026

4.1K 193 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Sudah satu minggu Fino mendiam kan Amira, tidak makan masakan Amira, dan tidak sedikit pun menyentuh Amira. Entah Fino masih belum bisa menghilangkan rasa kecewanya kepada Amira yang tega teganya meminum pil kontrasepsi sedangkan setiap kali mereka bercinta Fino mencium perut Amira dan berharap untuk segera di berikan momongan.

Fino selama satu minggu ini juga tidak pernah mau satu ruangan dengan Amira jika dia berada di ruang tamu lalu Amira datang menghampiri nya, dengan cepat juga Fino pergi menghindari Amira.

Saat ini Fino baru saja keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan handuk di pinggangnya yang sampai di atas lututnya. Fino melihat Amira yang juga berada di dalam kamar membuat dia mengambil kaos dan celana santainya lalu menuju ke pintu keluar kamar.

"Buka pintunya" ujar Fino saat membuka pintu namun terkunci.

"Nggak mau" jawab Amira kepada Fino.

"Buka atau saya dobrak pintu ini" ujar Fino kepada Amira.

"Aku akan buka kalau kamu dengerin aku bicara dulu mas" ujar Amira.

"BUKA SAYA BILANG!" Teriak Fino yang membuat nyali Amira menciut.

Walau sedikit takut tetapi Amira mencoba memberanikan diri. Amira melangkahkan kakinya lalu dengan cepat memeluk Fino dari belakang.

Fino bisa merasakan hangatnya tubuh Amira yang menyentuh punggung belakang badan nya yang sedikit basah karena baru selesai mandi.

"Mas maafin aku hikss aku gatau harus gimana lagi mas aku minta maaf hikss. Aku gak mau kamu terus diamin aku kayak gini mas maafin aku hikss" ujar Amira sambil memeluk Fino.

"Lepas Amira" ujar Fino dingin.

"Aku gak mau mas, aku gak akan lepasin kamu hikss maafin aku mas. Aku tau aku salah hikss gak seharusnya aku minum pil itu, aku cuma takut Asya jadi gak keurus mas kalau aku punya anak lagi. Aku sayang banget sama kamu mas jangan diemin aku gini, aku gak bisa di diamin terus sama kamu mas hikss maaf"

"Seharusnya dari awal bilang kalau kamu tidak mau punya anak dari saya"

"Aku bukan gak mau punya anak dari kamu mas hikss tapi aku masih mau fokus sama Asya"

"Kalau gitu kamu egois namanya, kamu mungkin sudah merasakan punya anak tapi saya belum Amira. Saya juga mau punya anak kandung saya sendiri"

"Iya mas maaf aku gak akan lakuin hal itu lagi hikss aku minta maaf. Aku bakal lakuin apapun asal kamu mafin aku mas hikss aku minta maaf aku gak maksud buat kamu kecewa aku minta maaf hiks hikss"

Fino semakin merasakan air mata Amira yang deras mengalir dan akhirnya Fino meletakan baju yang tadi ia bawa ke sofa lalu membalikan badan menghadap Amira.

Fino melepaskan pelukan Amira dan dia menangkup kedua sisi pipi Amira dan mengusap air mata wanita nya dengan ibu jari.

"Kamu tau kenapa saya sangat marah saat tau kamu meminum pil itu?" Tanya Fino kepada Amira dan Amira menggelengkan kepalanya.

"Karena saya mau dengan cepat menghamili kamu supaya kamu tidak bisa lepas dari saya karena ada anak di antara kita. Saya sayang sama kamu dan hanya saya yang boleh memiliki kamu. it's youre mine"

"Semenjak ada Angga yang tinggal di depan rumah kita, saat itu lahh saya semakin berharap untuk menghamili kamu. Mungkin kalau di katakan saya posesif atau cemburu, ya saya akui itu because i love you and youre mine"

"Aku juga sayang kamu mas, i love you. Maafin aku yang udah buat kamu kecewa"

"Its oke, saya juga minta maaf sama kamu udah mendiami kamu selama satu minggu ini"

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang