menuju ke kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu yang sejak tadi di tahan oleh nya sejak berada di sekolah anaknya.

"Astaga Amira ahh melihat sekilas tubuhmu saja membuat milik ku berdiri ahh" desah Angga saat menuntaskan sesuatu di dalam kamar mandi.

Setelah menuntaskan sesuatu Angga keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuh bagian bawahnya. Angga keluar juga dengan rambut yang masih basah setelah keramas.

"Sayang kamu kok udah di rumah, terus siang siang gini ngapain kamu mandi? kamu baru bangun?" tanya Viona istrinya yang sudah berada di kamar dengan koper yang ada di genggaman nya

"Kamu sudah pulang? Istirahat lahh" ujar Angga.

"Mas kamu belum jawab pertanyaan ku, ngapain kamu mandi jam segini? Kamu gak habis ngapa ngapain kan? Mas kamu jangan macem macem ya mentang mentang aku keluar kota"

"Kamu diam, aku cuma lagi gerah saja makanya mandi" ujar Angga lalu menuju walk in closet.

"Mas aku laper" ujar Viona memeluk suaminya dari belakang.

"Kalau lapar tinggal makan, kamu ngapain masih laporan ke aku" ujar Angga sambil menganbil pakaian nya.

"Tapi aku mau makan bareng sama kamu, mau ya? Kita makan siang di restoran sekalian sama Nara"

"Aku sibuk, setelah ini aku harus balik ke kantor"

"Mas sekali aja makan siang bareng keluarga masak gak mau sihh"

"Lain kali saja Vi, aku masih banyak kerjaan. Ini saja pekerjaan aku di ambil alih sama sekretaris aku"

"Yaudah dinner nanti malam gimana?"

"Terserah kamu aja"

"Oke thank you baby, nanti malam kita dinner ya sama Nara jugak"

"Iya" jawab Angga lalu kembali mengenakan pakaian saat Viona sudah menjauh dari Angga.

Setelah itu Angga keluar dari kamar menuju ke mobil untuk segera kembali ke kantor nya. Angga kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan nya kembali.

"Pak Angga" panggil seseorang membuat langkah Angga yang akan masuk ke dalam ruangan nya menjadi terhenti.

"Ada apa?" tanya Angga kepada Asisten nya

"Ada yang mau saya bicarakan kepada bapak" ujar Mario asisten Angga yang juga teman Angga.

"Masuk" ujar Angga.

Angga duduk di sofa yang ada di ruangan nya dan di ikuti Mario yang juga duduk di sana. Angga dan Mario memang berlaku profesional ketika di kantor dengan menggunakan bahasa yang formal namun ketika berdua seperti ini mereka akan berucap dengan bahasa yang santai.

"Ga lo lagi banyak pengeluaran bulan ini? selain anniversary kantor dan pernikahan lo?" tanya Mario.

"Nggak ada, kebutuhan untuk anniv kantor gue ambil dari uang perusahaan sendiri"

"Yakin lo?"

"Kenapa?"

"Kemarin gue cek pengeluaran dari atm yang lo pegangkan ke Viona, dalam dua hari ada penarikan dua ratus juta lebih dari atm itu. Gue rasa untuk persiapan anniversary tidak akan menghabiskan biaya sebanyak itu"

"Coba gue liat riwayat penarikan nya" ujar Angga dan Mario memberikan riwayat bukti penarikan uang.

"Di sana memang tertera beberapa kali penarikan tapi dalam dua hari dua ratus juta buat apa Ga"

"Ini juga ada riwayat transfer ke rekening yang sama" ujar Angga

"Ga mending lo tanya kan ini ke istri lo, kemungkinan istri lo habis beli mobil baru"

"Gak mungkin karena di rumah tidak ada tanda tanda mobil baru"

"Terus buat apa?"

"Oke thanks nanti gue tanyakan istri gue"

"Yaudah itu doang yang mau gue bicarain, gue balik ke ruangan dulu"

"Yaudah"

Angga merasa ada yang janggal dengan ini, akhirnya Angga menghubungi pihak bank atam tersebut dan menanyakan kepastian nya.

"Tolong selidiki semuanya" ujar Angga dalam telfon.

Setelah itu Angga pun kembali mengerjakan pekerjaan nya dan mencoba untuk tidak terpengaruh dengan pikiran pikiran negatifnya kepada sang istri karena sudah menghabiskan uang sampai dua ratus juta.

Angga tidak mempermasalahkan sebenarnya tetapi dia hanya ingin tahu untuk apa uang dua ratus juta yang di ambil dalam waktu dua hari saja tanpa adanya konfirmasi kepada Angga sendiri.

TBC

Rabu, 25 Januari 2023

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang